Timnas Amerika Serikat Hadapi Dua Tantangan Berat Sekaligus
A
A
A
PARIS - Amerika Serikat (AS) memiliki sejumlah masalah yang perlu segera diselesaikan jika masih ingin mempertahankan gelar Piala Dunia Wanita. Selain harus mematahkan prediksi negatif, USWNT juga direpotkan konflik internal dengan Presiden Donald Trump. AS menjadi satu-satunya wakil zona CONCACAF yang melaju ke perempat final setelah memulangkan Spanyol.
Sebab utusan lainnya, yakni Jamaika jadi juru kunci Grup C, sedangkan Kanada disingkirkan Swedia 0-1 saat 16 besar. Bila melihat prestasi di kancah sepak bola wanita, AS semestinya menjadi kandidat terkuat peraih gelar juara. Tapi kenyataan tidak demikian, justru Prancis yang dianggap punya peluang lebih besar mengangkat trofi pada 7 Juli mendatang. Ini berbeda dari ramalan semula.
Sebelum turnamen dimulai, Prancis sebenarnya bukan favorit utama. Meski menjadi tuan rumah, peluang Les Bleues berjaya hanya 22%. Malah Negeri Paman Sam yang diyakini bakal mampu menjaga kekuasaannya. Namun, sekarang tidak lagi. Berkat catatan ciamik selama penyisihan Grup A dengan torehan sembilan poin dan memasukkan tujuh gol serta sukses melumat Brasil di fase 16 besar, peluang Prancis meraih gelar justru meningkat hingga 27%. Itu tertinggi di antara peserta lain yang masih tersisa.
Sementara itu, kans AS mempertahankan gelarnya justru menurun menjadi 17%. Sedangkan Inggris di kisaran 13% dan Belanda 12%. Untuk prediksi jangka pendek atau siapa yang akan lolos ke semifinal juga tidak memihak AS. Disebutkan Inggris punya peluang 68% melaju ke babak empat besar.
Sementara Belanda mencapai 67% dan Jerman 64%. Sedangkan Prancis di angka 56%. Lalu untuk partai puncak ada 16% kemungkinan diikuti Prancis dan Jerman. Prediksi ini tentu menjadi kabar buruk bagi AS. Pasalnya, tim asuhan Jill Ellis itu akan melawan Prancis saat perempat final di Parc des Princes, dini hari nanti.
Soalnya, bila mengacu ramalan beredar, Lindsey Horan dkk diyakini bakal terjungkal. Intinya, duel kontra Prancis menjadi ujian sesungguhnya bagi AS. Sebab armada Corinne Diacre dinilai jauh lebih kuat dari lawan-lawan sebelumnya. Terbukti Amandine Henry dkk telah memetik sembilan kemenangan beruntun, baik saat persahabatan maupun partai resmi.
Artinya, meskipun AS juga punya modal berupa 10 kemenangan berturut-turut di semua ajang dan pernah dua kali menundukkan Prancis, mereka harus mengerahkan segenap kemampuan agar bisa bertahan. Semua pemain harus sepenuhnya fokus ke lapangan dan melupakan dulu masalah politik. Kamar ganti AS sedang memanas setelah Trump mengecam sikap salah satu personelnya, yakni Megan Rapinoe. Itu buntut pernyataan sang kapten yang tidak akan datang memenuhi undangan ke Gedung Putih jika nanti juara.
“Saya tidak akan pergi ke Gedung Putih. Tidak, saya tidak akan pergi ke Gedung Putih. Kami tidak akan diundang. Saya meragukan itu,” ucap Rapinoe dilansir skysport. Pernyataan Rapinoe membuat Trump kesal. Melalui akun Twiternya, dia menyerang balik penyerang berusia 33 tahun itu. Trump bahkan sampai membuat keputusan mendadak, yakni akan mengundang seluruh pemain ke Gedung Putih apapun hasil akhirnya nanti.
“Pemain sepak bola wanita, @mPinoe baru saja menyatakan kalau dia tidak akan datang ke Gedung Putih jika kami juara. Saya penggemar berat Tim (Pria) Amerika dan tim Wanita. Tapi, Megan (Rapinoe) harus memenangkan dulu gelar sebelum bicara! Selesaikan dulu pekerjaan! Kami masih belum mengundang Megan atau tim. Tapi, sekarang saya akan mengundang mereka, apakah menang atau kalah,” tulis Trump.
Dipercaya keputusan Rapinoe untuk tidak hadir ke Gedung Putih sebagai bentuk protes terhadap tirani Trump. Pasalnya, presiden yang menjabat sejak 20 Januari 2017 itu disinyalir melakukan banyak tindakan diskriminasi, khususnya pada imigran
Sebab utusan lainnya, yakni Jamaika jadi juru kunci Grup C, sedangkan Kanada disingkirkan Swedia 0-1 saat 16 besar. Bila melihat prestasi di kancah sepak bola wanita, AS semestinya menjadi kandidat terkuat peraih gelar juara. Tapi kenyataan tidak demikian, justru Prancis yang dianggap punya peluang lebih besar mengangkat trofi pada 7 Juli mendatang. Ini berbeda dari ramalan semula.
Sebelum turnamen dimulai, Prancis sebenarnya bukan favorit utama. Meski menjadi tuan rumah, peluang Les Bleues berjaya hanya 22%. Malah Negeri Paman Sam yang diyakini bakal mampu menjaga kekuasaannya. Namun, sekarang tidak lagi. Berkat catatan ciamik selama penyisihan Grup A dengan torehan sembilan poin dan memasukkan tujuh gol serta sukses melumat Brasil di fase 16 besar, peluang Prancis meraih gelar justru meningkat hingga 27%. Itu tertinggi di antara peserta lain yang masih tersisa.
Sementara itu, kans AS mempertahankan gelarnya justru menurun menjadi 17%. Sedangkan Inggris di kisaran 13% dan Belanda 12%. Untuk prediksi jangka pendek atau siapa yang akan lolos ke semifinal juga tidak memihak AS. Disebutkan Inggris punya peluang 68% melaju ke babak empat besar.
Sementara Belanda mencapai 67% dan Jerman 64%. Sedangkan Prancis di angka 56%. Lalu untuk partai puncak ada 16% kemungkinan diikuti Prancis dan Jerman. Prediksi ini tentu menjadi kabar buruk bagi AS. Pasalnya, tim asuhan Jill Ellis itu akan melawan Prancis saat perempat final di Parc des Princes, dini hari nanti.
Soalnya, bila mengacu ramalan beredar, Lindsey Horan dkk diyakini bakal terjungkal. Intinya, duel kontra Prancis menjadi ujian sesungguhnya bagi AS. Sebab armada Corinne Diacre dinilai jauh lebih kuat dari lawan-lawan sebelumnya. Terbukti Amandine Henry dkk telah memetik sembilan kemenangan beruntun, baik saat persahabatan maupun partai resmi.
Artinya, meskipun AS juga punya modal berupa 10 kemenangan berturut-turut di semua ajang dan pernah dua kali menundukkan Prancis, mereka harus mengerahkan segenap kemampuan agar bisa bertahan. Semua pemain harus sepenuhnya fokus ke lapangan dan melupakan dulu masalah politik. Kamar ganti AS sedang memanas setelah Trump mengecam sikap salah satu personelnya, yakni Megan Rapinoe. Itu buntut pernyataan sang kapten yang tidak akan datang memenuhi undangan ke Gedung Putih jika nanti juara.
“Saya tidak akan pergi ke Gedung Putih. Tidak, saya tidak akan pergi ke Gedung Putih. Kami tidak akan diundang. Saya meragukan itu,” ucap Rapinoe dilansir skysport. Pernyataan Rapinoe membuat Trump kesal. Melalui akun Twiternya, dia menyerang balik penyerang berusia 33 tahun itu. Trump bahkan sampai membuat keputusan mendadak, yakni akan mengundang seluruh pemain ke Gedung Putih apapun hasil akhirnya nanti.
“Pemain sepak bola wanita, @mPinoe baru saja menyatakan kalau dia tidak akan datang ke Gedung Putih jika kami juara. Saya penggemar berat Tim (Pria) Amerika dan tim Wanita. Tapi, Megan (Rapinoe) harus memenangkan dulu gelar sebelum bicara! Selesaikan dulu pekerjaan! Kami masih belum mengundang Megan atau tim. Tapi, sekarang saya akan mengundang mereka, apakah menang atau kalah,” tulis Trump.
Dipercaya keputusan Rapinoe untuk tidak hadir ke Gedung Putih sebagai bentuk protes terhadap tirani Trump. Pasalnya, presiden yang menjabat sejak 20 Januari 2017 itu disinyalir melakukan banyak tindakan diskriminasi, khususnya pada imigran
(don)