Tim Estafet Sulsel Dicoret di PON
A
A
A
Sindonews.com – Tim estafet 4x400 meter Sulawesi Selatan (Sulsel) diputuskan tidak tampil di PON XVIII/2012. Nomor itu dicoret Pengprov Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Sulsel dengan alasan kuota yang berlebih.
Pencoretan nomor ini menindaklanjuti surat dari pihak Pengurus Besar (PB) PASI yang melakukan pengurangan kuota atlet untuk semua daerah di Indonesia. Selain karena alasan tersebut, PASI Sulsel menilai, peluang estafet di PON mendatang lebih kecil dibandingkan nomor perorangan.
’’Jadi, kami fokus ke nomor perorangan saja, apalagi memang nomor estafet hanya ranking tujuh saat Pra-PON lalu, jadi memang peluangnya kecil. Dari sembilan atlet yang lolos di nomor atletik di Pra-PON, kita harus mengurangai menjadi hanya tujuh atlet saja,” ungkap Sekretaris Umum PASI Sulsel Ad’din, Senin (6/2).
Dari empat atlet di nomor estafet yang lolos sebelumnya, Bernard, Subair, Afringgo dan Yusri, PASI akan mencoret dua orang. Sedangkan dua orang lainnya tetap diberangkatkan karena turun di nomor perorangan.
’’Afringgo dan Yusri tetap berangkat karena memang dia juga turun di nomor perorangan. Yusri turun di 800 meter dan 1.500 meter, sedangkan Afringgo (400 meter dan 800 meter). Sehingga dari kuota atlet sebelumnya yang sembilan orang menjadi hanya tujuh orang dan nomor estafet tak lagi kita ikuti,” katanya.
Ad’din mengatakan kuota cabor atletik ke PON yang ditetapkan oleh panitia PON hanya 300 atlet dari semua daerah, sedangkan dari hasil Pra-PON PB meloloskan 378 atlet. Sisa atlet 78 inilah yang akan dikurangi dengan perhitungan tertentu di tiap daerah.
’’Jadi untuk adilnya pihak PB memberikan rumusan tertentu untuk pengurangan atlet, daerah yang meloloskan atlet lebih banyak akan mencoret lebih banyak juga atletnya untuk penyesuaian kuota. Namun, untuk daerah yang meloloskan jumlah atlet hanya lima ke bawah tidak dilakukan pengurangan,” jelasnya.
Terjadinya pengurangan di belakang hari ini, dinilai Ad’din sebagai kesalahan dari mekanisme pelolosan atlet di Pra-PON mendatang. Menurutnya, pihak PB PASI terlalu melonggarkan lolosnya atlet di nomor estafet. Padahal jumlah atlet di nomor ini empat orang.
’’Jadi, kalau 10 saja daerah lolos di estafet, kuota atlet sudah mencapai 40 orang. Mestinya saat Pra-PON lalu dirangking saja sehingga mudah untuk menyeleksi,” jelasnya.
Pencoretan nomor ini menindaklanjuti surat dari pihak Pengurus Besar (PB) PASI yang melakukan pengurangan kuota atlet untuk semua daerah di Indonesia. Selain karena alasan tersebut, PASI Sulsel menilai, peluang estafet di PON mendatang lebih kecil dibandingkan nomor perorangan.
’’Jadi, kami fokus ke nomor perorangan saja, apalagi memang nomor estafet hanya ranking tujuh saat Pra-PON lalu, jadi memang peluangnya kecil. Dari sembilan atlet yang lolos di nomor atletik di Pra-PON, kita harus mengurangai menjadi hanya tujuh atlet saja,” ungkap Sekretaris Umum PASI Sulsel Ad’din, Senin (6/2).
Dari empat atlet di nomor estafet yang lolos sebelumnya, Bernard, Subair, Afringgo dan Yusri, PASI akan mencoret dua orang. Sedangkan dua orang lainnya tetap diberangkatkan karena turun di nomor perorangan.
’’Afringgo dan Yusri tetap berangkat karena memang dia juga turun di nomor perorangan. Yusri turun di 800 meter dan 1.500 meter, sedangkan Afringgo (400 meter dan 800 meter). Sehingga dari kuota atlet sebelumnya yang sembilan orang menjadi hanya tujuh orang dan nomor estafet tak lagi kita ikuti,” katanya.
Ad’din mengatakan kuota cabor atletik ke PON yang ditetapkan oleh panitia PON hanya 300 atlet dari semua daerah, sedangkan dari hasil Pra-PON PB meloloskan 378 atlet. Sisa atlet 78 inilah yang akan dikurangi dengan perhitungan tertentu di tiap daerah.
’’Jadi untuk adilnya pihak PB memberikan rumusan tertentu untuk pengurangan atlet, daerah yang meloloskan atlet lebih banyak akan mencoret lebih banyak juga atletnya untuk penyesuaian kuota. Namun, untuk daerah yang meloloskan jumlah atlet hanya lima ke bawah tidak dilakukan pengurangan,” jelasnya.
Terjadinya pengurangan di belakang hari ini, dinilai Ad’din sebagai kesalahan dari mekanisme pelolosan atlet di Pra-PON mendatang. Menurutnya, pihak PB PASI terlalu melonggarkan lolosnya atlet di nomor estafet. Padahal jumlah atlet di nomor ini empat orang.
’’Jadi, kalau 10 saja daerah lolos di estafet, kuota atlet sudah mencapai 40 orang. Mestinya saat Pra-PON lalu dirangking saja sehingga mudah untuk menyeleksi,” jelasnya.
()