Di Jalur Neraka, Minarti: Grego - Fitriani Harus Tahan dan Fokus
A
A
A
BASEL - Undian ulang (redraw) membuat dua tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung dan Fitriani, masuk jalur neraka di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2019. Karena itu, Grego dan Fitriani harus lebih tahan di lapangan dan fokus dalam menghadapi lawan-lawannya dalam Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis yang akan dimainkan mulai hari ini hingga 25 Agustus mendatang di Basel, Swiss.
Grego dan Fitriani harus meningkatkan fokusnya agar bisa melewati rintangan awal. Apalagi, sesuai undian, Grego dan Fitriani masuk dalam jalur neraka. Fitriani akan satu jalur dengan mantan peringkat 1 dunia, Tai Tzu Ying dari Taiwan. Di babak pertama, Fitriani meladeni Yvonne Li dari Jerman. Jika bisa menang, Fitriani langsung berjumpa Tai Tzu Ying yang menjadi unggulan kedua.
Undian berat juga dirasakan Gregoria yang berada satu jalur dengan pemain kuat Thailand, Ratchanok Intanon. Di babak pertama, Grego mendapat bye. Di babak kedua, dia menunggu pemenang antara pemain Thailand lainnya, Busanan Ongbamrungphan melawan Chloe Birch dari Inggris.
Dengan Busanan, catatan pertemuan Gregoria sementara ini tertinggal 1-2. Namun Gregoria punya peluang menang, dengan keunggulan di pertemuan terakhir mereka. Pada Korea Open 2017, Gregoria menang 13-21, 21-9, 21-15 dari Busanan.
Jika bisa lepas dari hadangan Busanan, Gregoria akan ditantang Intanon. Dengan catatan, Intanon bisa menaklukkan pemenang antara rekan senegaranya, Nitchaon Jindapol melawan Crystal Pan dari Amerika Serikat di babak pertama.
’’Peluang tetap ada. Kalau lihat dari draw bisa untuk Gregoria ke 16 besar, tapi habis itu ketemu Ratchanok.’’kata Pelatih tunggal putri, Minarti Timur seperti dikutip dari Badmintonindonesia.org.
Mantan juara dunia ganda campuran itu menilai, permainan Tzu Ying dan Ratchanok selalu menyulitkan jalan tunggal putri Indonesia, termasuk Grego dan Fitriani.
’’Dengan Ratchanok sudah lima kali kalah. Ratchanok menurut saya sudah matang dan bolanya nyusahin. Untuk tunggal putri menurut saya yang bolanya menyusahkan itu Ratchanok dan Tai Tzu Ying. Berapa kali bola-bola mereka susah untuk pemain Indonesia. Cuma tidak menutup kemungkinan untuk bisa menang. Peluang menang masih ada, 40:60. Kalau mau menang lawan mereka itu harus benar-benar tahan dan siap, harus benar-benar fokus,” jelas Minarti.
Dia juga mengomentari redraw atau undian ulang di tunggal putri yang mengejutkan bagi tunggal putri Indonesia. ’’Untuk Fitriani, redraw kemarin cukup mengagetkan. Tapi mau tidak mau siapapun lawan yang dihadapi ya harus siap. Dari pikiran, mental semua harus dipersiapkan. Harus mau maksain di lapangan,” pesan Minarti.
Minarti menyampaikan persiapan timnya sudah cukup baik. Beberapa kemungkinan kendala teknis dan non teknis pun sudah coba diantisipasi. “Persiapan sudah lumayan bagus. Tinggal di lapangannya gimana mereka bisa mengatasi semua itu. Soalnya kalau dilihat dari fisik, teknik semua hampir sama. Cuma lawan mereka lebih matang, lebih dewasa, pada poin-poin kritis mereka bisa lebih megang poin dibanding atlet kita,” ujar Minarti.
Grego dan Fitriani harus meningkatkan fokusnya agar bisa melewati rintangan awal. Apalagi, sesuai undian, Grego dan Fitriani masuk dalam jalur neraka. Fitriani akan satu jalur dengan mantan peringkat 1 dunia, Tai Tzu Ying dari Taiwan. Di babak pertama, Fitriani meladeni Yvonne Li dari Jerman. Jika bisa menang, Fitriani langsung berjumpa Tai Tzu Ying yang menjadi unggulan kedua.
Undian berat juga dirasakan Gregoria yang berada satu jalur dengan pemain kuat Thailand, Ratchanok Intanon. Di babak pertama, Grego mendapat bye. Di babak kedua, dia menunggu pemenang antara pemain Thailand lainnya, Busanan Ongbamrungphan melawan Chloe Birch dari Inggris.
Dengan Busanan, catatan pertemuan Gregoria sementara ini tertinggal 1-2. Namun Gregoria punya peluang menang, dengan keunggulan di pertemuan terakhir mereka. Pada Korea Open 2017, Gregoria menang 13-21, 21-9, 21-15 dari Busanan.
Jika bisa lepas dari hadangan Busanan, Gregoria akan ditantang Intanon. Dengan catatan, Intanon bisa menaklukkan pemenang antara rekan senegaranya, Nitchaon Jindapol melawan Crystal Pan dari Amerika Serikat di babak pertama.
’’Peluang tetap ada. Kalau lihat dari draw bisa untuk Gregoria ke 16 besar, tapi habis itu ketemu Ratchanok.’’kata Pelatih tunggal putri, Minarti Timur seperti dikutip dari Badmintonindonesia.org.
Mantan juara dunia ganda campuran itu menilai, permainan Tzu Ying dan Ratchanok selalu menyulitkan jalan tunggal putri Indonesia, termasuk Grego dan Fitriani.
’’Dengan Ratchanok sudah lima kali kalah. Ratchanok menurut saya sudah matang dan bolanya nyusahin. Untuk tunggal putri menurut saya yang bolanya menyusahkan itu Ratchanok dan Tai Tzu Ying. Berapa kali bola-bola mereka susah untuk pemain Indonesia. Cuma tidak menutup kemungkinan untuk bisa menang. Peluang menang masih ada, 40:60. Kalau mau menang lawan mereka itu harus benar-benar tahan dan siap, harus benar-benar fokus,” jelas Minarti.
Dia juga mengomentari redraw atau undian ulang di tunggal putri yang mengejutkan bagi tunggal putri Indonesia. ’’Untuk Fitriani, redraw kemarin cukup mengagetkan. Tapi mau tidak mau siapapun lawan yang dihadapi ya harus siap. Dari pikiran, mental semua harus dipersiapkan. Harus mau maksain di lapangan,” pesan Minarti.
Minarti menyampaikan persiapan timnya sudah cukup baik. Beberapa kemungkinan kendala teknis dan non teknis pun sudah coba diantisipasi. “Persiapan sudah lumayan bagus. Tinggal di lapangannya gimana mereka bisa mengatasi semua itu. Soalnya kalau dilihat dari fisik, teknik semua hampir sama. Cuma lawan mereka lebih matang, lebih dewasa, pada poin-poin kritis mereka bisa lebih megang poin dibanding atlet kita,” ujar Minarti.
(aww)