Pemain Bintang Sadio Mane pun Trauma Jadi Eksekutor Penalti

Minggu, 07 Juli 2019 - 09:16 WIB
Pemain Bintang Sadio...
Pemain Bintang Sadio Mane pun Trauma Jadi Eksekutor Penalti
A A A
Rasa trauma sepertinya menjangkiti Sadio Mane setelah membantu Senegal mengalahkan Uganda di fase 16 besar Piala Afrika 2019. Penyerang Liverpool itu menyatakan akan berhenti dulu menjadi eksekutor penalti untuk sementara waktu. Senegal melaju ke perempat final Piala Afrika untuk kedua kali secara beruntun dengan melibas Uganda 1-0 di Cairo International Stadium, Sabtu (6/7).

Kemenangan itu diraih Les Lions de la Teranga berkat gol tunggal Mane pada menit ke-15. Seharusnya hal itu membuat Mane gembira. Karena, dia kini menjadi top skor sementara dengan koleksi tiga gol. Terbukti, bomber berusia 27 tahun itu tidak bisa sepenuhnya tersenyum. Kebahagiaannya sedikit ternoda lantaran gagal mengeksekusi penalti yang didapat pada menit ke-61.

Senegal berpeluang menambah keunggulan menjadi 2-0 setelah wasit Mustapha Ghorbal asal Aljazair menunjuk titik putih. Namun, itu urung terjadi karena sepakan Mane yang kembali dipercaya menjadi algojo bisa dihalau kiper Denis Onyango. Itu kedua kali secara beruntun Mane gagal memaksimalkan tendangan penalti. Hal serupa terjadi ketika Senegal melibas Kenya 3-0 pada laga terakhir penyisihan Grup C.

Pada menit ke-29, Mane diharapkan bisa mencetak gol pembuka. Namun, upayanya digagalkan kiper Patrick Matasi. Semua itu ternyata memengaruhi mental Mane. Imbasnya, sosok berpostur 175 cm itu mengaku tidak akan mengeksekusi penalti lagi sampai waktu yang belum ditentukan. “Ini hanya untuk sementara. Saya sudah gagal mengeksekusi penalti selama dua pertandingan beruntun. Saya harus akui itu bukan rasio yang bagus,” katanya, dilansir Reuters.

Mane mengambil keputusan ini karena tidak ingin menjadi penghalang bagi Senegal dalam upaya menjuarai Piala Afrika untuk pertama kali. Karena itu, dia akan mempersilakan pemain yang lain untuk memikul tanggung jawab tersebut. “Saya tidak ingin menjadi penghambat tim ini. Setidaknya untuk sementara waktu. Saya akan mundur dulu menjadi eksekutor penalti dan meminta rekan setim yang lain untuk melakukannya. Tapi, ketika kembali ke klub, saya akan berusaha keras untuk mengatasi masalah ini,” tandas Mane.

Keputusan Mane tentu saja tidak sejalan dengan harapan Pelatih Aliou Cisse. Pasalnya, dia merasa senang jika mantan pemain Southampton tersebut terus menjadi eksekutor penalti. Terlebih Mane merupakan andalan tim. Cisse ingin Mane terus mengeksekusi tendangan penalti meski sempat gagal selama dua laga berturut-turut. Harapannya, agar mentalnya tetap terjaga. Karena, itu bisa sangat membantu bila nanti Senegal terlibat dalam adu penalti.

“Saya melihat ada kepercayaan diri tinggi dalam Mane. Karena itulah dia mengambil penalti. Ini adalah masalah yang harus kami diskusikan secara bersama,” ucap pelatih berusia 43 tahun tersebut. Meski Mane menyatakan akan mundur dulu menjadi eksekutor penalti, Cisse menegaskan belum menyetujuinya. Maksudnya, Mane masih akan terus menjadi pilihan pertama sebagai penendang penalti.

“Sebagai kapten, Mane akan selalu mendapat kepercayaan dan dukungan dari kami. Dia akan terus menjadi eksekutor penalti. Pada laga ini, kami cukup beruntung bisa mencetak gol cepat. Ini adalah pertandingan adu fisik. Tapi, memang seperti itu duel antarsesama tim Afrika,” tandas Cisse.

Terlepas masalah eksekutor penalti, yang jelas Senegal tidak punya waktu untuk bersantai. Pasalnya, mereka sudah ditantang Benin yang disinyalir sebagai pembunuh raksasa. Faktanya, Les Ecureuils mampu menyingkirkan Maroko 4-1 lewat adu penalti di Al Salam Stadium, Jumat (5/7). Ini terjadi karena selama waktu reguler dan extra time kedudukan tetap imbang 1-1.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0590 seconds (0.1#10.140)