KONI Jakarta Keluhkan Fasilitas Squash DKI Minim

Selasa, 09 April 2019 - 21:29 WIB
KONI Jakarta Keluhkan Fasilitas Squash DKI Minim
KONI Jakarta Keluhkan Fasilitas Squash DKI Minim
A A A
JAKARTA - KONI DKI Jakarta keluhkan fasilitas olahraga squash di Jakarta minim. Sempat ada lapangan untuk atlet squash, namun kini lenyap setelah dibongkar untuk pembangunan MRT Jakarta.

Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Umum KONI DKI Jakarta, Gede Sarjana saat memberikan hadiah kejurda squash petama di tahun 2019. Gede menyebutkan atlet DKI Jakarta minim fasilitas untuk olahraga squash.

“Dulu ada di Lebak Bulus, fasilitasnya bagus. Tapi, kemudian dibongkar,” kata Gede, Sabtu (6/4/2019) lalu.

Karena itu, Gede meminta dibawah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, pembangunan GOR Squash dilakukan, hal ini untuk memacu potensi para atlet.

Hingga kini, Gede mencatat ada dua lapangan squash yang dikelolah DKI, mereka berada di GOR Squash Rawamangun. Jumlah itu tak cukup memompa bakat sejumlah atlet.

"Dulu kita punya lapangan (Squash) Lebak Bulus, tapi dibongkar total. Sekarang penggantinya tak ada. Memang itu lahan milik DKI, tapi sebaiknya diberikan yang baru dong. Kan lahan DKI banyak. Animo squash banyak loh," ujar Gede.

Tanpa adanya lapangan, pelatih akan kesulitan menerapkan latihan squash yang baik dan benar apabila DKI Jakarta hanya bergantung ke 2 lapangan squash di GOR Squash Rawamangun.

Karena kondisi itu, tak jarang atlet-atlet DKI yang berprestasi menjadi hengkang. Mereka memilih menyebrang demi mendapatkan fasilitas yang baik. Imbasnya, kata Gede, minimnya lapangan juga membuat Pengprov PSI DKI Jakarta kesulitan menampung animo pemain pemula.

Gede meminta sebaiknya anggaran untuk pembangunan lapangan squash yang baru harus diakomodasi pada APBD Perubahan tahun ini, atau APBD tahun 2020.

Kepala Pembinaan Prestasi Pengprov PSI DKI, Nuryanto, mengakui hal tersebut, terutama terkait pembinaan pemain muda.

Nuryanto menjelaskan, saat ini latihan squash Pengprov PSI DKI Jakarta dibagi menjadi tiga divisi. Divisi tiga dan dua berlatih setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat dengan jam berbeda. Sedangkan Divisi satu berlatih setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu.

"Di divisi tiga itu ada 16 sampai 20 anak yang berlatih. Agak kesulitan membaginya karena hanya ada dua lapangan," ujar Nuryanto yang mengatakan minim fasilitas membuat anak divisi 3 berlatih diluar lapangan.

Kejurda Squash
KONI Jakarta Keluhkan Fasilitas Squash DKI Minim

Sementara itu, Kejurda Squash DKI Jakarta pertama pada tahun 2019 sudah rampung digelar di GOR Squash Rawamangun, Sabtu (6/4/2019). Total terdapat 9 juara (juara 1,2,dan 3) dari 3 divisi berbeda, yakni divisi 3, dua, dan divisi 1.

Divisi 3 adalah untuk atlet yang keterampilannya masih pemula, divisi 2 diatas pemula, dan divisi 1 untuk atlet terbaik DKI Jakarta. Makanya di divisi 3 dan divisi 2 para juaranya rata-rata berada di usia 15 tahun ke bawah.

Ketua Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Squash Indonesia (PSI) DKI Jakarta, Amalia Chrisna Damayanti, mengatakan, atlet divisi 3 dan divisi 2 yang bermain di Kejurda Squash DKI nantinya akan berangkat untuk mengikuti event internasional Siliwangi Squash Cup di Bandung.

Siliwangi Squash Cup merupakan event internasional dimana atlet-atlet negara lain di Asia Tenggara juga bakal berdatangan.

"Khusus untuk juara satu dan dua di divisi 3 dan divisi 2 akan kami biayai untuk akomodasinya selama Siliwangi Squash Cup. Ini salah satu cara memotivasi atlet agar terus berprestasi," ujar Amalia.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3979 seconds (0.1#10.140)