Mental 129 atlet digembleng di AAU
Mental 129 atlet digembleng di AAU
A
A
A
Sindonews.com - Sebanyak 129 atlet puslatda PON DIY mengikuti pembekalan mental di Kompleks Akademi Angkatan Udara (AAU) Adisutjipto. Pembekalan mental selama tiga hari ini digelar agar atlet DIY benar-benar siap menghadapi PON XVIII/2012 mendatang.
Beberapa atlet yang tidak ikut ambil bagian berasal dari cabang olahraga balap motor dan bridge. Atlet balap motor sedang mengikuti kejuaraan di Kalimantan, sedangkan atlet bridge juga tengah mengikuti kejuaraan tingkat nasional. Mereka terpaksa absen karena telanjur mendaftarkan diri.
Ketua Umum KONI DIY GBPH Prabukusumo mengatakan, pembekalan mental bagi atlet puslatda DIY hanya bagian dari serangkaian kegiatan yang sudah diagendakan. Dia menilai, faktor memiliki peran penting agar target yang dibebankan bisa terealisasi.
Menurut dia, target 20 medali emas pada PON mendatang tidak akan mudah didapat. Sebab, meski raihan medali para Pra PON sudah melebihi target namun atmosfer even olahraga tertinggi di Indonesia itu jauh lebih berat. Bahkan lebih berat dari SEA Games.
''Jadi, pada PON itu persaingannya akan lebih ketat. Karena even ini terkait fanatisme daerah. Tidak hanya itu, atlet juga akan berhadapan dengan wasit yang bisa saja berlaku tidak fair. Kalau tidak siap secara mental, mereka bisa down,'' kata Prabukusumo.
Selain membekali mental atlet, KONI juga menyiapkan training camp bagi seluruh cabang olahraga dua bulan sebelum PON dimulai.
Training camp akan digelar di masing-masing pengprov. Meski begitu, dia tak menutup kemungkinan adanya training camp lebih awal bagi beberapa cabang olahraga.
Misalnya saja, untuk cabang balap sepeda. Cabang ini butuh training camp yang lebih lama agar kerjasama maupun komunikasi secara tim lebih baik. ''Pengprov ISSI sudah meminta agar training camp balap sepeda lebih awal karena mereka butuh waktu lebih lama,'' terang dia.
’'Balap sepeda itu spesifik. Waktu dua bulan untuk training camp tidak cukup bagi kami. Jadi, kami berharap bisa lebih awal sehingga waktunya lebih panjang. Tujuannya jelas agar target lima emas bisa tercapai sukur seandainya lebih banyak,'' kata Teguh Raharjo, manajer tim balap sepeda. (Koran Sindo)
Beberapa atlet yang tidak ikut ambil bagian berasal dari cabang olahraga balap motor dan bridge. Atlet balap motor sedang mengikuti kejuaraan di Kalimantan, sedangkan atlet bridge juga tengah mengikuti kejuaraan tingkat nasional. Mereka terpaksa absen karena telanjur mendaftarkan diri.
Ketua Umum KONI DIY GBPH Prabukusumo mengatakan, pembekalan mental bagi atlet puslatda DIY hanya bagian dari serangkaian kegiatan yang sudah diagendakan. Dia menilai, faktor memiliki peran penting agar target yang dibebankan bisa terealisasi.
Menurut dia, target 20 medali emas pada PON mendatang tidak akan mudah didapat. Sebab, meski raihan medali para Pra PON sudah melebihi target namun atmosfer even olahraga tertinggi di Indonesia itu jauh lebih berat. Bahkan lebih berat dari SEA Games.
''Jadi, pada PON itu persaingannya akan lebih ketat. Karena even ini terkait fanatisme daerah. Tidak hanya itu, atlet juga akan berhadapan dengan wasit yang bisa saja berlaku tidak fair. Kalau tidak siap secara mental, mereka bisa down,'' kata Prabukusumo.
Selain membekali mental atlet, KONI juga menyiapkan training camp bagi seluruh cabang olahraga dua bulan sebelum PON dimulai.
Training camp akan digelar di masing-masing pengprov. Meski begitu, dia tak menutup kemungkinan adanya training camp lebih awal bagi beberapa cabang olahraga.
Misalnya saja, untuk cabang balap sepeda. Cabang ini butuh training camp yang lebih lama agar kerjasama maupun komunikasi secara tim lebih baik. ''Pengprov ISSI sudah meminta agar training camp balap sepeda lebih awal karena mereka butuh waktu lebih lama,'' terang dia.
’'Balap sepeda itu spesifik. Waktu dua bulan untuk training camp tidak cukup bagi kami. Jadi, kami berharap bisa lebih awal sehingga waktunya lebih panjang. Tujuannya jelas agar target lima emas bisa tercapai sukur seandainya lebih banyak,'' kata Teguh Raharjo, manajer tim balap sepeda. (Koran Sindo)
()
Explore More