Misteri Spanyol tanpa nomor 9
A
A
A
Sindonews.com - Strategi Spanyol kontra Republik Irlandia pada penyisihan Grup C Piala Eropa 2012 masih menyimpan misteri. Pelatih Vicente del Bosque belum memastikan apakah tetap tanpa ”nomor 9” untuk mengamankan tiga angka pertama.
Belum diketahui formasi apa yang akan digunakan Del Bosque pada laga yang berlangsung di PGE Arena, dini hari nanti.Apakah masih menurunkan bek dan gelandang saja atau memutuskan menyertakan penyerang. Misteri ini berawal dari taktik Del Bosque kala melawan Italia pada laga pertama. Saat itu, dia menempatkan banyak gelandang dengan Cesc Fabregas sebagai penyerang palsu atau “false 9”.
Sementara penyerang Fernando Torres, Fernando Llorente, Alvaro Negredo, dan Pedro Rodriguez diparkir di bangku cadangan. Pola tersebut diniali tidak berbuah maksimal. Spanyol hanya bisa bermain imbang 1-1. Hal tersebut memunculkan pergunjingan. Del Bosque dianggap bertindak gegabah dan merusak jati diri Spanyol karena membuat gaya permainan Fabregas dkk cenderung monoton. Del Bosque menyadari kritikan tersebut.
Namun, dia tidak menilai taktik yang digunakannya itu salah.Terbukti, Fabregas bisa menciptakan gol. Selain itu, formasi tanpa penyerang juga pernah diterapkannya ketika menangani Real Madrid, tepatnya pada musim 2000/2001. Saat itu, Del Bosque dibuat pusing dengan cederanya Fernando Morientes. Itu membuatnya mengalami krisis penyerang.
Untuk mengatasinya, arsitek berusia 61 tahun itu melakukan revolusi dengan memenuhi lini tengah tanpa penyerang dengan Jose Maria Gutierrez Hernandez alias Guti berperan sebagai gelandang tengah. Perubahan itu membuat Madrid tetap bisa bersaing, meski banyak penyerangnya yang cedera. Formasi itu ikut membantu Los Blancos meraih gelar Primera Liga (2000/2001) dan Piala Super Spanyol (2001).
Di samping itu, taktik tersebut pernah digunakan pelatih timnas lain. Zagallo misalnya. Arsitek bernama lengkap Mario Jorge Lobo Zagallo itu menerapkan strategi serupa saat Brasil melawan Inggris di babak penyisihan Grup 3 Piala Dunia 1970. Saat itu, Zagallo memasang lima gelandang sekaligus. Bahkan, Pele ditarik lebih ke belakang menemani Tostao, Gerson, Jairzinho, dan Rivelino.
Hasilnya, Brasil menang 1-0, kala Jairzinho mencetak gol tunggal. Bahkan, Negeri Matador juga pernah memakainya pada Piala Dunia 1994 ketika ditangani Carlos Alberto Parreira. Itu terjadi waktu meladeni Swiss pada babak 16 besar. Saat itu, Parreira juga tidak memasang penyerang murni. Namun, Spanyol menang 3-0 berkat gol Fernando Hierro, Luis Enrique, dan Txiki Begiristain.
“Tak ada masalah dengan taktik yang diterapkan pelatih. Menurut saya, strategi tanpa penyerang adalah keputusan bagus. Bos menurunkan pilihannya agar tim menang,” ujar gelandang Spanyol Jesus Navas.
Belum diketahui formasi apa yang akan digunakan Del Bosque pada laga yang berlangsung di PGE Arena, dini hari nanti.Apakah masih menurunkan bek dan gelandang saja atau memutuskan menyertakan penyerang. Misteri ini berawal dari taktik Del Bosque kala melawan Italia pada laga pertama. Saat itu, dia menempatkan banyak gelandang dengan Cesc Fabregas sebagai penyerang palsu atau “false 9”.
Sementara penyerang Fernando Torres, Fernando Llorente, Alvaro Negredo, dan Pedro Rodriguez diparkir di bangku cadangan. Pola tersebut diniali tidak berbuah maksimal. Spanyol hanya bisa bermain imbang 1-1. Hal tersebut memunculkan pergunjingan. Del Bosque dianggap bertindak gegabah dan merusak jati diri Spanyol karena membuat gaya permainan Fabregas dkk cenderung monoton. Del Bosque menyadari kritikan tersebut.
Namun, dia tidak menilai taktik yang digunakannya itu salah.Terbukti, Fabregas bisa menciptakan gol. Selain itu, formasi tanpa penyerang juga pernah diterapkannya ketika menangani Real Madrid, tepatnya pada musim 2000/2001. Saat itu, Del Bosque dibuat pusing dengan cederanya Fernando Morientes. Itu membuatnya mengalami krisis penyerang.
Untuk mengatasinya, arsitek berusia 61 tahun itu melakukan revolusi dengan memenuhi lini tengah tanpa penyerang dengan Jose Maria Gutierrez Hernandez alias Guti berperan sebagai gelandang tengah. Perubahan itu membuat Madrid tetap bisa bersaing, meski banyak penyerangnya yang cedera. Formasi itu ikut membantu Los Blancos meraih gelar Primera Liga (2000/2001) dan Piala Super Spanyol (2001).
Di samping itu, taktik tersebut pernah digunakan pelatih timnas lain. Zagallo misalnya. Arsitek bernama lengkap Mario Jorge Lobo Zagallo itu menerapkan strategi serupa saat Brasil melawan Inggris di babak penyisihan Grup 3 Piala Dunia 1970. Saat itu, Zagallo memasang lima gelandang sekaligus. Bahkan, Pele ditarik lebih ke belakang menemani Tostao, Gerson, Jairzinho, dan Rivelino.
Hasilnya, Brasil menang 1-0, kala Jairzinho mencetak gol tunggal. Bahkan, Negeri Matador juga pernah memakainya pada Piala Dunia 1994 ketika ditangani Carlos Alberto Parreira. Itu terjadi waktu meladeni Swiss pada babak 16 besar. Saat itu, Parreira juga tidak memasang penyerang murni. Namun, Spanyol menang 3-0 berkat gol Fernando Hierro, Luis Enrique, dan Txiki Begiristain.
“Tak ada masalah dengan taktik yang diterapkan pelatih. Menurut saya, strategi tanpa penyerang adalah keputusan bagus. Bos menurunkan pilihannya agar tim menang,” ujar gelandang Spanyol Jesus Navas.
(aww)