Hasil Imbang Melawan Southampton, Mou Kritik Pogba
A
A
A
SOUTHAMPTON - Jose Mourinho kembali mengkritik kinerja pemainnya setelah bermain imbang 2-2 saat melawan Southampton di St Mary Stadium, (2/12).
Hasil yang membuat The Red Devils untuk pertama kali sejak Desember 2017 gagal meraih kemenangan dalam tiga pertandingan terakhir Liga Primer. Kali ini, kritik Mou terbilang keras dan frontal layaknya sedang menggelar perang terbuka kepada pemainnya.
Dia menyebut tidak memiliki banyak anjing pemarah yang bisa menggigit bola dan menekan lawan sepanjang waktu. “Kami tidak memiliki banyak pemain dengan semangat seperti itu. Tim kehilangan banyak bola di lini tengah,” katanya, setelah pertandingan, dikutip Sky Sports.
Dia merasa heran kenapa pemain tengah tidak bisa berpikir dan bermain simpel. Membuat keputusan saat mendapatkan bola, melakukan satu atau dua sentuhan. “Intinya adalah bermain simpel. Karena simpel adalah kejeniusan. Tapi, kami memilih bermain dengan jalan rumit,” tandasnya.
Melawan Southampton, Mourinho menurunkan tiga pemain tengah, Paul Pogba, Marouane Fellaini, dan Ander Herrera. Meski tidak menyebut nama, melihat tiga pemain tersebut, kritik pedas Mou hampir pasti ditujukan kepada Pogba.
Menurut whoscored, penampilan pemain asal Prancis itu berada di angka rata-rata, masih kalah dari Fellaini dan Herrera. Sepanjang laga, Pogba hanya melakukan dua kali tembakan, dua kali tekel, dan gagal memberikan umpan kunci.
Dari sisi passing, akurasinya hanya berada di angka 84%, dengan rincian 51 passing dengan 43 passingakurat. Dia juga hanya memiliki 83% driblesukses.
“Tidak ada masalah dengan sistem yang kami mainkan. Semua karena karakter para pemain. Lawan memiliki awal lebih baik membuat kami berada dalam kesulitan,” tutur mantan pelatih Chelsea dan Real Madrid itu.
Kritik Mou kepada Pogba memperlihatkan jika keduanya memang belum sepenuhnya berdamai. Kedua kubu seperti saling bertukar komentar dalam lingkup berbeda. Pogba kadang mengekspresi kannya di media sosial dalam bentuk sinyal, sedangkan Mou melakukannya saat jumpa pers dengan terbuka.
Situasi ini yang membuat spekulasi masa depan mantan pemain Juventus itu semakin tidak pasti. Opsi yang muncul, Pogba akan pergi ke Barcelona seperti kabar santer yang beredar sejak awal musim atau kembali ke Juventus, tempat di mana dia bersinar dan menjadi pemain termahal.
Meski Pogba datang di era Mou, gelandang berusia 25 tahun itu memang bukan tipikal pemain Mou. Selama ini, Mou lebih menyukai pemain dengan karakter pekerja keras, ngotot, dan berani mati menjalankan instruksinya.
Sayang, itu tak dimiliki Pogba. Alasan itu pula yang membuat Mou tak pernah menjadikan Juan Mata dan Anthony Martial sebagai langganan starter, meski keduanya sering menjadi penyelamat angka saat diturunkan sebagai pemain pengganti.
Berbeda dengan Fellaini, Matic, dan Herrera yang memiliki karakter sesuai keinginan Mou. Sementara untuk penyerang, Mou mulai memberikan ruang kepada Marcus Rashford sebagai salah satu starter bersama Romelu Lukaku.
Menurut Mou, meski hanya bermain 77 menit, Rashford bermain dengan menutupi segala kekurangan yang seharusnya dilakukan pemain lain.
“Di satu sisi mampu bertahan, lalu mencoba memberikan solusi di lini tengah agar bola mengalir ke para pemain penyerang. Dia mencoba melakukan segalanya,” ujarnya.
Sementara Herrera tidak menyembunyikan kekecewaannya pada hasil imbang yang diraih, meski bangkit dari ketinggalan 0-2 melalui gol Stuart Amstrong pada menit ke-13 dan Cedric Soares (20).
MU menyamakan kedudukan lewat Lukaku (33) dan Herrera (39). “Kami kehilangan dua poin. Tapi, kami harus melupakan tentang klasemen dengan mencoba memenangkan setiap pertandingan,” tandas Herrera.
Hasil yang membuat The Red Devils untuk pertama kali sejak Desember 2017 gagal meraih kemenangan dalam tiga pertandingan terakhir Liga Primer. Kali ini, kritik Mou terbilang keras dan frontal layaknya sedang menggelar perang terbuka kepada pemainnya.
Dia menyebut tidak memiliki banyak anjing pemarah yang bisa menggigit bola dan menekan lawan sepanjang waktu. “Kami tidak memiliki banyak pemain dengan semangat seperti itu. Tim kehilangan banyak bola di lini tengah,” katanya, setelah pertandingan, dikutip Sky Sports.
Dia merasa heran kenapa pemain tengah tidak bisa berpikir dan bermain simpel. Membuat keputusan saat mendapatkan bola, melakukan satu atau dua sentuhan. “Intinya adalah bermain simpel. Karena simpel adalah kejeniusan. Tapi, kami memilih bermain dengan jalan rumit,” tandasnya.
Melawan Southampton, Mourinho menurunkan tiga pemain tengah, Paul Pogba, Marouane Fellaini, dan Ander Herrera. Meski tidak menyebut nama, melihat tiga pemain tersebut, kritik pedas Mou hampir pasti ditujukan kepada Pogba.
Menurut whoscored, penampilan pemain asal Prancis itu berada di angka rata-rata, masih kalah dari Fellaini dan Herrera. Sepanjang laga, Pogba hanya melakukan dua kali tembakan, dua kali tekel, dan gagal memberikan umpan kunci.
Dari sisi passing, akurasinya hanya berada di angka 84%, dengan rincian 51 passing dengan 43 passingakurat. Dia juga hanya memiliki 83% driblesukses.
“Tidak ada masalah dengan sistem yang kami mainkan. Semua karena karakter para pemain. Lawan memiliki awal lebih baik membuat kami berada dalam kesulitan,” tutur mantan pelatih Chelsea dan Real Madrid itu.
Kritik Mou kepada Pogba memperlihatkan jika keduanya memang belum sepenuhnya berdamai. Kedua kubu seperti saling bertukar komentar dalam lingkup berbeda. Pogba kadang mengekspresi kannya di media sosial dalam bentuk sinyal, sedangkan Mou melakukannya saat jumpa pers dengan terbuka.
Situasi ini yang membuat spekulasi masa depan mantan pemain Juventus itu semakin tidak pasti. Opsi yang muncul, Pogba akan pergi ke Barcelona seperti kabar santer yang beredar sejak awal musim atau kembali ke Juventus, tempat di mana dia bersinar dan menjadi pemain termahal.
Meski Pogba datang di era Mou, gelandang berusia 25 tahun itu memang bukan tipikal pemain Mou. Selama ini, Mou lebih menyukai pemain dengan karakter pekerja keras, ngotot, dan berani mati menjalankan instruksinya.
Sayang, itu tak dimiliki Pogba. Alasan itu pula yang membuat Mou tak pernah menjadikan Juan Mata dan Anthony Martial sebagai langganan starter, meski keduanya sering menjadi penyelamat angka saat diturunkan sebagai pemain pengganti.
Berbeda dengan Fellaini, Matic, dan Herrera yang memiliki karakter sesuai keinginan Mou. Sementara untuk penyerang, Mou mulai memberikan ruang kepada Marcus Rashford sebagai salah satu starter bersama Romelu Lukaku.
Menurut Mou, meski hanya bermain 77 menit, Rashford bermain dengan menutupi segala kekurangan yang seharusnya dilakukan pemain lain.
“Di satu sisi mampu bertahan, lalu mencoba memberikan solusi di lini tengah agar bola mengalir ke para pemain penyerang. Dia mencoba melakukan segalanya,” ujarnya.
Sementara Herrera tidak menyembunyikan kekecewaannya pada hasil imbang yang diraih, meski bangkit dari ketinggalan 0-2 melalui gol Stuart Amstrong pada menit ke-13 dan Cedric Soares (20).
MU menyamakan kedudukan lewat Lukaku (33) dan Herrera (39). “Kami kehilangan dua poin. Tapi, kami harus melupakan tentang klasemen dengan mencoba memenangkan setiap pertandingan,” tandas Herrera.
(don)