Kisruh Akibat Dampak Corona, Josep Maria Bartomeu Lakukan Bersih-bersih

Kamis, 09 April 2020 - 07:45 WIB
Kisruh Akibat Dampak...
Kisruh Akibat Dampak Corona, Josep Maria Bartomeu Lakukan Bersih-bersih
A A A
BARCELONA - Kekisruhan di jajaran elite Barcelona semakin luas seiring krisis finansial akibat pandemi Covid-19. Berstatus sebagai Presiden Blaugrana, Josep Maria Bartomeu siap melakukan bersih-bersih. Bartomeu dikabarkan ingin mencari tahu siapa yang ada di pihaknya dan kubu berlawanan.

Dia secara terbuka meminta direksi yang tidak loyal mengundurkan diri agar klub bisa menangani masalah saat ini dengan lebih percaya diri. Bartomeu merasa posisinya kuat dan siap melakukan perubahan dalam manajemen Barca.

Presiden berusia 57 tahun tersebut memang tidak bisa memecat anggota dewan, tapi yang bisa dia lakukan adalah menurunkan mereka dari jabatannya saat ini. Salah satu orang yang ingin disingkirkan Bartomeu adalah Emili Rousaud yang baru ditunjuk sebagai wakil presiden pada Januari 2020.

Dianggap berseberangan, Bartomeu ingin mengeluarkannya dari jajaran manajemen dan menggantinya dengan orang lain. Selain Rousaud, Bartomeu diyakini akan menyingkirkan beberapa petinggi lainnya. Langkah yang dilakukan Bartomeu diharapkan membuat manajemen Barca kembali solid.

Maklum, hubungan mereka dengan para pemain dikabarkan merenggang karena memutuskan memotong gaji pemain sebesar 70% guna mengatasi krisis keuangan akibat Covid-19. Meski menerima keputusan tersebut, tidak bisa dimungkiri pemain cukup kecewa dengan kebijakan klub.

Hal itu diungkapkan kapten sekaligus pemain andalan Blaugrana Lionel Messi. "Itu tidak mengejutkan kami bahwa klub ingin menempatkan kami kembali di bawah mikroskop dan mencoba menekan kami untuk melakukan sesuatu yang selalu akan kami lakukan," kata Messi, dilansir Marca.

Kendati demikian, Messi menegaskan seluruh pemain berkomitmen penuh membantu klub agar mampu keluar dari situasi sulit dan di saat bersamaan mencari solusi terbaik agar staf nonpemain bisa mendapatkan perlakuan adil atau tidak dirugikan. “Jika perjanjian telah ditunda dalam beberapa hari terakhir, itu hanya karena kami menemukan sebuah formula untuk membantu klub dan karyawan kami di masa-masa sulit seperti itu," tandas Messi.

Komitmen Messi dkk sejalan dengan pelatih tim basket Barcelona Svetislav Pesic telah menekankan bahwa para pemainnya secara sukarela meminta klub menurunkan gaji mereka lebih dari 70% hingga akhir periode karantina. Selain itu, klub-klub Primera Liga sebenarnya telah memutuskan memberlakukan pemotongan gaji untuk para pemain mereka sebagai bagian dari skema ERTE Pemerintah Spanyol.

Gelandang Real Madrid Toni Kroos menilai pemotongan gaji sebagai risiko di tengah ketidakpastian kompetisi. Tapi, dia percaya para pemain harus mendapatkan upah penuh dan gaji mereka, kemudian mengambil keputusan sendiri tentang bagaimana mereka ingin membantu dalam memerangi Covid-19.

Bagi Kroos, pemotongan gaji mirip dengan sumbangan yang sia-sia. “Saya mendukung pembayaran gaji penuh dan semua orang melakukan hal-hal masuk akal. Namun, setiap klub harus mempertahankan semua karyawan mereka, termasuk tukang kebun, petugas keamanan, dan mereka yang berada di dalam toko klub. Agar mereka dapat untuk mendapatkan gaji penuh mereka, pemain harus menerima pengurangan sementara,” kata Kroos.

Sinergi dari pemain-pemain diharapkan bisa membuat semangat memulihkan kondisi semakin cepat. Maklum, sebelumnya di saat pemain harus memberikan contoh dalam periode yang sulit ini, beberapa pemain seperti Fyodor Smolov, Kyle Walker, Luka Jovic, dan Pione Sisto dalam daftar pemain yang melanggar aturan karantina dan memilih keluar. Kejadian tersebut diharapkan tidak terulang sehingga rantai persebaran Covid-19. (Alimansyah)
(ysw)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1208 seconds (0.1#10.140)