Tanggapan Pengamat MotoGP Soal Permintaan Maaf Petrucci ke Dovi
A
A
A
BOLOGNA - Carlo Pernat selaku pengamat MotoGP mengaku kecewa dengan sikap Danilo Petrucci yang terkesan takut dengan rekan setimnya Andrea Dovizioso. Menurutnya, dalam dunia balap setiap pembalap yang berada di lintasan pacuan kuda besi hanya memiliki satu tujuan yakni menang.
Tapi entah kenapa Petrucci seakan tunduk dengan Dovizioso hanya karena dia melakukan manuver berbahaya di tikungan pertama lap terakhir saat menjalani balapan di Sirkuit Mugello, Italia, akhir pekan kemarin. Namun, berkat keberanian pembalap berjuluk Petrux, dia sukses mengakhiri dahaga kemenangan selama tujuh tahun dengan merebut podium pertama di lintasan sepanjang 5,2 km tersebut.
Pasca balapan, Petrucci mengaku bersalah lantaran dia menutupi pergerakan motor Dovizioso saat bertempur di tikungan pertama lap terakhir. Akibat manuver itu, Dovizioso harus puas berada di podium ketiga atau tepat di belakang Marc Marquez.
"Saya tahu Marc dan Andrea coba melewati saya di trek lurus. Mereka berhasil. Mereka mengerem sangat keras. Saya mengerem sedikit lebih awal, dan saya di pinggir kerb, hanya ada satu setengah meter. Saya menempatkan motor di sana. Andrea menutup celah di tikungan, tetapi saya ada di sana. Saya sangat menyesal karena menyalip dia. Maksud saya, Andrea adalah orang terakhir di dunia yang ingin saya salip," kata Petrux.
Pernyataan itu sontak menimbulkan sejumlah tanggapan yang beragam dari penikmat balap MotoGP di seluruh dunia. Salah satunya datang dari Pernat.
"Saya tidak mengerti mengapa Danilo melakukan semua itu. Saingan pertama pembalap yang ingin menang, yang bercita-cita menjadi juara, adalah rekan setimnya. Itu sakral di dunia balap," kata Carlo Pernat.
"Tampaknya baik bagi saya untuk menunjukkan rasa hormat dan terima kasih kepada Andrea, tetapi permintaan maaf seperti itu tidak masuk akal dan, saya bersikeras, itu tidak seperti seorang juara," pungkas Pernat.
Tapi entah kenapa Petrucci seakan tunduk dengan Dovizioso hanya karena dia melakukan manuver berbahaya di tikungan pertama lap terakhir saat menjalani balapan di Sirkuit Mugello, Italia, akhir pekan kemarin. Namun, berkat keberanian pembalap berjuluk Petrux, dia sukses mengakhiri dahaga kemenangan selama tujuh tahun dengan merebut podium pertama di lintasan sepanjang 5,2 km tersebut.
Pasca balapan, Petrucci mengaku bersalah lantaran dia menutupi pergerakan motor Dovizioso saat bertempur di tikungan pertama lap terakhir. Akibat manuver itu, Dovizioso harus puas berada di podium ketiga atau tepat di belakang Marc Marquez.
"Saya tahu Marc dan Andrea coba melewati saya di trek lurus. Mereka berhasil. Mereka mengerem sangat keras. Saya mengerem sedikit lebih awal, dan saya di pinggir kerb, hanya ada satu setengah meter. Saya menempatkan motor di sana. Andrea menutup celah di tikungan, tetapi saya ada di sana. Saya sangat menyesal karena menyalip dia. Maksud saya, Andrea adalah orang terakhir di dunia yang ingin saya salip," kata Petrux.
Pernyataan itu sontak menimbulkan sejumlah tanggapan yang beragam dari penikmat balap MotoGP di seluruh dunia. Salah satunya datang dari Pernat.
"Saya tidak mengerti mengapa Danilo melakukan semua itu. Saingan pertama pembalap yang ingin menang, yang bercita-cita menjadi juara, adalah rekan setimnya. Itu sakral di dunia balap," kata Carlo Pernat.
"Tampaknya baik bagi saya untuk menunjukkan rasa hormat dan terima kasih kepada Andrea, tetapi permintaan maaf seperti itu tidak masuk akal dan, saya bersikeras, itu tidak seperti seorang juara," pungkas Pernat.
(sha)