Lima Comeback Ajaib dan Paling Diingat di Liga Champions
A
A
A
LIVERPOOL - Comeback luar biasa Liverpool atas Barcelona di semifinal Liga Champions 2018/2019 menambah panjang daftar 'drama' dalam kompetisi elit tersebut. Sebelum drama itu, setidaknya ada empat comeback yang paling diingat sepanjang masa.
1. AS Roma vs Barcelona (Perempat Final, 2017/2018)
AS Roma membuat catatan gemilang ketika lolos hadangan Barcelona di babak perempat final Liga Champions 2017/2018 alias musim lalu. Setelah kalah di leg pertama yang berlangsung di Stadion Camp Nou, dengan skor 1-4, AS Roma membuat cerita indah di Stadion Olimpico dengan kemenangan 3-0.
Hasil tersebut membuat agregat pertandingan menjadi sama kuat 4-4. Akan tetapi AS Roma berhak lolos ke semifinal setelah unggul produktivitas gol tandang. Comeback AS Roma di babak perempat final itu disebut-sebut sebagai salah satu yang paling dramatis karena diwarnai aksi gol bunuh diri Daniele de Rossi dan Kostas Manolas di leg pertamanya.
2. Liverpool vs AC Milan (Final, 2004/2005)
Malam ajaib di Istanbul, Turki, pertengahan tahun 2005 akan selalu diingat fans Liverpool dan AC Milan. Pada partai puncak Liga Champions musim itu, Liverpool berhasil mengangkat trofi Si Kuping Besar setelah tertinggal 0-3 di babak pertama.
Setelah turun minun, Liverpool yang dipimpin Steven Gerrard menyamakan skor menjadi 3-3 di babak kedua, sekaligus memaksa laga berlanjut ke babak adu penalti. Drama yang disuguhkan Liverpool tidak berhenti di sana, sebab Jerzy Dudek (kiper Liverpool) menghalau eksekutor terakhir Milan, Shevchenko untuk mengunci kemenangan 3-2.
3. Manchester United vs Paris Saint Germain (Babak 16 Besar, 2018/2019)
Manchester United mencetak comeback dramatis ketika melewati hadangan Paris Saint Germain (PSG) di babak 16 besar Liga Champions 2018/2019. Sempat tertinggal 0-2 di leg pertama di kandang sendiri, Setan Merah lolos setelah mengalahkan PSG dengan skor 3-1 di leg kedua.
Bermain di Parc des Princes, Paris, 6 Maret 2019, Manchester United mengusung misi mengejar defisit dua gol. Lukaku mencetak gol cepat di menit ke-2, akan tetapi PSG mencetak gol balasan pada menit ke-12 lewat aksi Bernat. Tak cukup dengan hasil itu, United yang dipimpin Ole Gunnar Solskjaer kembali mencetak gol lewat aksi Lukaku di menit ke-30. Gol tersebut membuka peluang United untuk lolos.
Ketika PSG terlihat bakal lolos dengan agregat 3-2, drama di pertandingan tersebut dimulai. Diogo Dalot melepas tendangan yang dibelokkan oleh Presnel Kimpembe dan menghasilkan sepak pojok di masa injury time. Ketika wasit asal Slovenia, Damir Skomina memeriksa dengan VAR, dia memutuskan memberi penalti kepada United karena bola membentur tangan Kimpembe.
Eksekutor Manchester United, Marcus Rashford berhasil menceploskan bola ke gawang PSG. Manchester United akhirnya lolos berkat agresivitas gol tandang. Dramatis!
4. Barcelona vs Paris Saint Germain (16 Besar, 2016/2017)
Barcelona menjadi satu-satunya tim yang mencetak comeback setelah tertinggal empat gol. Terjadi tepatnya setelah mereka menelan kalah 0-4 di markas Paris Saint Germain di babak 16 besar Liga Champions 2016/2017.
Ketika melakoni leg pertama di Parc des Princes, Paris, Barcelona dibantai 0-4 lewat aksi Di Maria (18' 55'), Julian Draxler (40') dan Edinson Cavani (72'). Ketika semua orang menganggap Barcelona sudah tamat, mereka justru menepis anggapan tersebut.
Di leg kedua yang berlangsung di Stadion Camp Nou, Barcelona berhasil mencetak kemenangan 6-1 melalui gol Luis Suarez (3'), Kurzawa (gol bunuh diri, 40'), Lionel Messi (50'), Neymar (88, 91') dan Roberto (95'). Sedangkan gol tunggal PSG lahir pada menit ke-62 lewat aksi Cavani.
Dengan hasil tersebut, Barcelona lolos ke babak perempat final dengan agregat 6-5. Mereka juga menjadi satu-satunya tim di Liga Champions yang bangkit memenangkan pertandingan setelah tertinggal empat gol.
5. Liverpool vs Barcelona (Semifinal, 2018/2019)
Liverpool layak mendapat gelar klub Inggris terbaik di Eropa; bukan karena koleksi trofi Liga Champions mereka terbanyak di antara klub Inggris, akan tetapi lebih pada mental bermain di kompetisi Liga Champions. Mental Si Merah dibuktikan lewat comeback atas Barcelona di babak semifinal.
Penggemar Liverpool yang paling optimistis sekalipun akan sulit menerima fakta bahwa timnya lolos ke final setelah Barcelona menang 3-0 di leg pertama. Terlebih lagi, Liverpool menjamu raksasa Catalan di leg kedua tanpa tiga pemain utama mereka yang cedera, yakni Roberto Firmino, Mohamed Salah, dan Naby Keita.
Dalam upaya mengejar defisit tiga gol, Liverpool berhasil mencetak gol cepat melalui aksi Divock Origi di menit ke-7. Namun, setelahnya kesulitan mencetak gol tambahan, hingga akhirnya Georginio Wijnaldum masuk di babak kedua. Gelandang asal Belanda tersebut mencetak dua gol sekaligus menyamakan agregat menjadi 3-3 lewat aksinya di menit ke-54 dan 56. Sementara gol penentu kemenangan The Reds dicetak Origi pada menit ke-79.
Comeback ajaib tersebut seperti meredam 'sihir' Lionel Messi, sekaligus mengantar Liverpool ke final Liga Champions untuk dua musim beruntun.
1. AS Roma vs Barcelona (Perempat Final, 2017/2018)
AS Roma membuat catatan gemilang ketika lolos hadangan Barcelona di babak perempat final Liga Champions 2017/2018 alias musim lalu. Setelah kalah di leg pertama yang berlangsung di Stadion Camp Nou, dengan skor 1-4, AS Roma membuat cerita indah di Stadion Olimpico dengan kemenangan 3-0.
Hasil tersebut membuat agregat pertandingan menjadi sama kuat 4-4. Akan tetapi AS Roma berhak lolos ke semifinal setelah unggul produktivitas gol tandang. Comeback AS Roma di babak perempat final itu disebut-sebut sebagai salah satu yang paling dramatis karena diwarnai aksi gol bunuh diri Daniele de Rossi dan Kostas Manolas di leg pertamanya.
2. Liverpool vs AC Milan (Final, 2004/2005)
Malam ajaib di Istanbul, Turki, pertengahan tahun 2005 akan selalu diingat fans Liverpool dan AC Milan. Pada partai puncak Liga Champions musim itu, Liverpool berhasil mengangkat trofi Si Kuping Besar setelah tertinggal 0-3 di babak pertama.
Setelah turun minun, Liverpool yang dipimpin Steven Gerrard menyamakan skor menjadi 3-3 di babak kedua, sekaligus memaksa laga berlanjut ke babak adu penalti. Drama yang disuguhkan Liverpool tidak berhenti di sana, sebab Jerzy Dudek (kiper Liverpool) menghalau eksekutor terakhir Milan, Shevchenko untuk mengunci kemenangan 3-2.
3. Manchester United vs Paris Saint Germain (Babak 16 Besar, 2018/2019)
Manchester United mencetak comeback dramatis ketika melewati hadangan Paris Saint Germain (PSG) di babak 16 besar Liga Champions 2018/2019. Sempat tertinggal 0-2 di leg pertama di kandang sendiri, Setan Merah lolos setelah mengalahkan PSG dengan skor 3-1 di leg kedua.
Bermain di Parc des Princes, Paris, 6 Maret 2019, Manchester United mengusung misi mengejar defisit dua gol. Lukaku mencetak gol cepat di menit ke-2, akan tetapi PSG mencetak gol balasan pada menit ke-12 lewat aksi Bernat. Tak cukup dengan hasil itu, United yang dipimpin Ole Gunnar Solskjaer kembali mencetak gol lewat aksi Lukaku di menit ke-30. Gol tersebut membuka peluang United untuk lolos.
Ketika PSG terlihat bakal lolos dengan agregat 3-2, drama di pertandingan tersebut dimulai. Diogo Dalot melepas tendangan yang dibelokkan oleh Presnel Kimpembe dan menghasilkan sepak pojok di masa injury time. Ketika wasit asal Slovenia, Damir Skomina memeriksa dengan VAR, dia memutuskan memberi penalti kepada United karena bola membentur tangan Kimpembe.
Eksekutor Manchester United, Marcus Rashford berhasil menceploskan bola ke gawang PSG. Manchester United akhirnya lolos berkat agresivitas gol tandang. Dramatis!
4. Barcelona vs Paris Saint Germain (16 Besar, 2016/2017)
Barcelona menjadi satu-satunya tim yang mencetak comeback setelah tertinggal empat gol. Terjadi tepatnya setelah mereka menelan kalah 0-4 di markas Paris Saint Germain di babak 16 besar Liga Champions 2016/2017.
Ketika melakoni leg pertama di Parc des Princes, Paris, Barcelona dibantai 0-4 lewat aksi Di Maria (18' 55'), Julian Draxler (40') dan Edinson Cavani (72'). Ketika semua orang menganggap Barcelona sudah tamat, mereka justru menepis anggapan tersebut.
Di leg kedua yang berlangsung di Stadion Camp Nou, Barcelona berhasil mencetak kemenangan 6-1 melalui gol Luis Suarez (3'), Kurzawa (gol bunuh diri, 40'), Lionel Messi (50'), Neymar (88, 91') dan Roberto (95'). Sedangkan gol tunggal PSG lahir pada menit ke-62 lewat aksi Cavani.
Dengan hasil tersebut, Barcelona lolos ke babak perempat final dengan agregat 6-5. Mereka juga menjadi satu-satunya tim di Liga Champions yang bangkit memenangkan pertandingan setelah tertinggal empat gol.
5. Liverpool vs Barcelona (Semifinal, 2018/2019)
Liverpool layak mendapat gelar klub Inggris terbaik di Eropa; bukan karena koleksi trofi Liga Champions mereka terbanyak di antara klub Inggris, akan tetapi lebih pada mental bermain di kompetisi Liga Champions. Mental Si Merah dibuktikan lewat comeback atas Barcelona di babak semifinal.
Penggemar Liverpool yang paling optimistis sekalipun akan sulit menerima fakta bahwa timnya lolos ke final setelah Barcelona menang 3-0 di leg pertama. Terlebih lagi, Liverpool menjamu raksasa Catalan di leg kedua tanpa tiga pemain utama mereka yang cedera, yakni Roberto Firmino, Mohamed Salah, dan Naby Keita.
Dalam upaya mengejar defisit tiga gol, Liverpool berhasil mencetak gol cepat melalui aksi Divock Origi di menit ke-7. Namun, setelahnya kesulitan mencetak gol tambahan, hingga akhirnya Georginio Wijnaldum masuk di babak kedua. Gelandang asal Belanda tersebut mencetak dua gol sekaligus menyamakan agregat menjadi 3-3 lewat aksinya di menit ke-54 dan 56. Sementara gol penentu kemenangan The Reds dicetak Origi pada menit ke-79.
Comeback ajaib tersebut seperti meredam 'sihir' Lionel Messi, sekaligus mengantar Liverpool ke final Liga Champions untuk dua musim beruntun.
(bbk)