Pelatih Ganda Putri Program Ulang Greysia/Apriyani Back To Zero

Jum'at, 25 Oktober 2019 - 07:12 WIB
Pelatih Ganda Putri...
Pelatih Ganda Putri Program Ulang Greysia/Apriyani Back To Zero
A A A
PARIS - Kegagalan Greysia Polii/Apriyani Rahayu ke perempat final French Open 2019 langsung dievaluasi kepala pelatih ganda putri Pelatnas PBSI, Eng Hian. Dalam pengamatan Eng Hian, penampilan ganda putri nomor 1 Indonesia itu di French Open 2019 tidak normal.
’’Secara harapan hasil memang jauh, tapi yang lebih saya tekankan adalah secara penampilan mereka. Performa mereka jauh dari kemampuan yang sebenarnya,"kata Eng Hian seperti dikutip dari Badmintonindonesia.org.

Karena itu, Hian akan melakukan program ulang Greysia/Apriyani dengan apa yang disebutnya Back To Zero. Program itu diharapkan bisa memperbaiki performa ganda putri peringkat 6 dunia tersebut.

"Yang paling utama saat ini adalah mengembalikan pola pikir mereka. Pulang dari sini mereka akan saya program untuk back to zero. Semuanya. Dari gaya hidup, pola latihan, dan berbagai hal lainnya akan saya program ulang,”ungkapnya.

Langkah Greysia/Apriyani terhentisetelah terjegal pasangan dari China, Liu Xuan Xuan/Xia Yu Ting dua game langsung 19-21, 12-21. Hasil itu jauh dari performa yang dicapai Greysia/Apriyani tahun lalu saat lolos ke semifinal.

"Dari evaluasi mereka sendiri, mereka merasa ada beban untuk mempertahankan rangking, menyamai hasil tahun lalu. Dari performa yang mereka tunjukkan memang benar, mereka main tidak seperti normal biasanya. Tegang semua, pergerakan kaku semua. Secara teknik memang mereka tidak keluar,” jelasnya.

Grafik penampilan Greysia/Apriyani dinilai terus menurun akhir-akhir ini. Mereka mencapai semifinal pada World Championships 2019 dan Chinese Taipei Open 2019. Setelah itu di China Open 2019 mereka kalah di babak perempat final. Kemudian dari Korea Open hingga French Open ini, Greysia/Apriyani selalu terhenti di babak kedua.

’’Dari dua turnamen terakhir, Denmark Open dan French Open, mereka secara total tidak bisa dievaluasi dari segi teknis. Di Denmark mereka main tidak bisa lepas, main tidak pada kemampuan mereka. Di sini lebih parah lagi, terutama Apriyani, main seperti orang baru belajar. Hal-hal seperti ini sangat mengganggu tentunya,’’paparnya.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0813 seconds (0.1#10.140)