Dortmund, dari Heavy Metal Football ke Modern Jazz

Jum'at, 26 Oktober 2018 - 11:11 WIB
Dortmund, dari Heavy Metal Football ke Modern Jazz
Dortmund, dari Heavy Metal Football ke Modern Jazz
A A A
MENGALAHKAN Atletico Madrid tidak akan pernah menjadi pekerjaan mudah. Apalagi, bisa bersenang-senang dengan mencetak empat gol ke gawang pasukan Diego Simeone.

Tapi, inilah yang dilakukan Borussia Dortmund pada Kamis (24/10). Dortmund berhasil mengalahkan Atletico pada matchday ketiga Grup A Liga Champions. Inilah jumlah gol terbanyak yang bersarang ke gawang Los Rojiblancos sejak ditangani Simeone pada 2011 di semua ajang yang diikuti.

“Kami harus memberi selamat kepada lawan kami,“ kata Simeone, setelah pertandingan. Meski kalah, pelatih asal Argentina itu terlihat tak menyesal. Dia justru memberikan sederet pujian kepada pasukan Lucien Favre.

Menurut Simeone, Dortmund bermain baik dan enak ditonton, memiliki ritme cepat, dinamis, dan efisien di depan gawang sehingga menguasai jalannya pertandingan. Kemenangan Dortmund ditentukan melalui gol Alex Witsel pada menit ke-38, Raphael Guerreiro (73, 89), dan Jadon Sancho (83).

“Saya telah melihat banyak hal baik dan kami akan mengambil pelajaran dari hasil ini,” sebut Simeone. Simeone memang tak perlu memberikan argumen berlebih. Karena, mereka bukan tim pertama yang dipermalukan Dortmund.

Die Borussen belum tersentuh kekalahan dari 12 pertandingan di semua ajang tahun ini. Mereka berada di puncak klasemen Bundesliga dengan enam kemenangan dan dua imbang. Die Borussen juga menjadi tim terproduktif dengan 27 gol berhasil dicetak.

Tapi, dari tujuh pertandingan terakhir di semua ajang, Dortmund sukses mengoleksi 30 gol dan hanya kebobolan lima gol. “Kami mengalahkan tim besar. Jelas ini adalah sesuatu,” tandas Favre. Semua sukses Dortmund tak lepas dari sentuhan Favre yang didatangkan musim ini.

Pelatih asal Swiss itu sukses membuat Dortmund berada dalam jalur perebutan gelar juara. Selain itu, Die Borussen sudah memiliki warna baru dari sisi permainan.

Jika sebelumnya Dortmund berhasil dengan “heavy metal football” di era Juergen Klopp memainkan, menurut media Jerman, Favre memainkan sepak bola rasa modern jazz. Ada banyak ruang untuk improvisasi dan ekspresi individual, tapi tetap dalam kerangka yang terdefinisi dengan baik untuk memastikan semua bagian cocok secara harmonis.

Dengan orang-orang seperti Marco Reus dan Achraf Hakimi, Dortmund memiliki perpaduan antara pemain muda dan berpengalaman. Dortmund kini memiliki Jacob Bruun Larsen, Christian Pulisic, Axel Zagadou, Achraf Hakimi, Manuel Kanji, dan Maximilian Philipp.

Dortmund memiliki usia rata-rata 24,7 tahun dalam starting line-up mereka. Hasilnya, adalah tim yang solid di belakang, umpan cepat, gerakan tajam, dan finishing luar biasa.

“Tentu saja tujuan kami adalah membangun tim yang dapat memenangkan gelar dalam jangka panjang, saya dapat mengatakannya dengan jelas. Tapi, terkadang butuh dua atau tiga tahun,” tandas Favre.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7711 seconds (0.1#10.140)