Jojo Sudah Selayaknya Juara Turnamen BWF World Tour Super 300
A
A
A
JAKARTA - Sukses dua kali juara beruntun di Turnamen Bulu Tangkis BWF World Tour Super 300 sangat layak bagi tunggal putra Indonesia Jonatan Christie. Dua gelar di New Zealand Open dan Australian Open 2019 menjadi pembuktian kualitas Jojo yang sebenarnya.
Kepala Pelatih Tunggal Putra PP PBSI Hendry Saputramenilai Jojo sudah sepantasnya juara di level Super 300. Tidak hanya Jojo, Hendry menganggap Anthony Sinisuka Ginting sudah saatnya tampil sebagai juara. Hebatnya, kedua tunggal putra terbaik Indonesia itu bertemu di final Australian Open. Haislnya, Jojo menang tiga game dengan skor21-17, 13-21, 21-14. ‘’Jonatan dan Anthony kalau di level super 300 memang sudah selayaknya untuk juara,"kata Hendry seperti dikutip dari Badmintonindonesia.org.
Hendry membeberkan beberapa perubahan yang terjadi pada Jojo yang sempat menurun seusai merebut medali emas Asian Games 2018. Namun, perlahan tapi pasti, penampilannya mulai membaik ke performa aslinya.
"Jonatan dalam kondisi fisik yang prima. Dia itu memang staminanya harus bagus. Jonatan mainnya perlu durasi panjang, tempo lama, jadi awalnya itu dulu, teknik dan cara main saya lihat dia bisa lebih menguasai," ungkapnya.
"Kedua, dari fokusnya Jonatan dan seberapa besar ambisinya untuk raih gelar. Tiga hal ini paling penting buat Jonatan. Kalau dibilang main lebihsafe, memang kalau ketemu kompetitor dia, rata-rata memang sudah lebihsafe. Dari beberapastrokepukulan yang biasanya dia nggak yakin, sekarang lebih berani diterapkan dan menguntungkan, dari pukulan tipuan, atau ubah-ubah arah pukulan. Dari strategi pun sudah lebih baik,"bebernya.
Kendati berstatus turnamen level super 300, namun jelang pengumpulan poin menuju olimpiade Tokyo 2020, banyak para pemain top level yang ambil bagian dalam kejuaraan ini. Pengumpulan poin olimpiade dimulai pada turnamen New Zealand Open 2019 pada bulan Mei lalu dan akan berakhir di turnamen Badminton Asia Championships 2020 pada bulan April mendatang.
"Saya rasa hasil ini cukup oke lah, di sebuah turnamen, nggak ada capaian yang lebih tinggi dari all Indonesian final. Bagi saya ini sudah oke, melebihi target, tadinya target salah satunya masuk final dan juara, tapi ini keduanya lolos," tutur Hendry.
"Kalau dibilang ini kan cuma super 300, nggak apa-apa juara super 300, sah saja, kan lagi mengejar poin untuk olimpiade. Misalnya ada pemain yang nggak ikut Super 300 tidak apa-apa juga, tapi kalau pemain itu poinnya kurang, pasti nanti dicari juga turnamen Super 300," tambahnya.
"Contohnya, Hendra (Setiawan)/(Mohammad) Ahsan yang juara All England ikut main di level super 300 boleh nggak? Ya boleh saja, kan lagi cari poin ke olimpiade," pungkas Hendry.
Kepala Pelatih Tunggal Putra PP PBSI Hendry Saputramenilai Jojo sudah sepantasnya juara di level Super 300. Tidak hanya Jojo, Hendry menganggap Anthony Sinisuka Ginting sudah saatnya tampil sebagai juara. Hebatnya, kedua tunggal putra terbaik Indonesia itu bertemu di final Australian Open. Haislnya, Jojo menang tiga game dengan skor21-17, 13-21, 21-14. ‘’Jonatan dan Anthony kalau di level super 300 memang sudah selayaknya untuk juara,"kata Hendry seperti dikutip dari Badmintonindonesia.org.
Hendry membeberkan beberapa perubahan yang terjadi pada Jojo yang sempat menurun seusai merebut medali emas Asian Games 2018. Namun, perlahan tapi pasti, penampilannya mulai membaik ke performa aslinya.
"Jonatan dalam kondisi fisik yang prima. Dia itu memang staminanya harus bagus. Jonatan mainnya perlu durasi panjang, tempo lama, jadi awalnya itu dulu, teknik dan cara main saya lihat dia bisa lebih menguasai," ungkapnya.
"Kedua, dari fokusnya Jonatan dan seberapa besar ambisinya untuk raih gelar. Tiga hal ini paling penting buat Jonatan. Kalau dibilang main lebihsafe, memang kalau ketemu kompetitor dia, rata-rata memang sudah lebihsafe. Dari beberapastrokepukulan yang biasanya dia nggak yakin, sekarang lebih berani diterapkan dan menguntungkan, dari pukulan tipuan, atau ubah-ubah arah pukulan. Dari strategi pun sudah lebih baik,"bebernya.
Kendati berstatus turnamen level super 300, namun jelang pengumpulan poin menuju olimpiade Tokyo 2020, banyak para pemain top level yang ambil bagian dalam kejuaraan ini. Pengumpulan poin olimpiade dimulai pada turnamen New Zealand Open 2019 pada bulan Mei lalu dan akan berakhir di turnamen Badminton Asia Championships 2020 pada bulan April mendatang.
"Saya rasa hasil ini cukup oke lah, di sebuah turnamen, nggak ada capaian yang lebih tinggi dari all Indonesian final. Bagi saya ini sudah oke, melebihi target, tadinya target salah satunya masuk final dan juara, tapi ini keduanya lolos," tutur Hendry.
"Kalau dibilang ini kan cuma super 300, nggak apa-apa juara super 300, sah saja, kan lagi mengejar poin untuk olimpiade. Misalnya ada pemain yang nggak ikut Super 300 tidak apa-apa juga, tapi kalau pemain itu poinnya kurang, pasti nanti dicari juga turnamen Super 300," tambahnya.
"Contohnya, Hendra (Setiawan)/(Mohammad) Ahsan yang juara All England ikut main di level super 300 boleh nggak? Ya boleh saja, kan lagi cari poin ke olimpiade," pungkas Hendry.
(aww)