850 Master dan Non Master Ikut Turnamen Catur Piala 3 M
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 850 pecatur master dan non-master mengikuti turnamen memperebutkan Piala "3 M" di GOR Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (26/1/2019). Perebutan Piala 3 M bukan 3 miliar, melainkan tiga politisi yang menjadi sponsor turnamen tersebut. Mereka adalah Politikus Golkar Misbakhun, Politikus PDIP Maruarar Sirait, dan mantan anggota DPR M Hatta Taliwang.
Sebanyak 850 peserta dalam turnamen ini terdiri dari berbagai kategori, yakni kategori master diikuti 150 orang, dengan perincian satu Grand Master, 13 Master Internasional, 24 Fide Master, dan 82 Master Nasional. Sedangkan peserta Non Master sebanyak 560 orang.
Kategori lainnya dalam turnamen ini adalah pecatur kelompok usia (KU) 12 tahun sebanyak 70 dan KU 16 tahun sebanyak 46 orang. Turnamen ini juga diikuti wasit dari 20 provinsi, yakni sebanyak 24 orang. Sedangkan satu pemain yang cukup menyita perhatian berasal dari luar negeri, yakni dari Filipina.
Selain trofi, turnamen ini menyiapkan hadiah berupa uang total sebesar Rp119.400.000 untuk 160 pemain terbaik. Jumlah itu dibagi berdasarkan kategori, yakni sebanyak 30 orang master, 100 orang non master, 20 wasit, dan 5 orang untuk masing-masing KU 16 dan 12 tahun.
Hatta Taliwang, salah satu penyelenggara mengaku cukup kaget dengan jumlah yang luar biasa ini. Apalagi kata dia, turnamen kali ini diikuti oleh para pecatur master internasional. "Saya kira ini rekor, kita bisa mengumpulkan 150 master," kata Hatta di arena sela-sela pertandingan catur.
Hatta memaklumi dengan gairah yang sangat besar dari para pecatur di Tanah Air. Menurutnya, hal ini terjadi karena catur merupakan olahraga otak yang tidak memerlukan biaya mahal.
"Gairah masyarakat di sini terasa, peminat catur setiap tahun bertumbuh di seluruh Tanah Air, karena ini olahraga otak dan murah. Dengan makin meningkatnya peminat catur di seluruh Indonesia, kita berharap perhatian pemerintah di seluruh daerah untuk ikut setiap PON atau Porda," kata Hatta.
Hatta berharap agar pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dapat meningkatkan anggaran untuk olahraga catur. "Kita berharap pemerintah daerah dapat menaikkan anggarannya untuk catur. Juga pemerintah pusat, termasuk juga BUMN atau perusahaan-perusahaan swasta lebih banyak berpartisipasi mensponsori acara-acara yang semakin tahun semakin banyak ini, karena olahraga ini relatif murah. Bayangkan mereka dari luar daerah berlomba-lomba, padahal kalau mengejar hadiah, mereka belum tentu dapat. Ini artinya motivasi mereka semakin meningkat," jelasnya.
"Ya, target kegiatan ini ujungnya adalah peningkatan prestasi, bagaimana Indonesia bisa lebih baik di dalam pertandingan catur internasional."
Sebanyak 850 peserta dalam turnamen ini terdiri dari berbagai kategori, yakni kategori master diikuti 150 orang, dengan perincian satu Grand Master, 13 Master Internasional, 24 Fide Master, dan 82 Master Nasional. Sedangkan peserta Non Master sebanyak 560 orang.
Kategori lainnya dalam turnamen ini adalah pecatur kelompok usia (KU) 12 tahun sebanyak 70 dan KU 16 tahun sebanyak 46 orang. Turnamen ini juga diikuti wasit dari 20 provinsi, yakni sebanyak 24 orang. Sedangkan satu pemain yang cukup menyita perhatian berasal dari luar negeri, yakni dari Filipina.
Selain trofi, turnamen ini menyiapkan hadiah berupa uang total sebesar Rp119.400.000 untuk 160 pemain terbaik. Jumlah itu dibagi berdasarkan kategori, yakni sebanyak 30 orang master, 100 orang non master, 20 wasit, dan 5 orang untuk masing-masing KU 16 dan 12 tahun.
Hatta Taliwang, salah satu penyelenggara mengaku cukup kaget dengan jumlah yang luar biasa ini. Apalagi kata dia, turnamen kali ini diikuti oleh para pecatur master internasional. "Saya kira ini rekor, kita bisa mengumpulkan 150 master," kata Hatta di arena sela-sela pertandingan catur.
Hatta memaklumi dengan gairah yang sangat besar dari para pecatur di Tanah Air. Menurutnya, hal ini terjadi karena catur merupakan olahraga otak yang tidak memerlukan biaya mahal.
"Gairah masyarakat di sini terasa, peminat catur setiap tahun bertumbuh di seluruh Tanah Air, karena ini olahraga otak dan murah. Dengan makin meningkatnya peminat catur di seluruh Indonesia, kita berharap perhatian pemerintah di seluruh daerah untuk ikut setiap PON atau Porda," kata Hatta.
Hatta berharap agar pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dapat meningkatkan anggaran untuk olahraga catur. "Kita berharap pemerintah daerah dapat menaikkan anggarannya untuk catur. Juga pemerintah pusat, termasuk juga BUMN atau perusahaan-perusahaan swasta lebih banyak berpartisipasi mensponsori acara-acara yang semakin tahun semakin banyak ini, karena olahraga ini relatif murah. Bayangkan mereka dari luar daerah berlomba-lomba, padahal kalau mengejar hadiah, mereka belum tentu dapat. Ini artinya motivasi mereka semakin meningkat," jelasnya.
"Ya, target kegiatan ini ujungnya adalah peningkatan prestasi, bagaimana Indonesia bisa lebih baik di dalam pertandingan catur internasional."
(bbk)