Tak Setuju Potong Gaji, Rooney: Pemerintah Seharusnya Lebih Berkorban
A
A
A
MANCHESTER - Mantan kapten tim nasional Inggris, Wayne Rooney, menentang rencana pemotongan gaji pesepak bola untuk menangani pandemi virus corona. Menurut eks penyerang Manchester United itu, pemerintah yang seharusnya bergerak lebih kuat mengatasi persoalan wabah.
Dalam wawancara bersama Times, dikutip Daily Mail, Senin (6/4/2020) Rooney melempar kritik pedas pada Sekretaris Negara urusan Kesehatan dan Perawatan Sosial Inggris, Matthew Hancock. Rooney menyebut politikus itu keliru dalam mengatasi masalah keuangan negara di tengah krisis seperti sekarang.
“Mengapa gaji pesepak bola ada di kepalanya? Apakah dia (Hancock, red) putus asa dan pemerintahnya putus asa menangani pandemi ini?” kata Rooney kepada Times.
Nominal atau besaran uang yang dipotong bukan sebuah persoalan krusial dalam kekecewaan Rooney pada pemerintah di Inggris. Namun, pemain yang sekarang merumput bersama Derby County, mengaku kecewa dengan 'kaca mata' yang digunakan politisi di negaranya.
“Saya mungkin berkata tidak masalah dengan pemotongan gaji 30% akan tetapi pemain lain belum tentu tidak keberatan. Ada pesepak bola yang tinggal bersama ibunya, dan 30% itu mungkin rejeki keluarga,” kata Rooney.
Pesepak bola 34 tahun itu juga mengatakan bahwa karier pemain sepak bola di Liga Inggris tidak panjang. Memangkas 30% gaji pemain berarti membuat pemain tersebut tidak bisa menabung atau berinvestasi untuk hari tua mereka.
"Ingat, karier para pemain pendek, sehingga mereka harus melakukan investasi atau memiliki tabungan, dengan sebagian besar akan menghadapi pensiun pada usia 35,” kata Rooney.
Dalam wawancara bersama Times, dikutip Daily Mail, Senin (6/4/2020) Rooney melempar kritik pedas pada Sekretaris Negara urusan Kesehatan dan Perawatan Sosial Inggris, Matthew Hancock. Rooney menyebut politikus itu keliru dalam mengatasi masalah keuangan negara di tengah krisis seperti sekarang.
“Mengapa gaji pesepak bola ada di kepalanya? Apakah dia (Hancock, red) putus asa dan pemerintahnya putus asa menangani pandemi ini?” kata Rooney kepada Times.
Nominal atau besaran uang yang dipotong bukan sebuah persoalan krusial dalam kekecewaan Rooney pada pemerintah di Inggris. Namun, pemain yang sekarang merumput bersama Derby County, mengaku kecewa dengan 'kaca mata' yang digunakan politisi di negaranya.
“Saya mungkin berkata tidak masalah dengan pemotongan gaji 30% akan tetapi pemain lain belum tentu tidak keberatan. Ada pesepak bola yang tinggal bersama ibunya, dan 30% itu mungkin rejeki keluarga,” kata Rooney.
Pesepak bola 34 tahun itu juga mengatakan bahwa karier pemain sepak bola di Liga Inggris tidak panjang. Memangkas 30% gaji pemain berarti membuat pemain tersebut tidak bisa menabung atau berinvestasi untuk hari tua mereka.
"Ingat, karier para pemain pendek, sehingga mereka harus melakukan investasi atau memiliki tabungan, dengan sebagian besar akan menghadapi pensiun pada usia 35,” kata Rooney.
(mir)