Preview Final Australia Terbuka: Memburu Sejarah Baru
A
A
A
Naomi Osaka dan Petra Kvitova memiliki misi sama saat bertarung pada final Australia Terbuka 2019 di Rod Laver Arena, hari ini.
Keduanya berhasrat merebut gelar grand slam pertamanya di Melbourne untuk memburu sejarah baru. Sejarah, karena Osaka dan Kvitova sama-sama belum pernah menjadi yang terbaik di grand slam awal tahun tersebut.
Bagi Osaka, ini menjadi kesempatan keduanya menambah koleksi gelar mayornya sepanjang kariernya. Kvitova mengembalikan reputasi sebagai petenis elite karena sejak meraih gelar grand slam Wimbledon lima tahun lalu, dia gagal bersinar.
Melihat situasi terseut, wajar jika Osaka berpeluang lebih besar menjadi juara tahun ini. Ditambah referensi perjalanan nya ke final yang menyakinkan. Sepanjang perjalanannya, petenis asal Jepang itu mampu menundukkan empat petenis unggulan, termasuk Karolina Pliskova (Republik Ceko) 6-2, 4-6, 6-4, Jumat (24/1).
Motivasi lain, Osaka bisa menjadi petenis putri pertama setelah Serena Willams pada 2015 ketika mampu memenangkan Amerika Serikat Terbuka dan Australia Terbuka secara beruntun.“Kami belum pernah bertemu sebelumnya. Tapi, memiliki kesempatan tampil di final Australia Terbuka pertama kalinya adalah sesuatu yang menakjubkan,” kata Osaka, dikutip wtatennis. Mengenai lawannya, petenis berperingkat empat dunia itu mengakui jika Kvitova salah satu petenis hebat saat ini.
Meski dia merasa tetap memiliki peluang membawa pulang gelar Australia Terbuka. “Saya menyaksikannya bermain di final Wimbledon. Saya tahu dia petenis hebat. Saya pasti akan mendapatkan kesulitan di atas lapangan nanti,” kata Osaka.
Lebih hebat lagi, kemenangan akan membuat petenis berusia 22 tahun ini menempati peringkat 1 dunia menggantikan Simona Halep dari Rumania. Osaka tak menampik jika menjadi nomor satu akan menjadi prestasi luar biasa dalam kariernya.
Tapi, dia mengaku hanya memikirkan bagaimana memenangkan turnamen di setiap pertandingan yang dijalani. Karena, tujuan utamanya memenangkan turnamen. Kvitova juga dalam kepercayaan diri tinggi setelah mencapai final pertamanya di Australia Terbuka.
Dia melaju setelah mengalahkan petenis nonunggulan AS Danielle Collins 7-6, 6-0. Pencapaian itu sekaligus membuatnya berkesempatan memenangkan gelar grand slam yang terakhir diraihnya lima tahun lalu.
Ketika itu, dia berhasil menjadi juara di Wimbledon 2014 atau gelar keduanya setelah 2011 di tanah Inggris. Petenis berusia 28 tahun itu memang menyadari akan sangat sulit mendapatkan gelar pertamanya di Australia Terbuka tersebut.
Alasannya, Osaka memiliki catatan luar biasa dengan rekor kemenangan 26-7, termasuk belum terkalahkan pada 12 pertandingan secara beruntun di ajang grand slam. “Ini berarti segalanya. Itu sebabnya, saya bekerja sangat keras untuk berada di final turnamen dan final grand slam,” kata Kvitova.
Rekor tersebut membuat Kvitova merasa ini akan menjadi pertandingan final yang berbeda dari biasanya. “Setiap final berbeda. Karena, setiap kali ada lawan berbeda atau waktu dan tempat berbeda. Ini juga grand slam berbeda. Saya suka bermain di panggung besar ini. Saya benar-benar menantikannya,” ungkapnya. (Raikhul Amar)
Keduanya berhasrat merebut gelar grand slam pertamanya di Melbourne untuk memburu sejarah baru. Sejarah, karena Osaka dan Kvitova sama-sama belum pernah menjadi yang terbaik di grand slam awal tahun tersebut.
Bagi Osaka, ini menjadi kesempatan keduanya menambah koleksi gelar mayornya sepanjang kariernya. Kvitova mengembalikan reputasi sebagai petenis elite karena sejak meraih gelar grand slam Wimbledon lima tahun lalu, dia gagal bersinar.
Melihat situasi terseut, wajar jika Osaka berpeluang lebih besar menjadi juara tahun ini. Ditambah referensi perjalanan nya ke final yang menyakinkan. Sepanjang perjalanannya, petenis asal Jepang itu mampu menundukkan empat petenis unggulan, termasuk Karolina Pliskova (Republik Ceko) 6-2, 4-6, 6-4, Jumat (24/1).
Motivasi lain, Osaka bisa menjadi petenis putri pertama setelah Serena Willams pada 2015 ketika mampu memenangkan Amerika Serikat Terbuka dan Australia Terbuka secara beruntun.“Kami belum pernah bertemu sebelumnya. Tapi, memiliki kesempatan tampil di final Australia Terbuka pertama kalinya adalah sesuatu yang menakjubkan,” kata Osaka, dikutip wtatennis. Mengenai lawannya, petenis berperingkat empat dunia itu mengakui jika Kvitova salah satu petenis hebat saat ini.
Meski dia merasa tetap memiliki peluang membawa pulang gelar Australia Terbuka. “Saya menyaksikannya bermain di final Wimbledon. Saya tahu dia petenis hebat. Saya pasti akan mendapatkan kesulitan di atas lapangan nanti,” kata Osaka.
Lebih hebat lagi, kemenangan akan membuat petenis berusia 22 tahun ini menempati peringkat 1 dunia menggantikan Simona Halep dari Rumania. Osaka tak menampik jika menjadi nomor satu akan menjadi prestasi luar biasa dalam kariernya.
Tapi, dia mengaku hanya memikirkan bagaimana memenangkan turnamen di setiap pertandingan yang dijalani. Karena, tujuan utamanya memenangkan turnamen. Kvitova juga dalam kepercayaan diri tinggi setelah mencapai final pertamanya di Australia Terbuka.
Dia melaju setelah mengalahkan petenis nonunggulan AS Danielle Collins 7-6, 6-0. Pencapaian itu sekaligus membuatnya berkesempatan memenangkan gelar grand slam yang terakhir diraihnya lima tahun lalu.
Ketika itu, dia berhasil menjadi juara di Wimbledon 2014 atau gelar keduanya setelah 2011 di tanah Inggris. Petenis berusia 28 tahun itu memang menyadari akan sangat sulit mendapatkan gelar pertamanya di Australia Terbuka tersebut.
Alasannya, Osaka memiliki catatan luar biasa dengan rekor kemenangan 26-7, termasuk belum terkalahkan pada 12 pertandingan secara beruntun di ajang grand slam. “Ini berarti segalanya. Itu sebabnya, saya bekerja sangat keras untuk berada di final turnamen dan final grand slam,” kata Kvitova.
Rekor tersebut membuat Kvitova merasa ini akan menjadi pertandingan final yang berbeda dari biasanya. “Setiap final berbeda. Karena, setiap kali ada lawan berbeda atau waktu dan tempat berbeda. Ini juga grand slam berbeda. Saya suka bermain di panggung besar ini. Saya benar-benar menantikannya,” ungkapnya. (Raikhul Amar)
(nfl)