Pelatih PSIM Sebut Ketidakadilan Wasit Picu Rusuh Suporter

Selasa, 11 Desember 2018 - 21:46 WIB
Pelatih PSIM Sebut Ketidakadilan Wasit Picu Rusuh Suporter
Pelatih PSIM Sebut Ketidakadilan Wasit Picu Rusuh Suporter
A A A
BANTUL - Pelatih PSIM Yogyakarta Bona Elisa Simanjuntak menyayangkan aksi rusuh suporter yang terjadi saat timnya bentrok dengan PS TIRA pada babak 64 besar Piala Indonesia 2018 melawan PS Tira di Stadion Sultan Agung (SAA), Bantul, Selasa (11/12/2018). Meski ada ketidakadilan wasit pemimpin laga, Bona menekankan semestinya suporter tidak turun ke lapangan.

Ribuan suporter PSIM nekat masuk ke lapangan dan melakukan perusakan setelah tim kesayangannya tertinggal 0-2 pada menit ke-80. Dua gol PS TIRA dicetak Herwin Tri Saputra pada menit ke-52, dan Pandi Lestaluhu (78).

Menurut Bona pertandingan tersebut berjalan seimbang. Namun dia melihat wasit Maulana Nugraha asal Semarang tidak adil dengan tidak memberikan penalti saat tendangan M Rifki Suryawan mengenai tangan salah satu pemain PS Tira di menit 65. (Baca Juga: Rusuh, Laga PS TIRA vs PSIM Terhenti).

Tidak hanya itu dia juga menyebutkan gol kedua PS Tira beberapa pemain PS TIRA dalam posisi offiside. "Jadi ini dipicu ketidak adilan wasit. Namun semestinya tidak turun ke lapangan," ujarnya.

Tidak hanya itu, aksi baku hantam suporter dengan pemain PS TIRA pun tidak diterelakkan. Beruntung para pemain bisa digiring masuk ke ruang ganti melalui salah satu lorong.

Dalam pertandingan tersebut, sejak kick off, pertandingan berlangsung seru. Kedua kesebelasan benar-benar all out dan saling serang. Di babak pertama kedua tim masih bertahan imbang 0-0.

Memasuki babak kedua kedua tim terus meningkatkan permainan. Di menit 52, PS TIRA berhasil memecah kebuntuan dengan menjebol gawang PSIM Yogyakarta lewat sundulan kepala Herwin Tri Saputra. Permainan semakin keras karena PSIM terus mengejar ketertinggalan.

Namun di menit 78, gawang PSIM kembali kebobolan lewat tendangan pemain PS TIRA, Pandi Ahmad Lestaluhu. Di saat kedudukan menjadi 2-0 untuk PS TIRA, para suporter PSIM mulai melempar lapangan dengan botol asap.

Aksi negatif tidak terhenti di situ. Para suporter langsung turun ke lapangan dan beberapa diantaranya mengejar pemain PS TIRA. Belasan orang dilaporkan mengalami luka ringan dalam peristiwa ini. Mereka mendapatkan perawatan jalan setelah mengalami luka-luka akaibat terdorong dan juga kena pukulan.

Dalam kericuhan tersebut, para suporter juga berusaha mengejar wasit yang dianggap tidak adil. Selain itu, ribuan suporter juga terlibat baku hantam dengan pemain PS TIRA. Kapten tim, Manahati Lestaluhu yang saat pertandingan berada di tribun VIP berlari turun lapangan untuk membantu rekannya.

Asisten pelatih PS TIRA Mahruzar Nasution juga langsung memerintahkan seluruh pemainnya masuk ke ruang ganti. Teror dari suporter PSIM terus berlangsung sepanjang lorong menuju ruang ganti.

Mahruzar mengaku tidak menginginkan pertandingan berakhir ricuh. “Kalau soal adil atau tidak adilnya wasit merupakan penilaian subjektif. Tapi jika memang tidak terima, ada prosedur yang bisa disampaikan. Di lapangan ada wasit, hakim garis, dan wasit cadangan. Protes secara baik-baik bisa disampaikan ke mereka,” keluhnya.

Melihat beberapa sarana penunjang seperti papan iklan dan jaring gawang yang rusak, pengawas pertandingan Suprihatin memutuskan menghentikan pertandingan. "Kondisi di lapangan tidak memungkinkan pertandingan di lanjutkan. Mengenai apakah dilanjutkan atau tidak, kami menyerahkan ke PSSI dengan hasil ini pertandingan," jelasnya.

PSSI dalam laman resminya memutuskan telah PS TIRA lolos ke 32 besar.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8703 seconds (0.1#10.140)