Alisson: Comeback Liverpool atas Barcelona Jadi Cerita Abadi
A
A
A
LIVERPOOL - Comeback Liverpool atas Barcelona di leg kedua babak semifinal Liga Champions 2018/2019 akan menjadi cerita abadi. Begitu kira-kira poin yang hendak disampaikan Alisson Becker dalam sebuah wawancara bersama UEFA.
Ketika menjamu Barcelona di leg kedua babak semifinal, Liverpool dalam kondisi tertinggal 0-3. Namun, semangat yang ditularkan suporter di Stadion Anfield membuat The Reds mampu membalik keadaan, mengunci tiket final dengan kemenangan 4-0.
"Ingatan itu akan bersamaku selamanya. Itu adalah kisah yang akan kuceritakan kepada anak-anak dan cucu-cucuku," kata Alisson dikutip laman resmi UEFA.
"Sekarang saya berharap cerita itu menjadi bagian, semoga, untuk mendapatkan gelar yang merupakan tujuan utama kami," kata Alisson.
Penjaga gawang 26 tahun itu bermain untuk Roma ketika Liverpool melaju ke semifinal Liga Champions musim lalu. Pada saat itu Alisson juga bermain di Anfield namun sebagai musuh. Dua perasaan berbeda di dua semifinal yang berlangsung berturut-turut.
"Luar biasa! Saya bermain di Anfield ketika memperkuat Roma. Pada waktu itu tekanan sangat besar. Tak mudah bermain melawan tim kami (Liverpool, red) di Anfield," tutupnya.
Ketika menjamu Barcelona di leg kedua babak semifinal, Liverpool dalam kondisi tertinggal 0-3. Namun, semangat yang ditularkan suporter di Stadion Anfield membuat The Reds mampu membalik keadaan, mengunci tiket final dengan kemenangan 4-0.
"Ingatan itu akan bersamaku selamanya. Itu adalah kisah yang akan kuceritakan kepada anak-anak dan cucu-cucuku," kata Alisson dikutip laman resmi UEFA.
"Sekarang saya berharap cerita itu menjadi bagian, semoga, untuk mendapatkan gelar yang merupakan tujuan utama kami," kata Alisson.
Penjaga gawang 26 tahun itu bermain untuk Roma ketika Liverpool melaju ke semifinal Liga Champions musim lalu. Pada saat itu Alisson juga bermain di Anfield namun sebagai musuh. Dua perasaan berbeda di dua semifinal yang berlangsung berturut-turut.
"Luar biasa! Saya bermain di Anfield ketika memperkuat Roma. Pada waktu itu tekanan sangat besar. Tak mudah bermain melawan tim kami (Liverpool, red) di Anfield," tutupnya.
(bbk)