Pemain Liga Primer Siap Dipangkas Gaji Asal Klub Transparan
A
A
A
LONDON - Pemain Liga Primer menegaskan bersedia mendapatkan pemotongan gaji asalkan ada penjelasan terperinci dari klub. Hal itu terlihat dari video conference berdurasi 45 menit yang melibatkan kapten-kapten tim dan para pelatih, Sabtu (4/4/2020).
Selanjutnya, para pemain yang terlibat selama conference call segera menghubungi profesional senior lainnya di klub masing-masing untuk mengemukakan pendapat. Diskusi antara pemain-pemain senior terus berlanjut hingga Senin (6/4/2020) sebelum menentukan proposal dan cara terbaik untuk menyampaikan misi tersebut ke anggota skuad yang lebih luas.
Seperti diketahui, pihak klub mengajukan proposal pengurangan gaji senilai 30%. Para kapten diberi tahu skala krisis keuangan melalui presentasi oleh Eksekutif Liga Primer Bill Bush dan Ketua Asosiasi Pesepak Bola Profesional (PFA) Gordon Taylor.
Namun, ada keraguan dan kemarahan yang muncul dari para pemain atas rencana itu. Pada diskusi tersebut, Kevin de Bruyne, Troy Deeney, dan Mark Noble yang menjadi perwakilan pemain tampaknya meragukan motif klub. Mereka khawatir klub hanya menggunakan krisis saat ini sebagai alasan tidak memenuhi keuangan mereka dan kewajiban untuk staf nonpemain.
Fakta bahwa sejumlah klub papan atas dimiliki pengusaha multimiliarder hanya meningkatkan skeptisisme. Selain itu, proposal yang disusun Liga Primer hanya rekomendasi dan tidak dapat ditegakkan. Alasannya, masing-masing klub dapat menyesuaikan rencana pengurangan 30% sesuai dengan kondisi klub.
Karena itu, mereka meminta agar petinggi klub memberikan penjelasan terperinci dan bersikap adil kepada pemain dan staf nonpemain agar bisa dipahami. Sejumlah kapten pun mengadakan pembicaraan internal di mana mereka harus tetap bersatu selama proses berlangsung, termasuk membentuk grup WhatsApp.
Para kapten tersebut ingin berdiskusi dengan para eksekutif klub pekan ini untuk merinci dengan tepat mengapa pengurangan gaji 30% diperlukan. Mereka juga meminta mendapatkan jaminan bahwa uang dari pemotongan gaji itu digunakan untuk donasi para petugas kesehatan (NHS). Begitu pula dengan pemain yang menginginkan jaminan bahwa staf nonpemain tetap dipekerjakan.
Permintaan para pemain jelas membuat petinggi klub dalam posisi sulit untuk mencoba menjelaskan mengapa pemotongan itu diperlukan, Bukan tugas mudah mengingat klub-klub Liga Primer menghasilkan ratusan juta poundsterling, sementara beberapa tim bahkan memiliki nilai lebih dari 1 miliar poundsterling. (Baca: Tak Setuju Potong Gaji, Pemerintah Harusnya Lebih Berkorban)
Polemik rencana pengurangan gaji pemain 30% turut menuai keprihatinan dari bomber Derby County Wayne Rooney. Dia menilai para pemain kini seperti menjadi kambing hitam. Rooney mengatakan tekanan terhadap para pemain semakin besar. Menurut dia, jika pemain tidak dapat menyetujui atau tidak mau gajinya dipotong 30%, bahkan jika alasan sebenarnya adalah terkait keguncangan finansial klub, para pemain tetap akan disalahkan karena menolak pemotongan gaji.
“Rasanya aneh bagi saya karena setiap keputusan lain dalam proses ini telah disimpan secara tertutup. Seharusnya diumumkan kepada publik. Kenapa? Rasanya seperti memalukan para pemain memaksa mereka ke sudut di mana mereka harus mengambil tagihan untuk pendapatan yang hilang," kata Rooney, dilansir BBC.
Rooney juga mengatakan kontribusi Liga Primer sendiri sebesar 20 juta poundsterling kepada NHS dianggapnya seperti setetes air di lautan bila dibandingkan dengan apa yang dimintakan kepada para pemain. Rooney mempertanyakan mengapa bintang-bintang besar dari olahraga lain yang mampu menghindari pajak dengan tinggal di tempat-tempat seperti Monaco tidak dicermati atas dukungan keuangan yang mereka tawarkan dalam perang melawan pandemi Covid-19. (Baca juga: Imbas Covid-19, Liverpool Rumahkan Sementara Sejumlah Staf)
Mantan bintang Everton dan Manchester United (MU) tersebut juga mengkritik Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock yang berfokus hanya kepada para pemain sepak bola dan percaya klub-klub besar sebenarnya tidak perlu melakukan pemotongan gaji agar bisa bertahan.
Secara pribadi dia siap dipotong gajinya, termasuk para pemain lainnya. Karena itu, di berharap pihak klub dan para pemain mendapatkan solusi terbaik bagi semua pihak sehingga tidak ada staf yang telantar. Begitu juga bantuan kemanusiaan terkait pandemi Covid-19 di Inggris bisa didistribusikan dengan sebaik mungkin.
“Saya tidak menampik bahwa para pemain dibayar dengan baik dan bisa memberikan uang. Tapi, ini harus dilakukan berdasarkan kasus per kasus. Klub harus duduk bersama dengan setiap pemain dan menjelaskan penghematan apa yang dibutuhkan untuk bertahan hidup. Para pemain akan menerimanya,” tandas Rooney. (Alimansyah)
Selanjutnya, para pemain yang terlibat selama conference call segera menghubungi profesional senior lainnya di klub masing-masing untuk mengemukakan pendapat. Diskusi antara pemain-pemain senior terus berlanjut hingga Senin (6/4/2020) sebelum menentukan proposal dan cara terbaik untuk menyampaikan misi tersebut ke anggota skuad yang lebih luas.
Seperti diketahui, pihak klub mengajukan proposal pengurangan gaji senilai 30%. Para kapten diberi tahu skala krisis keuangan melalui presentasi oleh Eksekutif Liga Primer Bill Bush dan Ketua Asosiasi Pesepak Bola Profesional (PFA) Gordon Taylor.
Namun, ada keraguan dan kemarahan yang muncul dari para pemain atas rencana itu. Pada diskusi tersebut, Kevin de Bruyne, Troy Deeney, dan Mark Noble yang menjadi perwakilan pemain tampaknya meragukan motif klub. Mereka khawatir klub hanya menggunakan krisis saat ini sebagai alasan tidak memenuhi keuangan mereka dan kewajiban untuk staf nonpemain.
Fakta bahwa sejumlah klub papan atas dimiliki pengusaha multimiliarder hanya meningkatkan skeptisisme. Selain itu, proposal yang disusun Liga Primer hanya rekomendasi dan tidak dapat ditegakkan. Alasannya, masing-masing klub dapat menyesuaikan rencana pengurangan 30% sesuai dengan kondisi klub.
Karena itu, mereka meminta agar petinggi klub memberikan penjelasan terperinci dan bersikap adil kepada pemain dan staf nonpemain agar bisa dipahami. Sejumlah kapten pun mengadakan pembicaraan internal di mana mereka harus tetap bersatu selama proses berlangsung, termasuk membentuk grup WhatsApp.
Para kapten tersebut ingin berdiskusi dengan para eksekutif klub pekan ini untuk merinci dengan tepat mengapa pengurangan gaji 30% diperlukan. Mereka juga meminta mendapatkan jaminan bahwa uang dari pemotongan gaji itu digunakan untuk donasi para petugas kesehatan (NHS). Begitu pula dengan pemain yang menginginkan jaminan bahwa staf nonpemain tetap dipekerjakan.
Permintaan para pemain jelas membuat petinggi klub dalam posisi sulit untuk mencoba menjelaskan mengapa pemotongan itu diperlukan, Bukan tugas mudah mengingat klub-klub Liga Primer menghasilkan ratusan juta poundsterling, sementara beberapa tim bahkan memiliki nilai lebih dari 1 miliar poundsterling. (Baca: Tak Setuju Potong Gaji, Pemerintah Harusnya Lebih Berkorban)
Polemik rencana pengurangan gaji pemain 30% turut menuai keprihatinan dari bomber Derby County Wayne Rooney. Dia menilai para pemain kini seperti menjadi kambing hitam. Rooney mengatakan tekanan terhadap para pemain semakin besar. Menurut dia, jika pemain tidak dapat menyetujui atau tidak mau gajinya dipotong 30%, bahkan jika alasan sebenarnya adalah terkait keguncangan finansial klub, para pemain tetap akan disalahkan karena menolak pemotongan gaji.
“Rasanya aneh bagi saya karena setiap keputusan lain dalam proses ini telah disimpan secara tertutup. Seharusnya diumumkan kepada publik. Kenapa? Rasanya seperti memalukan para pemain memaksa mereka ke sudut di mana mereka harus mengambil tagihan untuk pendapatan yang hilang," kata Rooney, dilansir BBC.
Rooney juga mengatakan kontribusi Liga Primer sendiri sebesar 20 juta poundsterling kepada NHS dianggapnya seperti setetes air di lautan bila dibandingkan dengan apa yang dimintakan kepada para pemain. Rooney mempertanyakan mengapa bintang-bintang besar dari olahraga lain yang mampu menghindari pajak dengan tinggal di tempat-tempat seperti Monaco tidak dicermati atas dukungan keuangan yang mereka tawarkan dalam perang melawan pandemi Covid-19. (Baca juga: Imbas Covid-19, Liverpool Rumahkan Sementara Sejumlah Staf)
Mantan bintang Everton dan Manchester United (MU) tersebut juga mengkritik Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock yang berfokus hanya kepada para pemain sepak bola dan percaya klub-klub besar sebenarnya tidak perlu melakukan pemotongan gaji agar bisa bertahan.
Secara pribadi dia siap dipotong gajinya, termasuk para pemain lainnya. Karena itu, di berharap pihak klub dan para pemain mendapatkan solusi terbaik bagi semua pihak sehingga tidak ada staf yang telantar. Begitu juga bantuan kemanusiaan terkait pandemi Covid-19 di Inggris bisa didistribusikan dengan sebaik mungkin.
“Saya tidak menampik bahwa para pemain dibayar dengan baik dan bisa memberikan uang. Tapi, ini harus dilakukan berdasarkan kasus per kasus. Klub harus duduk bersama dengan setiap pemain dan menjelaskan penghematan apa yang dibutuhkan untuk bertahan hidup. Para pemain akan menerimanya,” tandas Rooney. (Alimansyah)
(ysw)