Dua atlet Depok lompat pagar
A
A
A
Sindonews.com – Komite Olahraga Nasional (KONI) Kota Depok mengeluhkan masih maraknya fenomena atlet ‘lompat pagar’ atau pindah ke kota lain. Hal itu disebabkan para atlet diiming-imingi kesempatan dan modal yang lebih baik di kota lain.
’’Kami masih mencari formula mengatasi maraknya fenomena atlet ‘lompat pagar’. Bagaimana atlet dapat diikat sehingga mereka mengerahkan segala kemampuan untuk daerah yang membesarkannya, bukan malah pindah,” kata Ketua KONI Kota Depok Amri Yusra kepada wartawan, Kamis (19/01/12).
Menurut Amri, saat ini dua atlet Depok yakni Dora dan Siren telah memilih pindah dan membela wilayah lain ketimbang membela kota Depok. Dora, kata dia, merupakan atlet dari cabang karate, memilih pindah ke Pekan Baru. Sedangkan, Siren, dari cabang tekwondo, pindah ke Manado.
’’Tapi itu semua tak masalah. Mereka telah memilih. Kepindahan mereka pun lantaran mereka mendapatkan beasiswa kuliah, memang pragmatis tetapi tak bisa kita pungkiri memang bahwa materi itu penting, meski bukan segalanya,” tegasnya.
Amri memastikan KONI Depok tengah membuat formula penting bagaimana mengikat atlet. Tidak hanya membangun semangat kedaerahan akan tetapi juga mencoba memberikan materi yang setimpal.
’’Uang bukan segalanya, tapi tanpa uang kegiatan tak berjalan. Makanya kita berusaha keras agar tidak ada lagi atlet lompat pagar, kita akan ikat dengan berikan insentif ataupun beasiswa, ini yang sedang kita usahakan,” tuturnya. marieska
’’Kami masih mencari formula mengatasi maraknya fenomena atlet ‘lompat pagar’. Bagaimana atlet dapat diikat sehingga mereka mengerahkan segala kemampuan untuk daerah yang membesarkannya, bukan malah pindah,” kata Ketua KONI Kota Depok Amri Yusra kepada wartawan, Kamis (19/01/12).
Menurut Amri, saat ini dua atlet Depok yakni Dora dan Siren telah memilih pindah dan membela wilayah lain ketimbang membela kota Depok. Dora, kata dia, merupakan atlet dari cabang karate, memilih pindah ke Pekan Baru. Sedangkan, Siren, dari cabang tekwondo, pindah ke Manado.
’’Tapi itu semua tak masalah. Mereka telah memilih. Kepindahan mereka pun lantaran mereka mendapatkan beasiswa kuliah, memang pragmatis tetapi tak bisa kita pungkiri memang bahwa materi itu penting, meski bukan segalanya,” tegasnya.
Amri memastikan KONI Depok tengah membuat formula penting bagaimana mengikat atlet. Tidak hanya membangun semangat kedaerahan akan tetapi juga mencoba memberikan materi yang setimpal.
’’Uang bukan segalanya, tapi tanpa uang kegiatan tak berjalan. Makanya kita berusaha keras agar tidak ada lagi atlet lompat pagar, kita akan ikat dengan berikan insentif ataupun beasiswa, ini yang sedang kita usahakan,” tuturnya. marieska
()