Polandia menuntut balas Rusia
A
A
A
Sindonews.com - Tentara Uni Soviet datang berbaris untuk membebaskan Warsawa dari kungkungan Nazi pada Perang Dunia II. Hari ini, giliran fans Rusia yang akan menyerbu Ibu Kota Polandia tersebut.
Tujuan mereka adalah National Stadium, tempat digelarnya duel Polandia-Rusia pada lanjutan Grup A Piala Eropa 2012. Kehadiran ribuan pendukung Rusia ini diharapkan tidak berujung kerusuhan. Namun, sulit mengharapkan semuanya berlangsung damai mengingat kelamnya relasi kedua negara. Apalagi, pertandingan nanti digelar bertepatan dengan hari libur nasional Rusia terkait deklarasi kedaulatan negara tersebut.
''Pertandingan nanti hanya bakal meningkatkan tensi Polandia- Rusia yang pada dasarnya sudah besar. Sejarah keduanya merupakan konflik 400 tahun. Polandia pernah menjadi kerajaan seperti Rusia, sebelum kemudian Rusia mengambil alih wilayah Polandia. Ditambah komunisme dan Perang Dunia II, hubungan kedua negara jelas sangat rumit,” kata analis politik Rusia Fedor Loukianov, dikutip AFP.
Hubungan Polandia dengan Rusia adalah hubungan saling curiga. Polandia menganggap Rusia ingin menghancurkan mereka. Prasangka ini menguat menyusul kecelakaan 10 April 2010. Pesawat yang ditumbangi Presiden Lech Kaczynski jatuh di Smolensk, barat Rusia, karena mencoba mendarat di bandara berkabut. Saat itu, Kaczynski sedang menuju Katyn untuk merayakan peringatan 70 tahun pembantaian aparat Polandia oleh polisi rahasia Uni Soviet selama Perang Dunia II.
Penyelidikan resmi menyatakan kesalahan terletak pada pilot pesawat berkebangsaan Polandia dan otoritas Bandara Smolensk. Namun, jajaran politisi Polandia tidak benar-benar percaya. Mereka menganggap jatuhnya pesawat Kaczynski diperintahkan Moskow. Tuduhan itu jelas ditolak. Rusia justru balik mengecam balik aksi Polandia yang dipercaya ingin merusak kepentingan mereka.
”Sangat mudah memicu amarah kedua pihak. Polandia dan Rusia sama-sama sensitif. Sebenarnya yang jadi masalah adalah politisi. Mereka sama sekali tidak berusaha membantu menenangkan suasana,” ujar analis politik asal Warsawa, Slawomir Debski.
Kondisi inilah yang membuat Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Dmitry Medvedev tidak menyaksikan langsung aksi Andrei Arshavin dkk saat menghancurkan Republik Ceko 4-1, Jumat (8/6).
Para pemimpin negara itu diprediksi juga tidak akan datang ke National Stadium. Berbeda dengan politisi, skuad Rusia hanya fokus pada pertandingan. Presiden Asosiasi Sepak Bola Rusia Sergey Fursenko ditemani Pelatih Dick Advocaat mencoba meredakan tensi melalui kunjungan ke memorial untuk mengenang Kaczynski. ”Sepak bola jangan disatukan politik. Kami hanya pesepak bola,” kata Fursenko.
Tujuan mereka adalah National Stadium, tempat digelarnya duel Polandia-Rusia pada lanjutan Grup A Piala Eropa 2012. Kehadiran ribuan pendukung Rusia ini diharapkan tidak berujung kerusuhan. Namun, sulit mengharapkan semuanya berlangsung damai mengingat kelamnya relasi kedua negara. Apalagi, pertandingan nanti digelar bertepatan dengan hari libur nasional Rusia terkait deklarasi kedaulatan negara tersebut.
''Pertandingan nanti hanya bakal meningkatkan tensi Polandia- Rusia yang pada dasarnya sudah besar. Sejarah keduanya merupakan konflik 400 tahun. Polandia pernah menjadi kerajaan seperti Rusia, sebelum kemudian Rusia mengambil alih wilayah Polandia. Ditambah komunisme dan Perang Dunia II, hubungan kedua negara jelas sangat rumit,” kata analis politik Rusia Fedor Loukianov, dikutip AFP.
Hubungan Polandia dengan Rusia adalah hubungan saling curiga. Polandia menganggap Rusia ingin menghancurkan mereka. Prasangka ini menguat menyusul kecelakaan 10 April 2010. Pesawat yang ditumbangi Presiden Lech Kaczynski jatuh di Smolensk, barat Rusia, karena mencoba mendarat di bandara berkabut. Saat itu, Kaczynski sedang menuju Katyn untuk merayakan peringatan 70 tahun pembantaian aparat Polandia oleh polisi rahasia Uni Soviet selama Perang Dunia II.
Penyelidikan resmi menyatakan kesalahan terletak pada pilot pesawat berkebangsaan Polandia dan otoritas Bandara Smolensk. Namun, jajaran politisi Polandia tidak benar-benar percaya. Mereka menganggap jatuhnya pesawat Kaczynski diperintahkan Moskow. Tuduhan itu jelas ditolak. Rusia justru balik mengecam balik aksi Polandia yang dipercaya ingin merusak kepentingan mereka.
”Sangat mudah memicu amarah kedua pihak. Polandia dan Rusia sama-sama sensitif. Sebenarnya yang jadi masalah adalah politisi. Mereka sama sekali tidak berusaha membantu menenangkan suasana,” ujar analis politik asal Warsawa, Slawomir Debski.
Kondisi inilah yang membuat Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Dmitry Medvedev tidak menyaksikan langsung aksi Andrei Arshavin dkk saat menghancurkan Republik Ceko 4-1, Jumat (8/6).
Para pemimpin negara itu diprediksi juga tidak akan datang ke National Stadium. Berbeda dengan politisi, skuad Rusia hanya fokus pada pertandingan. Presiden Asosiasi Sepak Bola Rusia Sergey Fursenko ditemani Pelatih Dick Advocaat mencoba meredakan tensi melalui kunjungan ke memorial untuk mengenang Kaczynski. ”Sepak bola jangan disatukan politik. Kami hanya pesepak bola,” kata Fursenko.
(aww)