Jaring Bakat Muda, Audisi Bulu Tangkis Digelar di Bandung
A
A
A
BANDUNG - Ajang pencarian bibit muda pada cabang bulu tangkis digelar di GOR KONI, Jalan Jakarta, Kota Bandung, mulai Minggu (28/7/2019). Rencananya, Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2019 ini akan digelar tiga hari, hingga Selasa (30/7/2019).
Pantauan SINDOnews di lapangan, ratusan peserta tampak antusias mengikuti audisi umum ini. Audisi dimulai pada Minggu pagi sekitar pukul 09.00 WIB. Mereka akan mengikuti seleksi menggunakan sistem screening. Data pendaftar online hingga Sabtu (27/7) sore pukul 15.00 WIB, jumlahnya mencapai lebih dari 856 pendaftar, terdiri dari 663 putra dan 193 putri.
Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi mengatakan, tahun ini pencarian atlet difokuskan pada dua kelompok usia. Yakni U-11 (di bawah usia 11 tahun) dan U-13 (di bawah usia 13 tahun), baik putra dan putri. Mereka yang terpilih melalui proses seleksi ketat sejak tahap Audisi Umum hingga Final Audisi Umum di Kudus, akan mendapatkan beasiswa bulutangkis dari Djarum Foundation dan diasah kemampuannya di PB Djarum.
Beberapa aspek yang akan menjadi fokus audisi ini adalah bakat istimewa dan teknik dasar yang mumpuni. Selain itu, mereka mesti memiliki karakter juara. Karakter juara ini akan terlihat saat pemain beraksi di lapangan. Salah satu indikatornya adalah punya daya juang yang tinggi dan enggan menyerah.
“Kalau dari segi fisik, tahun ini kami akan mencari pemain yang gesit, itu poin utama,” ujar dia.
Pada hari pertama, seluruh peserta akan menjalani tahap screening. Ini merupakan tahapan seleksi melalui pengamatan langsung Tim Pencari Bakat PB Djarum. Para peserta akan saling bertanding sesuai kategori usia masing-masing dan diamati oleh Tim Pencari Bakat PB Djarum. Beberapa nya adalah Christian Hadinata, Fung Permadi, Lius Pongoh, Denny Kantono, Yuni Kartika, Sigit Budiarto, Hastomo Arbi, Liliyana Natsir, Engga Setiawan, Bandar Sigit Pamungkas, Sulaiman, dan Nimas Rani.
Hari berikutnya, para peserta yang lolos screening akan masuk ke fase turnamen. Di sinilah para peserta akan bertarung dengan sistem gugur. Seluruh peserta kembali dipertandingkan sesuai kelompok usianya.
“Fase turnamen ini akan berlangsung hingga terakhir di hari Selasa. Para peserta yang mencapai semifinal di Bandung berhak meraih Super Tiket untuk melaju ke babak Final Audisi di Kudus,” ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, audisi ini menjadi titik pertama bagi Tim Pencari Bakat PB Djarum untuk menemukan pebulutangkis muda berkualitas di Jawa Barat dan sekitarnya. Bandung dan kabupaten-kabupaten lain di Jawa Barat memiliki sejarah panjang melahirkan pebulutangkis-pebulutangkis andalan Indonesia.
Sejumlah legenda dan atlet PB Djarum pun berasal dari Jawa Barat, seperti Ivana Lie, Aryono Miranat, hingga Ihsan Maulana Mustofa. Selain itu, antusiasme dan gairah masyarakat Jawa Barat terhadap bulutangkis juga nyaris tak pernah padam.
“Secara historis, Jawa Barat selalu bisa melahirkan pemain-pemain yang berprestasi di level nasional maupun dunia. Kami ingin potensi-potensi itu kembali terlihat melalui Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2019 di Bandung. PB Djarum fokus untuk mencari atlet-atlet muda yang mampu menunjukkan mental dan karakter seorang juara,” beber Fung.
Pantauan SINDOnews di lapangan, ratusan peserta tampak antusias mengikuti audisi umum ini. Audisi dimulai pada Minggu pagi sekitar pukul 09.00 WIB. Mereka akan mengikuti seleksi menggunakan sistem screening. Data pendaftar online hingga Sabtu (27/7) sore pukul 15.00 WIB, jumlahnya mencapai lebih dari 856 pendaftar, terdiri dari 663 putra dan 193 putri.
Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi mengatakan, tahun ini pencarian atlet difokuskan pada dua kelompok usia. Yakni U-11 (di bawah usia 11 tahun) dan U-13 (di bawah usia 13 tahun), baik putra dan putri. Mereka yang terpilih melalui proses seleksi ketat sejak tahap Audisi Umum hingga Final Audisi Umum di Kudus, akan mendapatkan beasiswa bulutangkis dari Djarum Foundation dan diasah kemampuannya di PB Djarum.
Beberapa aspek yang akan menjadi fokus audisi ini adalah bakat istimewa dan teknik dasar yang mumpuni. Selain itu, mereka mesti memiliki karakter juara. Karakter juara ini akan terlihat saat pemain beraksi di lapangan. Salah satu indikatornya adalah punya daya juang yang tinggi dan enggan menyerah.
“Kalau dari segi fisik, tahun ini kami akan mencari pemain yang gesit, itu poin utama,” ujar dia.
Pada hari pertama, seluruh peserta akan menjalani tahap screening. Ini merupakan tahapan seleksi melalui pengamatan langsung Tim Pencari Bakat PB Djarum. Para peserta akan saling bertanding sesuai kategori usia masing-masing dan diamati oleh Tim Pencari Bakat PB Djarum. Beberapa nya adalah Christian Hadinata, Fung Permadi, Lius Pongoh, Denny Kantono, Yuni Kartika, Sigit Budiarto, Hastomo Arbi, Liliyana Natsir, Engga Setiawan, Bandar Sigit Pamungkas, Sulaiman, dan Nimas Rani.
Hari berikutnya, para peserta yang lolos screening akan masuk ke fase turnamen. Di sinilah para peserta akan bertarung dengan sistem gugur. Seluruh peserta kembali dipertandingkan sesuai kelompok usianya.
“Fase turnamen ini akan berlangsung hingga terakhir di hari Selasa. Para peserta yang mencapai semifinal di Bandung berhak meraih Super Tiket untuk melaju ke babak Final Audisi di Kudus,” ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, audisi ini menjadi titik pertama bagi Tim Pencari Bakat PB Djarum untuk menemukan pebulutangkis muda berkualitas di Jawa Barat dan sekitarnya. Bandung dan kabupaten-kabupaten lain di Jawa Barat memiliki sejarah panjang melahirkan pebulutangkis-pebulutangkis andalan Indonesia.
Sejumlah legenda dan atlet PB Djarum pun berasal dari Jawa Barat, seperti Ivana Lie, Aryono Miranat, hingga Ihsan Maulana Mustofa. Selain itu, antusiasme dan gairah masyarakat Jawa Barat terhadap bulutangkis juga nyaris tak pernah padam.
“Secara historis, Jawa Barat selalu bisa melahirkan pemain-pemain yang berprestasi di level nasional maupun dunia. Kami ingin potensi-potensi itu kembali terlihat melalui Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2019 di Bandung. PB Djarum fokus untuk mencari atlet-atlet muda yang mampu menunjukkan mental dan karakter seorang juara,” beber Fung.
(sha)