Solskjaer Manchester United Butuh Dukungan Penggemar
A
A
A
MANCHESTER - Kurang meyakinkannya performa Manchester United (MU) pada musim ini membuat Ole Gunnar Solskjaer mendapat sorotan tajam. Namun, pelatih asal Norwegia itu tidak merasa cemas dan lebih memilih fokus membangun ulang kekuatanThe Red Devils.
Baru memenangi dua dari enam pertanding - an terakhir Liga Primer membuat MU menjadi sasaran tembak media di Inggris. Itu membuat kapasitas Solskjaer diragukan, terlebih setelah susah payah mengalahkan Rochdale AFC 5-3 lewat drama adu penalti pada babak ketiga Piala Liga Inggris, (26/9). Akibatnya, Solskjaer santer diberitakan bakal dipecat. Beberapa nama seperti Thomas Tuchel (Paris Saint Germain), Massimiliano Allegri dan bekas bek legendaris MU, Laurent Blanc digadang-gadang sebagai kandidat pengganti. Namun, Solskjaer enggan ambil pusing dengan semua itu. Dia menilai semua orang memiliki hal untuk me nga takan apa pun. Karena itu, tidak perlu dimasukkan ke dalam hati.
Solskjaer bahkan mengaku sudah terbiasa menghadapi tekanan semasa aktif bermain untuk MU periode 1996-1997. Solskjaer telah mem prediksi perjalanan MU musim ini me mang tidak akan mu dah. Artinya, lebih baik terus melakukan evaluasi dan pembenahan. "Saya ti dak khawatir apa yang ditulis pers tentang MU, saya atau pun tim lain. Kami fokus pada apa yang harus kami lakukan," kata Solskjaer dilansir Reuters.
Mantan pelatih Cardiff City dan Molde FC tersebut juga menegaskan tidak keberatan dengan luapan kekecewaan fans MU yang meng anggapnya tidak layak me nangani tim karena dianggap miskin taktik, tidak tegas, dan lain-lain. Bahkan, cukup banyak yang menilai prestasi Solskjaer tidak lebih baik dari pendahulunya yang dipecat seperti David Moyes, Lous van Gaal, dan Jose Mourinho.
Nyatanya, sampai saat ini MU masih belum menemukan identitasnya. Solskjaer justru tetap berterima kasih kepada fans. Sebab, terlepas sorotan terhadap dirinya, para suporter selalu memberikan sokongan moril kepada tim. Karena itu, dia berharap MU terus mendapatkan dukungan agar bisa keluar dari periode negatif. "Membaca berita tidak mengubah pandangan saya. Ketika saya masih bermain, MU selalu menjadi berita utama. Tapi, kami tidak ingin membaca surat kabar untuk melihat apa yang mereka tulis tentang kami. Kami hanya perlu bekerja sesuai dengan yang kami yakini," ucapnya.
Terlepas dari kritikan, Solskjaer menilai MU perlahan mulai menunjukkan peningkatan performa. Dia merasa skuad mudanya memiliki potensi besar. Mereka hanya perlu ketenangan, terutama dalam mengeksekusi peluang yang didapat, seperti saat menghadapi Astana di Liga Europa dan Rochdale.
Solskjaer menegaskan sulitnya MU mencetak gol karena cederanya beberapa pemain, seperti Anthony Martial, Marcus Rashford, dan Paul Pogba. Hal itu membuat daya gedor tim sedikit berkurang. Namun, Solskjaer menilai lini pertahanan MU semakin kuat dengan keberadaan Aaron Wan-Bissaka dan Harry Maguire.
Terbukti, dalam tiga pertandingan terakhir semua kompe tisi, mereka hanya kebobolan dua gol. Ketangguhan lini belakang menjadi modal utama MU jelang pertandingan bigmatch Liga Primer melawan Arsenal di Old Trafford, Selasa dini hari. Terkait duel kontra The Gunners, Solskjaer me nyebut Pogba, Martial, dan Rashford diragukan tampil. Meski demikian, Solskjaer menegaskan MU tidak hanya bergantung kepada ketiganya.
Terlebih, Luke Shaw telah kembali mengikuti latihan bersama tim utama. Solskjaer menilai semua anggota skuad mudanya punya kesempatan pamer kemampuan. Di lini depan, MU bisa mengandalkan Daniel James dan Mason Greenwood. Maklum, Greenwood sedang onfire lewat sumbangan dua gol kontra Astana dan Rochdale.
"Saya tidak akan me maksa Rashford dan Martial untuk tampil. Anda bekerja dengan apa yang dimiliki. Dia (Greenwood) telah membuktikan betapa bahayanya dia ketika di kotak penalti. Saya pikir dia siap untuk Liga Primer. Saya akan mempertimbang kannya," sebut Solskjaer.
Baru memenangi dua dari enam pertanding - an terakhir Liga Primer membuat MU menjadi sasaran tembak media di Inggris. Itu membuat kapasitas Solskjaer diragukan, terlebih setelah susah payah mengalahkan Rochdale AFC 5-3 lewat drama adu penalti pada babak ketiga Piala Liga Inggris, (26/9). Akibatnya, Solskjaer santer diberitakan bakal dipecat. Beberapa nama seperti Thomas Tuchel (Paris Saint Germain), Massimiliano Allegri dan bekas bek legendaris MU, Laurent Blanc digadang-gadang sebagai kandidat pengganti. Namun, Solskjaer enggan ambil pusing dengan semua itu. Dia menilai semua orang memiliki hal untuk me nga takan apa pun. Karena itu, tidak perlu dimasukkan ke dalam hati.
Solskjaer bahkan mengaku sudah terbiasa menghadapi tekanan semasa aktif bermain untuk MU periode 1996-1997. Solskjaer telah mem prediksi perjalanan MU musim ini me mang tidak akan mu dah. Artinya, lebih baik terus melakukan evaluasi dan pembenahan. "Saya ti dak khawatir apa yang ditulis pers tentang MU, saya atau pun tim lain. Kami fokus pada apa yang harus kami lakukan," kata Solskjaer dilansir Reuters.
Mantan pelatih Cardiff City dan Molde FC tersebut juga menegaskan tidak keberatan dengan luapan kekecewaan fans MU yang meng anggapnya tidak layak me nangani tim karena dianggap miskin taktik, tidak tegas, dan lain-lain. Bahkan, cukup banyak yang menilai prestasi Solskjaer tidak lebih baik dari pendahulunya yang dipecat seperti David Moyes, Lous van Gaal, dan Jose Mourinho.
Nyatanya, sampai saat ini MU masih belum menemukan identitasnya. Solskjaer justru tetap berterima kasih kepada fans. Sebab, terlepas sorotan terhadap dirinya, para suporter selalu memberikan sokongan moril kepada tim. Karena itu, dia berharap MU terus mendapatkan dukungan agar bisa keluar dari periode negatif. "Membaca berita tidak mengubah pandangan saya. Ketika saya masih bermain, MU selalu menjadi berita utama. Tapi, kami tidak ingin membaca surat kabar untuk melihat apa yang mereka tulis tentang kami. Kami hanya perlu bekerja sesuai dengan yang kami yakini," ucapnya.
Terlepas dari kritikan, Solskjaer menilai MU perlahan mulai menunjukkan peningkatan performa. Dia merasa skuad mudanya memiliki potensi besar. Mereka hanya perlu ketenangan, terutama dalam mengeksekusi peluang yang didapat, seperti saat menghadapi Astana di Liga Europa dan Rochdale.
Solskjaer menegaskan sulitnya MU mencetak gol karena cederanya beberapa pemain, seperti Anthony Martial, Marcus Rashford, dan Paul Pogba. Hal itu membuat daya gedor tim sedikit berkurang. Namun, Solskjaer menilai lini pertahanan MU semakin kuat dengan keberadaan Aaron Wan-Bissaka dan Harry Maguire.
Terbukti, dalam tiga pertandingan terakhir semua kompe tisi, mereka hanya kebobolan dua gol. Ketangguhan lini belakang menjadi modal utama MU jelang pertandingan bigmatch Liga Primer melawan Arsenal di Old Trafford, Selasa dini hari. Terkait duel kontra The Gunners, Solskjaer me nyebut Pogba, Martial, dan Rashford diragukan tampil. Meski demikian, Solskjaer menegaskan MU tidak hanya bergantung kepada ketiganya.
Terlebih, Luke Shaw telah kembali mengikuti latihan bersama tim utama. Solskjaer menilai semua anggota skuad mudanya punya kesempatan pamer kemampuan. Di lini depan, MU bisa mengandalkan Daniel James dan Mason Greenwood. Maklum, Greenwood sedang onfire lewat sumbangan dua gol kontra Astana dan Rochdale.
"Saya tidak akan me maksa Rashford dan Martial untuk tampil. Anda bekerja dengan apa yang dimiliki. Dia (Greenwood) telah membuktikan betapa bahayanya dia ketika di kotak penalti. Saya pikir dia siap untuk Liga Primer. Saya akan mempertimbang kannya," sebut Solskjaer.
(bbk)