Striker kurang greng, allenatore PSS pusing
A
A
A
Sindonews.com - Pelatih kepala PSS Sleman Widiantoro dibuat pusing dengan tumpulnya lini depan. Dia pusing mengetahui dua striker, Tri Handoko dan Charles Orock, belum greng.
Dari enam laga, Elang Jawa hanya menyarangkan enam gol. Itu pun dihasilkan dari sekali laga home dan dua away. Parahnya lagi, empat dari enam gol itu berasal dari lini tengah.
Widiantoro mengatakan, tidak ada yang salah dalam penerapan strategi bagi tim kebanggaan Slemania. Sebab, koordinasi berjalan baik. Permainan dengan bola-bola pendek juga berjalan sesuai harapan. Tim allenatore (pelatih) dan manajemen sepakat lini depan menjadi kendala utama PSS.
’’Strategi tidak ada yang salah. Buktinya teamwork bagus, bola-bola pendek juga berjalan baik sesuai harapan. Kita sepakat lini depan kelemahan utama kami. Kami juga tak habis pikir tidak ada kemajuan di sektor ini, padahal sektor lainnya terus membaik,'' kata Widi.
Karena itu, eks pelatih PPSM Magelang itu mengatakan, untuk mengasah lini depan tim pelatih bakal menjadikan finishing touch sebagai menu utama evaluasi tim. Apalagi, PSS dalam kondisi kritis setelah Orock kembali dibekap cedera.
’’Kita berkejaran dengan waktu. Putaran pertama menyisakan tiga laga saja. Kami tak ingin kehilangan poin lagi terutama untuk dua home lawan Persikab dan Persepar. Mulai hari ini kita akan fokus mengasah finishing touch. Latihan ini jadi menu wajib kami,’’ terang dia.
Dia mengatakan, peluang yang dihasilkan skuad asuhannya sebenarnya terbilang cukup banyak. Hanya saja terkadang, pemain terlalu tergesa-gesa.
Akibatnya peluang gol yang sudah di depan mata terbuang percuma. Kondisi inilah yang terjadi saat PSS ditahan imbang PSIS Semarang dan PSIR Rembang.
’’Memang banyak faktor yang jadi penyebab semua kemandulan di lini depan. Bisa karena mental yang kurang siap, kurang tenang, atau yang lain. Kita coba benahi agar tidak terlarut-larut,'' kata dia.
Dari enam laga, Elang Jawa hanya menyarangkan enam gol. Itu pun dihasilkan dari sekali laga home dan dua away. Parahnya lagi, empat dari enam gol itu berasal dari lini tengah.
Widiantoro mengatakan, tidak ada yang salah dalam penerapan strategi bagi tim kebanggaan Slemania. Sebab, koordinasi berjalan baik. Permainan dengan bola-bola pendek juga berjalan sesuai harapan. Tim allenatore (pelatih) dan manajemen sepakat lini depan menjadi kendala utama PSS.
’’Strategi tidak ada yang salah. Buktinya teamwork bagus, bola-bola pendek juga berjalan baik sesuai harapan. Kita sepakat lini depan kelemahan utama kami. Kami juga tak habis pikir tidak ada kemajuan di sektor ini, padahal sektor lainnya terus membaik,'' kata Widi.
Karena itu, eks pelatih PPSM Magelang itu mengatakan, untuk mengasah lini depan tim pelatih bakal menjadikan finishing touch sebagai menu utama evaluasi tim. Apalagi, PSS dalam kondisi kritis setelah Orock kembali dibekap cedera.
’’Kita berkejaran dengan waktu. Putaran pertama menyisakan tiga laga saja. Kami tak ingin kehilangan poin lagi terutama untuk dua home lawan Persikab dan Persepar. Mulai hari ini kita akan fokus mengasah finishing touch. Latihan ini jadi menu wajib kami,’’ terang dia.
Dia mengatakan, peluang yang dihasilkan skuad asuhannya sebenarnya terbilang cukup banyak. Hanya saja terkadang, pemain terlalu tergesa-gesa.
Akibatnya peluang gol yang sudah di depan mata terbuang percuma. Kondisi inilah yang terjadi saat PSS ditahan imbang PSIS Semarang dan PSIR Rembang.
’’Memang banyak faktor yang jadi penyebab semua kemandulan di lini depan. Bisa karena mental yang kurang siap, kurang tenang, atau yang lain. Kita coba benahi agar tidak terlarut-larut,'' kata dia.
()