Urgensi KLB PSSI, Voters: Digelar Setelah Pemilu
A
A
A
JAKARTA - Keputusan Komite Eksekutif PSSI (Exco) PSSI menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) mendapat respon beragam dari sebagian voters atau pemilik suara. Dengan catatan, penyelenggaraan KLB bisa dilakukan setelah Pemilu, 17 April mendatang.
Kabar mengenai KLB itu sendiri muncul setelah rapat Komite Eksekutif yang dipimpin langsung Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Joko Driyono, di kantor PSSI, Jakarta, Selasa (19/2) malam. Langkah ini diambil dengan memertimbangkan dinamika yang berkembang dan mendengarkan aspirasi anggota agar visi dan program PSSI tetap berjalan.
KLB yang akan digelar ini memiliki dua agenda, yakni membentuk perangkat Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP). Sementara Agenda kedua yaitu penetapan tanggal Kongres pemilihan kepengurusan baru.
Meski demikian, PSSI belum menyebutkan kapan dan di mana KLB tersebut berlangsung. Sejauh ini para pemilik suara (voters) PSSI masih terpecah soal urgensi KLB digelar dalam waktu dekat. Sebagian voters menginginkan, KLB digelar setelah perhelatan Pemilu 2019 rampung.
Presiden Madura United, Achsanul Qosasi misalnya. Dia mendukung keputusan anggota PSSI untuk menyelesaikan permasalahan di PSSI. Namun, ia merekomendasikan agar perhelatan KLB berlangsung setelah Pemilu, April mendatang.
Alasan Achsanul menginginkan KLB PSSI berlangsung setelah Pemilu agar agenda besar PSSI ini tidak 'tercemar' dengan kepentingan politis. "Teman-teman di PSSI pasti bisa melewati masa sulit ini dengan baik, dan saya mendukung semua keputusan nanti," kata Achsanul.
Di bagian terpisah, Sekretaris Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Sumatra Selatan, Augie Bunyamin, menilai isu KLB ini sangat sensitif. Menurut Augie, Asprov PSSI Sumsel masih menunggu perkembangan.
Terkait desakan segera KLB dari klub-klub sepak bola, Augie menyatakan klub memang memiliki hak mendorong PSSI menghelat KLB. "Asprov bukan seperti klub. Klub kan lain. Kami sedang menunggu keputusan dari satgas."
Sementara itu, CEO PSM Makassar, Munafri Arifuddin angkat bicara terkait pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI. Dia berharap KLB digelar selepas pemilu 17 April, supaya terbebas dari berbagai intervensi politik.
Meski demikian, sebagai peserta tim liga 1 Indonesia, PSM sepakat menggelar KLB sebagai solusi untuk mengatasi masalah-masalah di internal federasi sepak bola tertinggi Indonesia tersebut. "Kami dorong KLB, tapi tidak untuk sekarang ini. Karena kita ini masih berada di tahun politik. Jangan sampai, macam-macam kepentingan masuk di KLB," kata Munafri.
Kabar mengenai KLB itu sendiri muncul setelah rapat Komite Eksekutif yang dipimpin langsung Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Joko Driyono, di kantor PSSI, Jakarta, Selasa (19/2) malam. Langkah ini diambil dengan memertimbangkan dinamika yang berkembang dan mendengarkan aspirasi anggota agar visi dan program PSSI tetap berjalan.
KLB yang akan digelar ini memiliki dua agenda, yakni membentuk perangkat Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP). Sementara Agenda kedua yaitu penetapan tanggal Kongres pemilihan kepengurusan baru.
Meski demikian, PSSI belum menyebutkan kapan dan di mana KLB tersebut berlangsung. Sejauh ini para pemilik suara (voters) PSSI masih terpecah soal urgensi KLB digelar dalam waktu dekat. Sebagian voters menginginkan, KLB digelar setelah perhelatan Pemilu 2019 rampung.
Presiden Madura United, Achsanul Qosasi misalnya. Dia mendukung keputusan anggota PSSI untuk menyelesaikan permasalahan di PSSI. Namun, ia merekomendasikan agar perhelatan KLB berlangsung setelah Pemilu, April mendatang.
Alasan Achsanul menginginkan KLB PSSI berlangsung setelah Pemilu agar agenda besar PSSI ini tidak 'tercemar' dengan kepentingan politis. "Teman-teman di PSSI pasti bisa melewati masa sulit ini dengan baik, dan saya mendukung semua keputusan nanti," kata Achsanul.
Di bagian terpisah, Sekretaris Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Sumatra Selatan, Augie Bunyamin, menilai isu KLB ini sangat sensitif. Menurut Augie, Asprov PSSI Sumsel masih menunggu perkembangan.
Terkait desakan segera KLB dari klub-klub sepak bola, Augie menyatakan klub memang memiliki hak mendorong PSSI menghelat KLB. "Asprov bukan seperti klub. Klub kan lain. Kami sedang menunggu keputusan dari satgas."
Sementara itu, CEO PSM Makassar, Munafri Arifuddin angkat bicara terkait pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI. Dia berharap KLB digelar selepas pemilu 17 April, supaya terbebas dari berbagai intervensi politik.
Meski demikian, sebagai peserta tim liga 1 Indonesia, PSM sepakat menggelar KLB sebagai solusi untuk mengatasi masalah-masalah di internal federasi sepak bola tertinggi Indonesia tersebut. "Kami dorong KLB, tapi tidak untuk sekarang ini. Karena kita ini masih berada di tahun politik. Jangan sampai, macam-macam kepentingan masuk di KLB," kata Munafri.
(bbk)