PB Djarum tapak tilas jejak Liem Swie King
A
A
A
Sindonews.com – Sebanyak 17 atlet ganda taruna PB Djarum menggelar tapak tilas jejak latihan legenda bulu tangkis Liem Swie King di Colo dan Kaliyitno lereng Gunung Muria, Jumat (27/1/2012).
Tapak tilas itu sekaligus menjadi menu program penggemblengan fisik bagi para pemain yang biasa menjalani latihan di Petamburan, Jakarta, tersebut.
Para atlet melakukan latihan fisik berlari di jalan yang menanjak dengan ketinggian sekitar 800 meter di atas permukaan laut sepanjang kurang lebih 4 km.
Selain itu, mereka juga harus menaiki 700 anak tangga sepanjang sekitar 1,5 km menuju makam Sunan Muria. Di bawah guyuran hujan gerimis, para atlet serius melahap setiap tanjakan.
Latihan fisik kemarin dipimpin langsung pelatih kepala PB Djarum Fung Permadi dan pelatih ganda taruna putra Sigit Budiarto.
”Dulu Liem Swie King menempa fisiknya di sini. Jadi selain untuk melatih fisik pemain, acara ini memang sekaligus napak tilas tempat latihan Liem Swie King,” kata Fung
Permadi.
Dengan mengenal lokasi latihan seoarang legenda bulu tangkis, dia berhadap nilai historis dari kegiatan ini bisa tumbuh menjadi semangat juang pada diri masing-masing atlet.
Selain Liem Swie King, lereng Gunung Muria juga menjadi lokasi latihan sejumlah pemain-pemain dunia dari PB Djarum. Mereka antara lain peraih medali emas Olimpiade 1992 Alan Budikusuma, juara dunia 1994 Hariyanto Arbi, Hastomo Arbi, Yuni Kartika, Ivana Lie, Eddy Hartono, Christian Hadinata, Rudy Gunawan, dan Minarti Timur.
Dia menambahkan, Liem Swie King dua kali dalam sepekan selalu berlari di Colo guna melatih kekuatan fisik, terutama pada kakinya. Hasil latihan ini menjadi bagian penting saat dia mampu mencatat rekor tidak pernah kalah dalam 33 bulan.
”Hanya kondisi di di sekitar makam Sunan Muria tidak memungkinkan lagi untuk digunakan tempat latihan untuk sekarang ini. Sebab, sudah penuh kendaraan dan para peziarah makam Sunan Muria. Karena itulah, latihan lari di Colo sudah jarang dilakukan lagi,” ungkap dia.
Sigit Budiarto menambahkan, latihan fisik di Colo ini berlangsung selama dua pekan lebih. Dimulai pada 18 Januari dan berakhir 4 Februari mendatang.
”Kami ingin para atlet memiliki motivasi dan mental juara yang tinggi. Sebab, Colo merupakan bagian sejarah dari PB Djarum yang tak boleh ditinggalkan,” unkapnya.
Setelah menjalani latihan di Colo dan Kaliyitno ini, beberapa pemain seperti pasangan Arya Maulana/Edi Subaktiar dan Felix Kinalsal/Cavin Sanjaya akan mengikuti turnamen bulutangkis di Belanda, Jerman, dan Rumania.
’’Kami merasa senang bisa berlatih di Colo, karena bermanfaat untuk ketahanan fisik,” ucap Aria Maulana. (Koran Sindo)
Tapak tilas itu sekaligus menjadi menu program penggemblengan fisik bagi para pemain yang biasa menjalani latihan di Petamburan, Jakarta, tersebut.
Para atlet melakukan latihan fisik berlari di jalan yang menanjak dengan ketinggian sekitar 800 meter di atas permukaan laut sepanjang kurang lebih 4 km.
Selain itu, mereka juga harus menaiki 700 anak tangga sepanjang sekitar 1,5 km menuju makam Sunan Muria. Di bawah guyuran hujan gerimis, para atlet serius melahap setiap tanjakan.
Latihan fisik kemarin dipimpin langsung pelatih kepala PB Djarum Fung Permadi dan pelatih ganda taruna putra Sigit Budiarto.
”Dulu Liem Swie King menempa fisiknya di sini. Jadi selain untuk melatih fisik pemain, acara ini memang sekaligus napak tilas tempat latihan Liem Swie King,” kata Fung
Permadi.
Dengan mengenal lokasi latihan seoarang legenda bulu tangkis, dia berhadap nilai historis dari kegiatan ini bisa tumbuh menjadi semangat juang pada diri masing-masing atlet.
Selain Liem Swie King, lereng Gunung Muria juga menjadi lokasi latihan sejumlah pemain-pemain dunia dari PB Djarum. Mereka antara lain peraih medali emas Olimpiade 1992 Alan Budikusuma, juara dunia 1994 Hariyanto Arbi, Hastomo Arbi, Yuni Kartika, Ivana Lie, Eddy Hartono, Christian Hadinata, Rudy Gunawan, dan Minarti Timur.
Dia menambahkan, Liem Swie King dua kali dalam sepekan selalu berlari di Colo guna melatih kekuatan fisik, terutama pada kakinya. Hasil latihan ini menjadi bagian penting saat dia mampu mencatat rekor tidak pernah kalah dalam 33 bulan.
”Hanya kondisi di di sekitar makam Sunan Muria tidak memungkinkan lagi untuk digunakan tempat latihan untuk sekarang ini. Sebab, sudah penuh kendaraan dan para peziarah makam Sunan Muria. Karena itulah, latihan lari di Colo sudah jarang dilakukan lagi,” ungkap dia.
Sigit Budiarto menambahkan, latihan fisik di Colo ini berlangsung selama dua pekan lebih. Dimulai pada 18 Januari dan berakhir 4 Februari mendatang.
”Kami ingin para atlet memiliki motivasi dan mental juara yang tinggi. Sebab, Colo merupakan bagian sejarah dari PB Djarum yang tak boleh ditinggalkan,” unkapnya.
Setelah menjalani latihan di Colo dan Kaliyitno ini, beberapa pemain seperti pasangan Arya Maulana/Edi Subaktiar dan Felix Kinalsal/Cavin Sanjaya akan mengikuti turnamen bulutangkis di Belanda, Jerman, dan Rumania.
’’Kami merasa senang bisa berlatih di Colo, karena bermanfaat untuk ketahanan fisik,” ucap Aria Maulana. (Koran Sindo)
()