Johann Zarco Ingin Tiru Jejak Jorge Lorenzo di Ducati
A
A
A
JEREZ - Johann Zarco terang-terangkan ingin mengikuti jejak Jorge Lorenzo yang ketika pindah dari Yamaha ke Ducati. Meski mengawali masa sulit di awal kepindahannya, Lorenzo bisa mencapai penampilan terbaiknya bersama Ducati dengan meraih naik podium pertama pada musim 2018.
Zarco musim depan resmi akan bergabung dengan KTM. Mantan pebalap Tech 3 itu belum mengawali musim yang mulus bersama RC16. Ia mengalami kecelakaan dua kali di Valencia dan berada di luar posisi 15 ketika melakukan tes di Jerez.
Tapi dalam perjalanan waktu, Zarco mulai menemukan gaya membalapnya. Ia terus mengasah kemampuan untuk lebih klop dengan karateristik RC16 agar bisa semakin kencang.
“Kita harus ingat saat Lorenzo membalap dengan Ducati, butuh waktu lama baginya beradaptasi. Dan saat ia menang, rasanya seperti melihatnya dengan Yamaha, perbedaanya tidak besar. Itu berarti, kuncinya adalah bekerja dengan motor. Memberi feeling lebih baik kepada pembalap,” ujar Zarco seperti dikutip Motorsport, Selasa (11/12/2018).
“Saya tetap berpikiran terbuka untuk beradaptasi, dan meningkatkan kemampuan saya dengan motor. Namun kami tahu bahwa bertahan dengan beberapa cara, jika tim tahu itu adalah cara bagus, itu akan terbayar.”
Zarco menambahkan untuk musim depan tak akan terpengaruh dengan gaya agresif Pol Espargaro yang akan menjadi rekan barunya di tim. “Oleh karena itu saya harus menemukan basis saya, karena saya tak bisa membalap seperti Pol. Saya bisa menemukan beberapa gagasan, dan terkadang mencoba hal seperti yang dilakukannya,” tambah pembalap 28 tahun itu.
“Saya tak bisa menirunya, dan saya tahu gaya balap smooth saya bagus. Ini benar-benar gaya balap Zarco, saat saya memiliki feeling bisa sangat konsisten, dan tiap waktu kami meningkatkan catatan waktu. Saat kami bisa konsisten dengan catatan waktu 1 menit 38 detik, itu akan sangat menarik.”
Selain itu, 2019 juga akan menjadi tahun pertama Zarco sebagai pembalap pabrikan, setelah dua musim pertamanya menjadi pembalap satelit Yamaha. Zarco harus menyesuaikan dirinya dengan perbedaan tim pabrikan, mulai jumlah komponen yang harus diuji, serta dukungan KTM untuknya, dan juga Espargaro.
“Kami memiliki beberapa hal untuk dicoba, dan dipahami. Beberapa tahun terakhir saya memiliki lebih sedikit hal (untuk dicoba), dan saya tahu mana yang terbaik, mungkin itu lebih mudah,” tuturnya.
“Di sini ada lebih banyak hal yang dikontrol, kami memiliki lebih banyak kru di garasi. Namun, pembalap juga perlu berkembang dengan feeling, serta mengendalikan emosi agar dapat memahami, dan memberi informasi bagus,” tutupnya.
Zarco musim depan resmi akan bergabung dengan KTM. Mantan pebalap Tech 3 itu belum mengawali musim yang mulus bersama RC16. Ia mengalami kecelakaan dua kali di Valencia dan berada di luar posisi 15 ketika melakukan tes di Jerez.
Tapi dalam perjalanan waktu, Zarco mulai menemukan gaya membalapnya. Ia terus mengasah kemampuan untuk lebih klop dengan karateristik RC16 agar bisa semakin kencang.
“Kita harus ingat saat Lorenzo membalap dengan Ducati, butuh waktu lama baginya beradaptasi. Dan saat ia menang, rasanya seperti melihatnya dengan Yamaha, perbedaanya tidak besar. Itu berarti, kuncinya adalah bekerja dengan motor. Memberi feeling lebih baik kepada pembalap,” ujar Zarco seperti dikutip Motorsport, Selasa (11/12/2018).
“Saya tetap berpikiran terbuka untuk beradaptasi, dan meningkatkan kemampuan saya dengan motor. Namun kami tahu bahwa bertahan dengan beberapa cara, jika tim tahu itu adalah cara bagus, itu akan terbayar.”
Zarco menambahkan untuk musim depan tak akan terpengaruh dengan gaya agresif Pol Espargaro yang akan menjadi rekan barunya di tim. “Oleh karena itu saya harus menemukan basis saya, karena saya tak bisa membalap seperti Pol. Saya bisa menemukan beberapa gagasan, dan terkadang mencoba hal seperti yang dilakukannya,” tambah pembalap 28 tahun itu.
“Saya tak bisa menirunya, dan saya tahu gaya balap smooth saya bagus. Ini benar-benar gaya balap Zarco, saat saya memiliki feeling bisa sangat konsisten, dan tiap waktu kami meningkatkan catatan waktu. Saat kami bisa konsisten dengan catatan waktu 1 menit 38 detik, itu akan sangat menarik.”
Selain itu, 2019 juga akan menjadi tahun pertama Zarco sebagai pembalap pabrikan, setelah dua musim pertamanya menjadi pembalap satelit Yamaha. Zarco harus menyesuaikan dirinya dengan perbedaan tim pabrikan, mulai jumlah komponen yang harus diuji, serta dukungan KTM untuknya, dan juga Espargaro.
“Kami memiliki beberapa hal untuk dicoba, dan dipahami. Beberapa tahun terakhir saya memiliki lebih sedikit hal (untuk dicoba), dan saya tahu mana yang terbaik, mungkin itu lebih mudah,” tuturnya.
“Di sini ada lebih banyak hal yang dikontrol, kami memiliki lebih banyak kru di garasi. Namun, pembalap juga perlu berkembang dengan feeling, serta mengendalikan emosi agar dapat memahami, dan memberi informasi bagus,” tutupnya.
(bbk)