Momentum Praveen/Melati Jadi The Next Tontowi/Liliyana
A
A
A
PARIS - Ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti menemukan momentum menjadi The Next Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Momentum itu terbuka setelah Praveen merebut gelar kedua musim ini dengan menjuarai French Open. Sepekan sebelumnya, Praveen/Melati naik podium juara Denmark Open.
Dua gelar beruntun tersebut memang membanggakan bagi ganda campuran terbaik Indonesia saat ini. Pertanyaannya, dengan dua gelar tersebut, apakah Praveen/Melati sudah bisa disebut sebagai The Next Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir?
Status ini masih harus diuji lagi saat Praveen/Melati bertarung di kejuaraan dunia atau Olimpiade. Pasalnya, selain langganan juara turnamen BWF, duet Tontowi/Liliyana di masa jayanya merupakan juara Asia, juara dunia, peraih emas Asian Games dan Olimpiade.
Namun, dengan usia yang masih muda, jalan Praveen/Melati untuk menyandang label The Next Tontowi/Liliyana tinggal menunggu waktu. Musim ini, selain meraih dua gelar juara, Praveen/Melati empat kali menjadi runner-up. Yakni di India Open, New Zealand Open, Australian Open dan Japan Open.
Dengan semakin matangnya mental juara, kekompakan dan komunikasi yang makin baik saat di lapangan, Praveen/Melati bisa menjadi penerus Tontowi/Liliyana. ’’Kuncinya adalah komunikasi dan saling mendukung. Kami percaya satu sama lain dan tidak menyerah walau harus ketinggalan dulu,’’kata Praveen seperti dikutip dari laman resmi PBSI, badmintonindonesia.org.
Setelah empat kali runner-up, Praveen/Melati akhirnya meraih gelar pertamanya di Denmark Open. Tidak tanggung-tanggung, Praveen/Melati naik ke podium setelah menghancurkan dua kekuatan raksasa ganda campuran dari China, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong dan Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping.
Seakan ingin membuktikan kemenangan atas dua raksasa China itu bukan kebetulan, Praveen/Melati mampu mengulangi membekuk monster ganda campuran dunia di final French Open. Duet Praveen/Melati melumat Zheng/Huang yang merupakan juara dunia dan peringkat 1 dunia melalui rubber game 22-24, 21-16, 21-12. Sebelumnya, Praveen/Melati membekuk Zheng/Huang di perempat final Denmark Open juga dengan rubber game 18-21, 21-16, 22-20.
“Tentunya kami sangat senang dengan hasil ini. Dua kemenangan ini merupakan ajang pembuktian kami, kalau kami bisa. Ini juga pasti akan menambah kepercayaan diri kami kedepannya. Tapi tetap, perjalanan masih panjang dan kami tidak boleh cepat puas,” kata Praveen.
Dua gelar beruntun tersebut memang membanggakan bagi ganda campuran terbaik Indonesia saat ini. Pertanyaannya, dengan dua gelar tersebut, apakah Praveen/Melati sudah bisa disebut sebagai The Next Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir?
Status ini masih harus diuji lagi saat Praveen/Melati bertarung di kejuaraan dunia atau Olimpiade. Pasalnya, selain langganan juara turnamen BWF, duet Tontowi/Liliyana di masa jayanya merupakan juara Asia, juara dunia, peraih emas Asian Games dan Olimpiade.
Namun, dengan usia yang masih muda, jalan Praveen/Melati untuk menyandang label The Next Tontowi/Liliyana tinggal menunggu waktu. Musim ini, selain meraih dua gelar juara, Praveen/Melati empat kali menjadi runner-up. Yakni di India Open, New Zealand Open, Australian Open dan Japan Open.
Dengan semakin matangnya mental juara, kekompakan dan komunikasi yang makin baik saat di lapangan, Praveen/Melati bisa menjadi penerus Tontowi/Liliyana. ’’Kuncinya adalah komunikasi dan saling mendukung. Kami percaya satu sama lain dan tidak menyerah walau harus ketinggalan dulu,’’kata Praveen seperti dikutip dari laman resmi PBSI, badmintonindonesia.org.
Setelah empat kali runner-up, Praveen/Melati akhirnya meraih gelar pertamanya di Denmark Open. Tidak tanggung-tanggung, Praveen/Melati naik ke podium setelah menghancurkan dua kekuatan raksasa ganda campuran dari China, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong dan Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping.
Seakan ingin membuktikan kemenangan atas dua raksasa China itu bukan kebetulan, Praveen/Melati mampu mengulangi membekuk monster ganda campuran dunia di final French Open. Duet Praveen/Melati melumat Zheng/Huang yang merupakan juara dunia dan peringkat 1 dunia melalui rubber game 22-24, 21-16, 21-12. Sebelumnya, Praveen/Melati membekuk Zheng/Huang di perempat final Denmark Open juga dengan rubber game 18-21, 21-16, 22-20.
“Tentunya kami sangat senang dengan hasil ini. Dua kemenangan ini merupakan ajang pembuktian kami, kalau kami bisa. Ini juga pasti akan menambah kepercayaan diri kami kedepannya. Tapi tetap, perjalanan masih panjang dan kami tidak boleh cepat puas,” kata Praveen.
(aww)