Karbon Monoksida Diduga Penyebab Kecelakaan Pesawat Emiliano Sala

Jum'at, 16 Agustus 2019 - 01:00 WIB
Karbon Monoksida Diduga...
Karbon Monoksida Diduga Penyebab Kecelakaan Pesawat Emiliano Sala
A A A
NANTES - Emiliano Sala dan Pilot David Ibbotson dikabarkan teracuni karbon monoksida sebelum tragedi jatuhnya pesawat di Selat Inggris, Januari lalu. Kabar itu beberkan Air Accidents Investigation Branch (AAIB) pada Rabu (14/8/2019) waktu setempat.

AAIB menyatakan pada hasil tes toksiologi ditemukan tanda-tanda adanya gas beracun pada jasad mantan pemain Nantes itu. Tim investigasi itu juga menyatakan hal itu juga kemungkinan terjadi kepada sang pilot (Ibbotson) yang belum ditemukan hingga kini.

Pada hari Rabu kemarin, tim investigasi telah menunjukkan temuan barunya tersebut. "Bahaya paparan karbon monoksida terdapat pada kedua mesin pesawat yakni piston dan turbin." pungkas AAIB.

"Hasil tes toksiologi menghasilkan Sala memiliki tingkat saturasi COHb yang tinggi." Dari hasil tes itu dinyatakan pula bahwa sang pilot mengalami hal yang sama.

"Ketika investigasi kami telah rampung semua, kami akan memberitahukan kabar terbarunya." Menanggapi hasil itu, Inspektur AAIB Geraint Herbert mengungkapkan dampak yang akan dihasilkan ketika teracuni karbon monoksida.

"Karbon monoksida adalah gas yang tidak berbau dan berwarna. Gejala pada tingkat paparan rendah dapat berupa kantuk dan pusing." pungkasnya.

"Namun, ketika tingkat paparan meningkat hal itu dapat menyebabkan ketidaksadaran dan kematian." tambah sang inspektur. Hasil dari investigasi itu menimbulkan banyak pertanyaan bagi keluarga Sala.

Keluarga ingin mengetahui bagaimana gas itu bisa masuk ke kabin pesawat. Keluarga juga ingin pemeriksaan lebih lanjut terus dilakukan supaya hasil yang kongkrit dapat disimpulkan.

Keluarga Sala berharap pemecahan dari tragedi ini dapat menjadi pembelajaran. Sehingga, tragedi yang sama tidak terulang kembali.

Emiliano Sala terbang ke Cardif untuk menuntaskan transfernya pada 21 Januari lalu. Namun, pesawat Piper Malibu yang membawanya bersama pilot hilang kontak sejam setalah penerbangan.

Beberapa hari kemudian, pesawat dinyatakan jatuh di bagian utara Gurnsey atau Selat Inggris. Sejak saat itu, pencarian setiap hari terus dilakukan.
Pada Februari, keduanya dinyatakan tewas. Namun, hanya jasad Sala yang ditemukan tim pencari dan sang pilot juga dinyatakan tewas setelah keberadaannya yang belum jelas sampai saat ini. (Celvin Moniaga Sipahutar)
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0766 seconds (0.1#10.140)