Stop Audisi Bulu Tangkis PB Djarum, Fahri Hamzah: KPAI Urus Saja Anak Jalanan
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah merasa aneh dengan sikap Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang menuduh PB Djarum melakukan eksploitasi anak. Akibatnya, perusahaan penghasil bibit-bibit pebulu tangkis itu tak lagi menggelar audisi bulutangkis mulai 2020.
"Jangan itu (PB Djarum) yang diurusin. Itu yang enggak sekolah, yang di pinggir jalan, dong yang diurusin. KPAI ini ada-ada saja," kata Fahri kepada wartawan sela-sela peluncuran buku "Arah Baru Kebijakan Kesejahteraan Indonesia" karyanya, di Ruang Abdul Muis Gedung Nusantara DPR RI, Selasa (10/9/2019).
Pimpinan DPR RI Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) itu menilai, banyak hal yang lebih penting yang bisa dilakukan oleh KPAI. Misalnya, anak-anak yang putus sekolah dan menjadi pengemis di jalanan.
"Kenapa KPAI meributkan hal yang justru baik bagi pembibitan calon atlet nasional itu," ucapnya menyayangkan.
Dirinya pun mengusulkan agar audisi bulutangkis yang sudah puluhan tahun dibuat PB Djarum tidak perlu diributkan. Sebab banyak masalah lain, khususnya yang menyangkut kesejahteraan anak-anak Indonesia.
"Ya kan, anak jalanan, anak yang enggak sekolah, tahu enggak itu sekarang itu angka anak Indonesia atau orang Indonesia yang tidak pernah sekolah, masih ada sekitar 2,7 persen penduduk Indonesia. Itu dulu diadvokasi deh," imbuh Fahri.
Inisiator Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) itu menyebut, anak-anak senang dengan pelatihan bulutangkis. Jangan sampai, kesenangan dan prestasi anak justru dihapuskan dalam mimpinya.
"Ini orang sudah happy main bulutangkis. Kecuali KPAI kalau mau ubah kebijakan soal rokok dan tembakau, itu soal lain. Tapi ini orang sudah masuk situ, sudah mengejar mimpi jadi juara dunia, segala macam. Ada harapannya itu orang dikasih makan gizi yang baik, ya kan," tandas Fahri.
"Jangan itu (PB Djarum) yang diurusin. Itu yang enggak sekolah, yang di pinggir jalan, dong yang diurusin. KPAI ini ada-ada saja," kata Fahri kepada wartawan sela-sela peluncuran buku "Arah Baru Kebijakan Kesejahteraan Indonesia" karyanya, di Ruang Abdul Muis Gedung Nusantara DPR RI, Selasa (10/9/2019).
Pimpinan DPR RI Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) itu menilai, banyak hal yang lebih penting yang bisa dilakukan oleh KPAI. Misalnya, anak-anak yang putus sekolah dan menjadi pengemis di jalanan.
"Kenapa KPAI meributkan hal yang justru baik bagi pembibitan calon atlet nasional itu," ucapnya menyayangkan.
Dirinya pun mengusulkan agar audisi bulutangkis yang sudah puluhan tahun dibuat PB Djarum tidak perlu diributkan. Sebab banyak masalah lain, khususnya yang menyangkut kesejahteraan anak-anak Indonesia.
"Ya kan, anak jalanan, anak yang enggak sekolah, tahu enggak itu sekarang itu angka anak Indonesia atau orang Indonesia yang tidak pernah sekolah, masih ada sekitar 2,7 persen penduduk Indonesia. Itu dulu diadvokasi deh," imbuh Fahri.
Inisiator Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) itu menyebut, anak-anak senang dengan pelatihan bulutangkis. Jangan sampai, kesenangan dan prestasi anak justru dihapuskan dalam mimpinya.
"Ini orang sudah happy main bulutangkis. Kecuali KPAI kalau mau ubah kebijakan soal rokok dan tembakau, itu soal lain. Tapi ini orang sudah masuk situ, sudah mengejar mimpi jadi juara dunia, segala macam. Ada harapannya itu orang dikasih makan gizi yang baik, ya kan," tandas Fahri.
(sha)