Menanti Keajaiban Liverpool di Musim 2019/2020
A
A
A
EDINBURG - Liverpool musim lalu hampir bisa menggabungkan dua gelar bergengsi: Liga Champions dan Liga Primer. Hanya, mereka kemudian tersendat di pacuan Liga Primer sehingga harus merelakan trofi tersebut ke Manchester City dengan selisih satu poin.
Gelar Liga Champions sebenarnya tidak buruk. Setidaknya, trofi tersebut membuktikan bahwa The Reds memiliki DNA di Eropa. Gelar yang juga menjadi penebus janji Juergen Klopp memberikan satu gelar di musim keempat di Anfield Stadium.
Menyambut musim 2019/2020, The Reds dianggap memiliki kapasitas mengakhiri dahaga gelar di Liga Primer. Alasannya, materi kekuatan mereka tidak berubah. Tak ada pemain bintang The Reds yang pergi. Mohamed Salah, Roberto Firmino, Sadio Mane masih di Anfield. Spekulasi bahwa salah satu di antara mereka hengkang akhirnya meredup dengan sendirinya.
Karena, sulit membayangkan bagaimana Liverpool bersaing tanpa satu atau bahkan ketiga pemain tersebut. Lihat saja empat uji coba terakhir, mereka gagal mendapatkan kemenangan. The Reds kehilangan mental pemenang saat Salah, Mane, dan Firmino berlibur.
Para pemain Eropa, termasuk talenta Inggris, belum cukup mengangkat sinar Liverpool. Tanpa trio Salah, Mane, dan Firmino yang masih beristirahat setelah membela tim nasional di Copa America dan Piala Afrika, Liverpool kalah 2-3 dari Borussia Dortmund, Sabtu (20/7), 1-2 dari Sevilla, Senin (22/7), imbang 2-2 melawan Sporting Lisbon, Kamis (25/7), dan dibantai SSC Napoli, 0-3, Minggu (29/7).
“Tentu saja tidak baik. Kami mengalami beberapa kekalahan di pertandingan pramusim. Tapi, saya cukup yakin kami akan memainkan sepak bola yang lebih baik,” kata Klopp, dilansir Telegraph.
Betul, semua laga terjadi di pramusim yang belum bisa menjadi referensi kekuatan tim. Masalahnya, Klopp seharusnya mulai bisa mengukur sejauh mana kekuatan timnya tanpa Mane, Salah, dan Firmino. Ukuran yang secara kasatmata memperlihatkan bahwa Liverpool sebenarnya rapuh tanpa tiga pemain tersebut.
Musim lalu, kombinasi gol ketiganya mencapai 69 gol di semua kompetisi. Di Liga Primer, akumulasi gol ketiganya di angka 56 dengan rincian Saleh dan Mane 22 gol, sedang kan Firmino 12 gol.
Jika dibuat persentase, jumlah tersebut merupakan 62% dari total gol Liverpool di Liga Primer, 89. Angka ini bisa membengkak jika ditambah 15 assist ketiganya maka mereka berperan pada 79% gol The Reds. Jadi, wajar jika Liverpool kemudian terlihat kedodoran ketika menghadapi tim selevel tanpa tiga pemain tersebut.
Masalah kemudian muncul karena Klopp seperti tak melakukan antisipasi pada situasi jika ketiganya tidak bisa bermain karena satu dan lain hal, dari aktivitasnya di bursa transfer. Memang pemain muda seperti Divock Origi mencetak dua gol, Harry Wilson dan Rhian Brewster masingmasing menyumbangkan satu gol di laga uji coba.
Hanya, percayalah, kompetisi Liga Primer tak bisa dimenangkan dengan anak-anak muda. Apalagi, dengan pemain berusia 16 tahun seperti Harvey Elliott yang diboyong dari Fulham, pekan ini.
Transfer The Reds sama sekali tidak melibatkan nama besar. Bahkan, skenario mendatangkan kembali Philippe Coutinho dari Barcelona atau Gareth Bale asal Real Madrid mentah di tengah jalan.
Berbeda dengan Tottenham Hotspur dan Man City yang tak ragu melakukan antisipasi. The Reds juga kalah bersaing mendapatkan pemain sayap Lille asal Pantai Gading Nicolas Pepe. “Ini adalah pra-musim yang aneh karena semua orang memberi ucapan selamat atas keberhasilan Liga Champions musim lalu. Sebelum pertandingan, Napoli sangat baik dan memberi kami sebotol anggur merah. Kami baru mengalaminya,” tandas Klopp.
Kalau sudah begitu, jangan heran tragedi kekalahan tiga gol dari Napoli melalui gol Lorenzo Insigne (17), Arkadiusz Milik (28), dan Amin Younes (52) akan semakin sering terlihat di musim depan. Tidak ada pula jaminan mereka bisa mengandaskan Man City di Community Shield, 4 Agustus mendatang.
“Setidaknya, kami harus mencobanya dan harus bermain sepak bola yang lebih baik. Kami akan bermain sepak bola yang lebih baik,” tandasnya.
Namun, Pelatih Napoli Carlo Ancelotti tidak tertipu dengan hasil buruk The Reds di pramusim. Ancelotti yakin Liverpool bakal menampakkan kualitas sebenarnya ketika musim 2019/2020 dimulai. Dia juga merasa puas dengan pemain yang dimiliki.
“Kami tentu mencari pemain dan jika ada peluang, kami akan membelinya. Kami bekerja, klub, juga memikirkan bagaimana kami dapat meningkatkan performa tim. Dalam beberapa pekan terakhir kami bekerja keras. Tujuan kami untuk mendapatkan tim terbaik dengan pemain terbaik yang ada di tim,” tandas Ancelotti.
Gelar Liga Champions sebenarnya tidak buruk. Setidaknya, trofi tersebut membuktikan bahwa The Reds memiliki DNA di Eropa. Gelar yang juga menjadi penebus janji Juergen Klopp memberikan satu gelar di musim keempat di Anfield Stadium.
Menyambut musim 2019/2020, The Reds dianggap memiliki kapasitas mengakhiri dahaga gelar di Liga Primer. Alasannya, materi kekuatan mereka tidak berubah. Tak ada pemain bintang The Reds yang pergi. Mohamed Salah, Roberto Firmino, Sadio Mane masih di Anfield. Spekulasi bahwa salah satu di antara mereka hengkang akhirnya meredup dengan sendirinya.
Karena, sulit membayangkan bagaimana Liverpool bersaing tanpa satu atau bahkan ketiga pemain tersebut. Lihat saja empat uji coba terakhir, mereka gagal mendapatkan kemenangan. The Reds kehilangan mental pemenang saat Salah, Mane, dan Firmino berlibur.
Para pemain Eropa, termasuk talenta Inggris, belum cukup mengangkat sinar Liverpool. Tanpa trio Salah, Mane, dan Firmino yang masih beristirahat setelah membela tim nasional di Copa America dan Piala Afrika, Liverpool kalah 2-3 dari Borussia Dortmund, Sabtu (20/7), 1-2 dari Sevilla, Senin (22/7), imbang 2-2 melawan Sporting Lisbon, Kamis (25/7), dan dibantai SSC Napoli, 0-3, Minggu (29/7).
“Tentu saja tidak baik. Kami mengalami beberapa kekalahan di pertandingan pramusim. Tapi, saya cukup yakin kami akan memainkan sepak bola yang lebih baik,” kata Klopp, dilansir Telegraph.
Betul, semua laga terjadi di pramusim yang belum bisa menjadi referensi kekuatan tim. Masalahnya, Klopp seharusnya mulai bisa mengukur sejauh mana kekuatan timnya tanpa Mane, Salah, dan Firmino. Ukuran yang secara kasatmata memperlihatkan bahwa Liverpool sebenarnya rapuh tanpa tiga pemain tersebut.
Musim lalu, kombinasi gol ketiganya mencapai 69 gol di semua kompetisi. Di Liga Primer, akumulasi gol ketiganya di angka 56 dengan rincian Saleh dan Mane 22 gol, sedang kan Firmino 12 gol.
Jika dibuat persentase, jumlah tersebut merupakan 62% dari total gol Liverpool di Liga Primer, 89. Angka ini bisa membengkak jika ditambah 15 assist ketiganya maka mereka berperan pada 79% gol The Reds. Jadi, wajar jika Liverpool kemudian terlihat kedodoran ketika menghadapi tim selevel tanpa tiga pemain tersebut.
Masalah kemudian muncul karena Klopp seperti tak melakukan antisipasi pada situasi jika ketiganya tidak bisa bermain karena satu dan lain hal, dari aktivitasnya di bursa transfer. Memang pemain muda seperti Divock Origi mencetak dua gol, Harry Wilson dan Rhian Brewster masingmasing menyumbangkan satu gol di laga uji coba.
Hanya, percayalah, kompetisi Liga Primer tak bisa dimenangkan dengan anak-anak muda. Apalagi, dengan pemain berusia 16 tahun seperti Harvey Elliott yang diboyong dari Fulham, pekan ini.
Transfer The Reds sama sekali tidak melibatkan nama besar. Bahkan, skenario mendatangkan kembali Philippe Coutinho dari Barcelona atau Gareth Bale asal Real Madrid mentah di tengah jalan.
Berbeda dengan Tottenham Hotspur dan Man City yang tak ragu melakukan antisipasi. The Reds juga kalah bersaing mendapatkan pemain sayap Lille asal Pantai Gading Nicolas Pepe. “Ini adalah pra-musim yang aneh karena semua orang memberi ucapan selamat atas keberhasilan Liga Champions musim lalu. Sebelum pertandingan, Napoli sangat baik dan memberi kami sebotol anggur merah. Kami baru mengalaminya,” tandas Klopp.
Kalau sudah begitu, jangan heran tragedi kekalahan tiga gol dari Napoli melalui gol Lorenzo Insigne (17), Arkadiusz Milik (28), dan Amin Younes (52) akan semakin sering terlihat di musim depan. Tidak ada pula jaminan mereka bisa mengandaskan Man City di Community Shield, 4 Agustus mendatang.
“Setidaknya, kami harus mencobanya dan harus bermain sepak bola yang lebih baik. Kami akan bermain sepak bola yang lebih baik,” tandasnya.
Namun, Pelatih Napoli Carlo Ancelotti tidak tertipu dengan hasil buruk The Reds di pramusim. Ancelotti yakin Liverpool bakal menampakkan kualitas sebenarnya ketika musim 2019/2020 dimulai. Dia juga merasa puas dengan pemain yang dimiliki.
“Kami tentu mencari pemain dan jika ada peluang, kami akan membelinya. Kami bekerja, klub, juga memikirkan bagaimana kami dapat meningkatkan performa tim. Dalam beberapa pekan terakhir kami bekerja keras. Tujuan kami untuk mendapatkan tim terbaik dengan pemain terbaik yang ada di tim,” tandas Ancelotti.
(bbk)