Agoes: Tidak Ingin Slogan Salam Satu Jiwa Dikotori Tudingan Pengaturan Skor
A
A
A
JAKARTA - CEO Arema FC, Agoes Soerjanto prihatin dengan tudingan pengaturan skor yang mengarah kepada mantan CEO Arema, Iwan Budianto. Dikatakannya, tuduhan tersebut justru mengorbankan banyak pihak.
Kecurigaan terhadap Iwan menjadi otak pengaturan skor ramai diperbincangkan di media sosial setelah tayangan di salah satu media televisi swasta yang membahas mengenai 'PSSI Bisa Apa Jilid IV'. Dalam acara yang digelar belum lama ini, salah satu nara sumber yang mengaku sebagai perangkat pertandingan.
Perangkat pertandingan yang tidak disebutkan namanya itu menyebut inisial IB. Dia diduga terlibat dalam dugaan pengaturan skor di tahun lalu, saat Arema melawan Borneo. IB ini identik dengan Iwan Budianto. Namun, Agoes membantahnya.
Dikatakan Agoes, sampai sekarang, tudingan itu justru tidak pernah terbukti. Berangkat dari fakta tersebut, Agoes meminta semua menerapkan asas praduga tidak bersalah. Sebab, kata Agoes, semua tuduhan terhadap Iwan tidak pernah bisa terbukti.
"Tudingan itu bagi saya masih sebatas di televisi, masih disiarkan, mari terapkan dulu asas praduga tidak bersalah. Karena negara kita ini adalah negara hukum," ungkap Agoes dikutip dari laman resmi Arema, Jumat (22/2/2019).
Agoes meminta semua pihak berpikir positif. Jangan mengambil kesimpulan karena termakan hasutan atau 'menalan' bulat-bulat berita tanpa alat bukti. "Jangan sampai menuduh karena ada informasi seperti itu. Akhirnya, nanti tidak sadar, sportivitas menjadi korban," papar Agoes.
Meski berita-berita tentang pengaturan skor cukup merugikan, namun Agoes meminta manajemen Arema FC jangan terpancing dan termakan berita bohong. "Saya sampaikan kepada manajemen, cobalah konsentrasi dengan program ke depan. Selain Piala Indonesia , Arema masih harus mempersiapkan diri di ajang Piala Presiden ini. Arema harus jadi tuan rumah baik."
Selain manajemen, Agoes meminta Aremania berpikir jernih. Dia menegaskan, manajemen tidak pernah 'menjual' atau 'membeli' pertandingan. Orang nomor 1 di Arema ini meminta suporter untuk turut mengawasi setiap pertandingan di semua level kompetisi.
"Mata dan telinga kami sekarang Aremania. Sekarang fokus kami dari menajemen adalah menumbuhkan ekonomi kerakyatan. Arema bukan hanya salam satu jiwa saja, salam satu jiwa ini harus bisa dirasakan masyarakat semua. Kami tidak ingin slogan itu kotor oleh tudingan, kepentingan-kepentingan sesaat sehingga nanti membawa sepak bola itu ke ranah kemana-kemana," pungkas Agoes.
Kecurigaan terhadap Iwan menjadi otak pengaturan skor ramai diperbincangkan di media sosial setelah tayangan di salah satu media televisi swasta yang membahas mengenai 'PSSI Bisa Apa Jilid IV'. Dalam acara yang digelar belum lama ini, salah satu nara sumber yang mengaku sebagai perangkat pertandingan.
Perangkat pertandingan yang tidak disebutkan namanya itu menyebut inisial IB. Dia diduga terlibat dalam dugaan pengaturan skor di tahun lalu, saat Arema melawan Borneo. IB ini identik dengan Iwan Budianto. Namun, Agoes membantahnya.
Dikatakan Agoes, sampai sekarang, tudingan itu justru tidak pernah terbukti. Berangkat dari fakta tersebut, Agoes meminta semua menerapkan asas praduga tidak bersalah. Sebab, kata Agoes, semua tuduhan terhadap Iwan tidak pernah bisa terbukti.
"Tudingan itu bagi saya masih sebatas di televisi, masih disiarkan, mari terapkan dulu asas praduga tidak bersalah. Karena negara kita ini adalah negara hukum," ungkap Agoes dikutip dari laman resmi Arema, Jumat (22/2/2019).
Agoes meminta semua pihak berpikir positif. Jangan mengambil kesimpulan karena termakan hasutan atau 'menalan' bulat-bulat berita tanpa alat bukti. "Jangan sampai menuduh karena ada informasi seperti itu. Akhirnya, nanti tidak sadar, sportivitas menjadi korban," papar Agoes.
Meski berita-berita tentang pengaturan skor cukup merugikan, namun Agoes meminta manajemen Arema FC jangan terpancing dan termakan berita bohong. "Saya sampaikan kepada manajemen, cobalah konsentrasi dengan program ke depan. Selain Piala Indonesia , Arema masih harus mempersiapkan diri di ajang Piala Presiden ini. Arema harus jadi tuan rumah baik."
Selain manajemen, Agoes meminta Aremania berpikir jernih. Dia menegaskan, manajemen tidak pernah 'menjual' atau 'membeli' pertandingan. Orang nomor 1 di Arema ini meminta suporter untuk turut mengawasi setiap pertandingan di semua level kompetisi.
"Mata dan telinga kami sekarang Aremania. Sekarang fokus kami dari menajemen adalah menumbuhkan ekonomi kerakyatan. Arema bukan hanya salam satu jiwa saja, salam satu jiwa ini harus bisa dirasakan masyarakat semua. Kami tidak ingin slogan itu kotor oleh tudingan, kepentingan-kepentingan sesaat sehingga nanti membawa sepak bola itu ke ranah kemana-kemana," pungkas Agoes.
(bbk)