Wah, suporter ikut goyang Arema
A
A
A
Sindonews.com - Perjalanan Arema FC di Indonesian Premier League (IPL) tampaknya masih harus ’’berdarah-darah’’. Bagaimana tidak, baru saja menyelesaikan dualisme tim dan konsentrasi ke IPL, Arema FC kembali digoyang sekelompok suporter.
Jumat (20/1/2012), segelintir Aremania melakukan aksi di depan Balai Kota Malang. Mereka meminta Wali Kota Malang Peni Suparto melakukan takeover Arema FC. Aksi ini menyusul keinginan Peni untuk mengambilalih klub berjuluk Singo Edan dari tangan investor PT Ancora Tbk.
Mereka berpendapat, jika Arema dikelola Peni Suparto maka bakal menjadi aset Malang sepenuhnya dan tidak berpindah ke tempat lain. Sebelumnya muncul isu Peni bakal melarang Arema memakai Stadion Gajayana, Sehingga PT Ancora Tbk bakal memindahkan home base Arema ke Semarang.
Manajemen klub berlogo kepala Singa itu tidak habis pikir dengan aksi yang tiba-tiba muncul tersebut. Media Officer Arema FC Noor Ramadhan memperkirakan ada pihak tertentu yang tidak ingin Arema menjadi lebih baik, sehingga terus membuat situasi tak kondusif.
’’Saya tidak tahu apa maksud semua ini. Ketika kami sudah melakukan segalanya untuk memperbaiki Arema, masih ada saja yang berusaha memperkeruh suasana. Bahkan ketika situasi berangsur lebih baik, masih ada saja yang menyerang,” sergah Noor Ramadhan.
Noor membeberkan bagaimana manajemen sudah berupaya menyatukan tim yang sebelumnya tercerai berai. Kalau pun ada sesuatu yang belum mapan, menurutnya itu sebuah proses menuju perbaikan. Ia juga mengatakan manajemen tak tinggal diam dalam memajukan klub.
Peralihan kepelatihan dari Milomir Seslija ke Abdulrahman Gurning menurutnya adalah proses rekonsiliasi dan menjadi keputusan terbaik manajemen untuk memperbaiki kondisi tim. “Jadi aneh saja kalau kemudian ada kelompok yang menyerang soal keputusan itu,” tambahnya.
Sementara, aksi yang digelar di depan Balai Kota Malang sekitar pukul 14.00 WIB, dilakukan sekelompok Aremania yang mendukung proses takeover Arema oleh Peni Suparto. Sejumlah tuntutan yang disampaikan adalah proses takeover, mengembalikan pelatih Milomir Seslija dan menyatukan Arema yang terbelah menjadi dua.
Dengan takeover Arema dari tangan Ancora, kata Koordinator Aksi Agus Bintoro, maka Arema bisa bersatu lagi. ’’Arema adalah aset Malang yang kini direbut PT Ancora. Jadi, kami ingin Arema bersatu dan benar-benar kembali menjadi milik warga Malang,” ucap Agus dalam orasinya.
Untuk sementara, manajemen tidak menanggapi aksi tersebut karena masih terkonsentrasi menghadapi laga kontra Semen Padang. Noh Alam Shah dkk bakal menghadapi lawan berat pada Minggu (22/1/2012) di Stadion Agus Salim, Padang.
Manajemen Arema masih sangat yakin gerakan itu dilakukan untuk sebuah misi tertentu dan mengacaukan tugas yang dijalankan manajemen. Karena itu, mereka lebih memilih konsentrasi ke pertandingan. Pasalnya, tim membutuhkan angka untuk memperbaiki posisi di klasemen sementara. kukuh setyawan
Jumat (20/1/2012), segelintir Aremania melakukan aksi di depan Balai Kota Malang. Mereka meminta Wali Kota Malang Peni Suparto melakukan takeover Arema FC. Aksi ini menyusul keinginan Peni untuk mengambilalih klub berjuluk Singo Edan dari tangan investor PT Ancora Tbk.
Mereka berpendapat, jika Arema dikelola Peni Suparto maka bakal menjadi aset Malang sepenuhnya dan tidak berpindah ke tempat lain. Sebelumnya muncul isu Peni bakal melarang Arema memakai Stadion Gajayana, Sehingga PT Ancora Tbk bakal memindahkan home base Arema ke Semarang.
Manajemen klub berlogo kepala Singa itu tidak habis pikir dengan aksi yang tiba-tiba muncul tersebut. Media Officer Arema FC Noor Ramadhan memperkirakan ada pihak tertentu yang tidak ingin Arema menjadi lebih baik, sehingga terus membuat situasi tak kondusif.
’’Saya tidak tahu apa maksud semua ini. Ketika kami sudah melakukan segalanya untuk memperbaiki Arema, masih ada saja yang berusaha memperkeruh suasana. Bahkan ketika situasi berangsur lebih baik, masih ada saja yang menyerang,” sergah Noor Ramadhan.
Noor membeberkan bagaimana manajemen sudah berupaya menyatukan tim yang sebelumnya tercerai berai. Kalau pun ada sesuatu yang belum mapan, menurutnya itu sebuah proses menuju perbaikan. Ia juga mengatakan manajemen tak tinggal diam dalam memajukan klub.
Peralihan kepelatihan dari Milomir Seslija ke Abdulrahman Gurning menurutnya adalah proses rekonsiliasi dan menjadi keputusan terbaik manajemen untuk memperbaiki kondisi tim. “Jadi aneh saja kalau kemudian ada kelompok yang menyerang soal keputusan itu,” tambahnya.
Sementara, aksi yang digelar di depan Balai Kota Malang sekitar pukul 14.00 WIB, dilakukan sekelompok Aremania yang mendukung proses takeover Arema oleh Peni Suparto. Sejumlah tuntutan yang disampaikan adalah proses takeover, mengembalikan pelatih Milomir Seslija dan menyatukan Arema yang terbelah menjadi dua.
Dengan takeover Arema dari tangan Ancora, kata Koordinator Aksi Agus Bintoro, maka Arema bisa bersatu lagi. ’’Arema adalah aset Malang yang kini direbut PT Ancora. Jadi, kami ingin Arema bersatu dan benar-benar kembali menjadi milik warga Malang,” ucap Agus dalam orasinya.
Untuk sementara, manajemen tidak menanggapi aksi tersebut karena masih terkonsentrasi menghadapi laga kontra Semen Padang. Noh Alam Shah dkk bakal menghadapi lawan berat pada Minggu (22/1/2012) di Stadion Agus Salim, Padang.
Manajemen Arema masih sangat yakin gerakan itu dilakukan untuk sebuah misi tertentu dan mengacaukan tugas yang dijalankan manajemen. Karena itu, mereka lebih memilih konsentrasi ke pertandingan. Pasalnya, tim membutuhkan angka untuk memperbaiki posisi di klasemen sementara. kukuh setyawan
()