PSSI: Pra kongres KPSI ilegal!
A
A
A
Sindonews.com - PSSI cendrung tidak peduli dengan rencana digelarnya pra kongres oleh Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia (KPSI) besok (21/1/2012). PSSI menilai rapat itu melanggar statuta karena bukan digelar oleh pengurus PSSI sendiri.
Rencananya, Swiss-belhotel, Mangga Besar, Jakarta, dijadikan lokasi Pra Kongres tersebut digelar. Dan rencananya juga akan diikuti oleh perwakilan-perwakilan klub, pengurus provinsi (Pengrov). Tapi walau acara tersebut sepertinya sudah pasti terlaksana, PSSI tetap menganggap pertemuan tersebut ilegal.
PSSI menilai rencana pra kongres bersifat ilegal. Pasalnya, dalam statuta federasi sepak bola tertinggi Indonesia tersebut tidak mengenal kelompok yang menamakan dirinya KPSI. Jadi, apa-apa yang akan dilakukan KPSI, tidak bisa dibenarkan oleh PSSI sendiri.
"Statuta PSSI tidak mengenal kelompok yang menamakan dirinya KPSI. Jadi suka-suka mereka saja melakukan apapun. Lagi pula pengurus KPSI juga bukan anggota dari PSSI, jadi apa yang akan mereka lakukan tidak akan ditanggapi oleh FIFA," ungkap ketua umum (ketum) PSSI, Djohar Arifin Husin, Jumat (20/1/2012).
Apa yang diklaim oleh KPSI jika mereka dibentuk oleh 2/3 anggota PSSI, Djohar Arifin malah menantang kebenaran itu. Menurutnya, saat ada verifikasi tahap pertama saja, jumlah tersebut sudah tidak valid. Dan sampai saat ini, PSSI tengah melakukan verifikasi tahap kedua. Verifikasi tahap kedua ini nantinya, akan kembali memperlihatkan jika 2/3 anggota benar-benar tidak valid.
’’Kita lihat saja nanti kebenarannya seperti apa. Pada verifikasi tahap pertama saja, 2/3 anggota yang mereka kleim mendukung KPSI sudah tidak valid. Kami sendiri masih memproses kevalidan verifikasi tahap kedua. Kalo pertama saja sudah tidak benar, apalagi yang kedua," papar Djohar Arifin.
Selain itu, pria yang juga mantan staf ahli Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), kembali menjelaskan apa yang disampaikan FIFA dalam suratnya tanggal 13 Januari yang lalu. Menurut Djohar Arifin, disurat tersebut FIFA hanya meminta digelarnya kongres tahunan. Dan tidak mengenal rencana KPSI untuk menggelar pra kongres ataupun Kongres Luar Biasa (KLB).
’’FIFA tegas menyatakan, hanya ingin digelarnya kongres tahunan dan akan kami lakukan pada tanggal 18 Maret mendatang. Jadi rencana KPSI menggelar pra kongres atau KLB, tidak akan digubris oleh FIFA," kata Djohar Arifin.
Senada dengan apa yang disampaikan Djohar Arifin, ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Bernhard Limbong, menuturkan, jika digelarnya pra kongres dan KLB hanya akan membuang waktu dan uang saja. Limbong yang juga menjabat penanggung jawab tim nasional (timnas) Indonesia, malah menyarankan untuk melakukan bentuk rekonsiliasi yang terbaik.
’’Buat apa dilanjutkan terus rencana yang akan dilakukan KPSI. Itu hanya buang-buang waktu dan juga buang-buang uang saja. Lebih baik kita sama-sama ambil cara rekonsiliasi dan menyelesaikan ini dengan kepala dingin," ujar Limbong.
Sementara itu, digelarnya pra kongres oleh KPSI menurut Ketua Pengprov DKI Jakarta, Hardi Hasan, untuk mencari solusi terbaik di masa depan. Pria yang juga ketua manifesto KPSI pun menjelaskan, KPSI ingin ada agenda tambahan pada kongres tahunan yang akan digelar 18 Maret mendatang.
’’Harapannya tentu saja untuk membuat persepakbolaan Indonesia ke depan lebih baik. Kami tunda dan menahan diri supaya tidak bertentangan dengan keinginan FIFA. Kami hanya berharap pada kongres tahunan nanti, ada agenda tambahan,’’ tandas Hardi. decky irawan jasri
Rencananya, Swiss-belhotel, Mangga Besar, Jakarta, dijadikan lokasi Pra Kongres tersebut digelar. Dan rencananya juga akan diikuti oleh perwakilan-perwakilan klub, pengurus provinsi (Pengrov). Tapi walau acara tersebut sepertinya sudah pasti terlaksana, PSSI tetap menganggap pertemuan tersebut ilegal.
PSSI menilai rencana pra kongres bersifat ilegal. Pasalnya, dalam statuta federasi sepak bola tertinggi Indonesia tersebut tidak mengenal kelompok yang menamakan dirinya KPSI. Jadi, apa-apa yang akan dilakukan KPSI, tidak bisa dibenarkan oleh PSSI sendiri.
"Statuta PSSI tidak mengenal kelompok yang menamakan dirinya KPSI. Jadi suka-suka mereka saja melakukan apapun. Lagi pula pengurus KPSI juga bukan anggota dari PSSI, jadi apa yang akan mereka lakukan tidak akan ditanggapi oleh FIFA," ungkap ketua umum (ketum) PSSI, Djohar Arifin Husin, Jumat (20/1/2012).
Apa yang diklaim oleh KPSI jika mereka dibentuk oleh 2/3 anggota PSSI, Djohar Arifin malah menantang kebenaran itu. Menurutnya, saat ada verifikasi tahap pertama saja, jumlah tersebut sudah tidak valid. Dan sampai saat ini, PSSI tengah melakukan verifikasi tahap kedua. Verifikasi tahap kedua ini nantinya, akan kembali memperlihatkan jika 2/3 anggota benar-benar tidak valid.
’’Kita lihat saja nanti kebenarannya seperti apa. Pada verifikasi tahap pertama saja, 2/3 anggota yang mereka kleim mendukung KPSI sudah tidak valid. Kami sendiri masih memproses kevalidan verifikasi tahap kedua. Kalo pertama saja sudah tidak benar, apalagi yang kedua," papar Djohar Arifin.
Selain itu, pria yang juga mantan staf ahli Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), kembali menjelaskan apa yang disampaikan FIFA dalam suratnya tanggal 13 Januari yang lalu. Menurut Djohar Arifin, disurat tersebut FIFA hanya meminta digelarnya kongres tahunan. Dan tidak mengenal rencana KPSI untuk menggelar pra kongres ataupun Kongres Luar Biasa (KLB).
’’FIFA tegas menyatakan, hanya ingin digelarnya kongres tahunan dan akan kami lakukan pada tanggal 18 Maret mendatang. Jadi rencana KPSI menggelar pra kongres atau KLB, tidak akan digubris oleh FIFA," kata Djohar Arifin.
Senada dengan apa yang disampaikan Djohar Arifin, ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Bernhard Limbong, menuturkan, jika digelarnya pra kongres dan KLB hanya akan membuang waktu dan uang saja. Limbong yang juga menjabat penanggung jawab tim nasional (timnas) Indonesia, malah menyarankan untuk melakukan bentuk rekonsiliasi yang terbaik.
’’Buat apa dilanjutkan terus rencana yang akan dilakukan KPSI. Itu hanya buang-buang waktu dan juga buang-buang uang saja. Lebih baik kita sama-sama ambil cara rekonsiliasi dan menyelesaikan ini dengan kepala dingin," ujar Limbong.
Sementara itu, digelarnya pra kongres oleh KPSI menurut Ketua Pengprov DKI Jakarta, Hardi Hasan, untuk mencari solusi terbaik di masa depan. Pria yang juga ketua manifesto KPSI pun menjelaskan, KPSI ingin ada agenda tambahan pada kongres tahunan yang akan digelar 18 Maret mendatang.
’’Harapannya tentu saja untuk membuat persepakbolaan Indonesia ke depan lebih baik. Kami tunda dan menahan diri supaya tidak bertentangan dengan keinginan FIFA. Kami hanya berharap pada kongres tahunan nanti, ada agenda tambahan,’’ tandas Hardi. decky irawan jasri
()