Emosi si Dalem Bandung labil
A
A
A
Sindonews.com - Kontrol emosi jadi salah satu sorotan dari Pelatih Persikab Kabupaten Bandung, Encang Ibrahim. Dia meminta pasukannya tidak terpancing emosinya menjelang melawan PSIS Semarang di laga keempat kompetisi Divisi Utama PSSI, Sabtu (28/1/2012).
Menurut Encang, kontrol emosi para pemain si Dalem Bandung merupakan salah satu kelemahan yang paling menonjol ditunjukan para pemain saat Persikab kalah 0-1 dari Persipasi Kabupaten Bekasi, akhir pekan lalu.
’’Banyak di antara pemain kami yang usianya masih sangat muda. Jadi, emosi mereka masih sangat labil dan ini jadi salah satu perhatian kami untuk pertandingan berikutnya,” terang Encang.
Menurut Encang buruknya kontrol emosi bisa berakibat fatal pada konsentrasi bermain di lapangan. Faktor emosi ini juga yang menurut Encang disadari atau tidak membuat permainan Persikab mengalami penurunan standar saat menghadapi Persipasi.
’’Bermain dalam kondisi emosi yang tidak terkontrol pasti akan berakibat buruk terhadap konsentrasi bermain. Sebab jika sudah mengedepankan emosi hal-hal teknis menjadi terlupakan dan hal ini tidak boleh kembali terjadi,” tegas Encang.
Menurutnya, buyarnya konsentrasi pemain saat dijamu Persipasi disebabkan para pemain terlalu fokus untuk memprotes keputusan wasit yang banyak merugikan tim Persikab. Sehingga kelengahan ini mampu dimaksimalkan dengan baik oleh Persipasi untuk menciptakan gol.
’’Karena terlalu fokus ke wasit, maka konsentrasi pemain Persikab menjadi hilang. Pada saat itulah, lawan mampu memanfaatkannya untuk menciptakan gol,” ungkap Encang.
Padahal, kata Encang, gol Persipasi tidak dihasilkan melalui proses kerja sama yang baik. Jika konsentrasi para pemain tetap terjaga dengan bagus, maka gol Persipasi tidak akan terjadi.
’’Golnya bukan melalui proses yang bagus. Jika pemain tidak kehilangan konsentrasi, saya yakin Persipasi tidak akan bisa mencetak gol,” terangnya.
Masalah emosi pemain memang menjadi sorotan dari tim pelatih. Para pemain Persikab yang mayoritas muda, masih labil dan belum bisa mengendalikan emosinya dengan baik. Sehingga saat ada keputusan wasit yang merugikan, konsentrasi pemain semuanya tertuju ke wasit.
’’Itulah pemain muda. Emosinya masih labil dan belum bisa mengendalikannya. Kita akan berusaha untuk membuat emosi pemain menjadi stabil, sehingga tetap fokus ke pertandingan meskipun ada hal yang merugikan di tengah lapangan,’’ tambahnya.
Soal kinerja duet striker Budi Eka Putra dan Cyril Bassey Orock, Encang menjelaskan, keduanya belum padu. Keduanya masih butuh waktu untuk beradaptasi sehingga bisa mengerti satu sama lain.
’’Belum padu dan tidak kompak. Mereka masih memerlukan waktu untuk bisa menjadi duet sehati. Komunikasi keduanya juga belum berjalan dengan baik,’’ tegasnya. mohamad taufik
Menurut Encang, kontrol emosi para pemain si Dalem Bandung merupakan salah satu kelemahan yang paling menonjol ditunjukan para pemain saat Persikab kalah 0-1 dari Persipasi Kabupaten Bekasi, akhir pekan lalu.
’’Banyak di antara pemain kami yang usianya masih sangat muda. Jadi, emosi mereka masih sangat labil dan ini jadi salah satu perhatian kami untuk pertandingan berikutnya,” terang Encang.
Menurut Encang buruknya kontrol emosi bisa berakibat fatal pada konsentrasi bermain di lapangan. Faktor emosi ini juga yang menurut Encang disadari atau tidak membuat permainan Persikab mengalami penurunan standar saat menghadapi Persipasi.
’’Bermain dalam kondisi emosi yang tidak terkontrol pasti akan berakibat buruk terhadap konsentrasi bermain. Sebab jika sudah mengedepankan emosi hal-hal teknis menjadi terlupakan dan hal ini tidak boleh kembali terjadi,” tegas Encang.
Menurutnya, buyarnya konsentrasi pemain saat dijamu Persipasi disebabkan para pemain terlalu fokus untuk memprotes keputusan wasit yang banyak merugikan tim Persikab. Sehingga kelengahan ini mampu dimaksimalkan dengan baik oleh Persipasi untuk menciptakan gol.
’’Karena terlalu fokus ke wasit, maka konsentrasi pemain Persikab menjadi hilang. Pada saat itulah, lawan mampu memanfaatkannya untuk menciptakan gol,” ungkap Encang.
Padahal, kata Encang, gol Persipasi tidak dihasilkan melalui proses kerja sama yang baik. Jika konsentrasi para pemain tetap terjaga dengan bagus, maka gol Persipasi tidak akan terjadi.
’’Golnya bukan melalui proses yang bagus. Jika pemain tidak kehilangan konsentrasi, saya yakin Persipasi tidak akan bisa mencetak gol,” terangnya.
Masalah emosi pemain memang menjadi sorotan dari tim pelatih. Para pemain Persikab yang mayoritas muda, masih labil dan belum bisa mengendalikan emosinya dengan baik. Sehingga saat ada keputusan wasit yang merugikan, konsentrasi pemain semuanya tertuju ke wasit.
’’Itulah pemain muda. Emosinya masih labil dan belum bisa mengendalikannya. Kita akan berusaha untuk membuat emosi pemain menjadi stabil, sehingga tetap fokus ke pertandingan meskipun ada hal yang merugikan di tengah lapangan,’’ tambahnya.
Soal kinerja duet striker Budi Eka Putra dan Cyril Bassey Orock, Encang menjelaskan, keduanya belum padu. Keduanya masih butuh waktu untuk beradaptasi sehingga bisa mengerti satu sama lain.
’’Belum padu dan tidak kompak. Mereka masih memerlukan waktu untuk bisa menjadi duet sehati. Komunikasi keduanya juga belum berjalan dengan baik,’’ tegasnya. mohamad taufik
()