Tim Uber simpan detail skenario utility player

Rabu, 25 Januari 2012 - 19:20 WIB
Tim Uber simpan detail skenario utility player
Tim Uber simpan detail skenario utility player
A A A
Sindonews.com – Tim Uber Indonesia menyiapkan skenario utility player di kualifikasi Piala Thomas dan Uber 2012 di Macau, 13-19 Februari.

Alasan itu membuat mereka memilih kebijakan kontroversi pada ganda putri. Kebijakan itu diambil PBSI saat menetapkan komposisi tim Uber Indonesia.

Dari dua slot ganda, mereka memilih Greysia Polii/Meiliana Jauhari, Nitya Krishinda/Anneke Feinya Agustine dan Liliyana Natsir/Shendy Puspa Irawati. Soliditas Vita Marissa/Nadya Melati justru terabaikan.
Sekjen PBSI Yakob Rusdianto mengungkapkan, berbagai rencana sudah disiapkan oleh tim Uber. ”Liliyana sebenarnya bisa masuk ke mana saja. Pada saat di lapangan, kemungkinan Liliyana berpasangan dengan Greysia terbuka,” ungkapnya, Rabu (25/1/2012).

Mengacu pada regulasi Badminton World Federation (BWF), sektor ganda sebenarnya hanya memiliki dua kuota bertanding. Satu slot berstatus cadangan, hal sama kuota tunggal. Namun, sektor tunggal mendapatkan tiga kuota bertanding di lapangan.

”Yang jelas, kami tidak bisa menerangkan detail skenario itu. Sebab, semuanya menyangkut teknis strategi di lapangan. Kondisi tersebut paling ideal bagi tim mengingat Liliyana dan Shendy terbiasa di ganda. Mereka bisa beradaptasi cepat dengan dengan pasangannya,” terangnya.

Liliyana dan Shendy spesialis ganda. Turun di ganda campuran, Liliyana selalu berpasangan dengan Ahmad Tontowi dan berstatus peringkat empat dunia. Hal sama berlaku dengan Shendy yang bahu membahu dengan Fran Kurniawan pada sektor ganda campuran.

Mereka sementara tercecer di urutan 68 dunia. Turun di Victor Korea Open 2012, Liliyana/Ahmad Tontowi tereliminasi di perempat final. Mereka kalah 16-21, 21-15, 16-21 dari Yon Dae Lee/Jung Eun Ha (Korea Selatan). Hanya saja, kebijakan tersebut memiliki risiko besar bagi tim Uber.

Merunut kalkulasi statistik ganda putri, peringkat Vita/Nadya sebenarnya cukup menjanjikan. Mereka berada di urutan 11 dunia. Status lebih baik lantaran Liliyana/Shendy belum memiliki peringkat. Posisi Anneke/Nitya juga berada pada urutan 17 dunia.

Logikanya mereka menjadi pilihan kedua setelah Greysia/Meiliana, lalu kuota menjadi milik Liliyana/Shendy atau Anneke bersama Nitya. ”Komposisi terakhir tersebut muncul memang karena murni alasan strategi. Kami mengakomodasi kepentingan pelatih dan tim,” katanya.

Bila melihat performa terakhir, Vita/Nadya memang tereliminasi pada fase pertama Maybank Malaysia Open. Mereka kalah 15-21, 13-21 dari Wen Hsing/Yu Chin Chien (Taiwan). Status lebih baik dibuat Anneke/Nitya yang bertahan sampai fase kedua, meski tereliminasi karena faktor cedera.

Namun, Vita/Nadya tereliminasi pada fase kedua Victor Korea Open usai kalah 21-16, 19-21, 9-21 dari Kyung Eun Jung/Ha Na Kim (Korea Selatan). Lalu, Anneke/Nitya justru kalah 18-21, 20-22 dari Tian Qin/Zhao Yunlei (China) pada fase pembuka.

”Sebenarnya Liliyana dan Shendy bukanlah pasangan permanen. Kami punya pertimbangan soal itu dan semua untuk menjawab kebutuhan strategi tim,” tandasnya. (Koran SI)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 4.0108 seconds (0.1#10.140)