EP genjot stok lapis kedua

Selasa, 07 Februari 2012 - 19:25 WIB
EP genjot stok lapis kedua
EP genjot stok lapis kedua
A A A
Sindonews.com - Krisis pemain menghantui PSIS Semarang. Menjelang laga ketujuh menjamu Persepar di Stadion Jatidiri pada 17 Februari mendatang, skuad besutan Edy Paryono itu kehilangan tiga pemain penting.

Mereka adalah Vitor Borges, Ahmad Sumardi, serta kiper I Komang Putra. Tidak ada pilihan lain bagi Edy Paryono kecuali mematangkan pemain lapis kedua yang selama ini sering menghuni bangku cadangan.

Vitor dan Ahmad Sumardi absen karena akumulasi kartu kuning. Sedangkan, I Komang Putra harus menjadi penonton setelah mendapatkan kartu merah pada laga melawan PPSM Kartika Nusantara, pekan lalu.

Wasit mengusir Komang dan pemain depan PPSM Josiah Seton setelah keduanya terlibat adu fisik di pengujung pertandingan.


Situasi ini memaksa Edy Paryono kembali memutar otak. Untuk lini depan, sejatinya PSIS masih memiliki satu striker asing lagi, yakni Simone Quintierri. Namun, perfoma penyerang berkebangsaan Italia tersebut masih belum maksimal.


Kalaupun akhirnya Quintierri diturunkan, Edy Paryono tetap akan menampilkan dua striker lainnya untuk mendampi kinerja pemain ini, yakni Engkus Kuswaha dan Khusnul Yakin. Keduanya lebih sering dipercaya sebagai starter daripada Quintierri.

Bencana besar terjadi di bawah mistar gawang. Absennya I Komang Putra dalam dua laga ke depan tentu akan sangat memengaruhi kualitas permainan tim secara keseluruhan. Meskipun usianya tidak muda lagi, Komang masih mampu menunjukkan kehebatannya mengawal gawang PSIS.

Dia juga berkali-kali melakukan penyelamatan gemilang di beberapa laga. Bahkan, Komang sempat memiliki rekor tidak pernah kebobolan dalam tiga laga beruntun di awal kompetisi.


PSIS masih menyimpan dua penjaga gawang, yakni Yoga Wahyu Pratama dan Goni Yanuar. Namun mereka belum pernah dimainkan sebelumnya. Hingga partai keenam di Magelang pekan lalu, I Komang Putra selalu menjadi pilihan utama. Tentu situasi ini menjadi persoalan tersendiri.

”Kami masih memiliki waktu cukup panjang untuk berbenah. Seluruh celah saat bermain di kandang PPSM akan segera kami benahi kembali. Begitu juga dengan pemain-pemain yang akan diproyeksikan sebagai starter. Mereka harus mampu mengimbangi permainan rekan-rekannya,” ungkap EP (sapaan Edy Paryono).


Pelatih asli Semarang itu juga menolak apabila hasil buruk di Magelang dikaitkan dengan mundurnya General Manager Agung Setyo Nugroho dan sejumlah ofisial tim. Menurut EP, kekalahan di kandang PPSM, lebih dikarenakan timnya kurang beruntung saja.


’’Para pemain sudah memperlihatkan kinerja yang maksimal dan menjalankan instruksi. Akan tetapi, hasil akhir belum sesuai harapan. Kemenangan akhirnya menjadi miliki tim tuan rumah,” ucapnya.


Di papan klasemen, posisi PSIS juga rawan. Pertandingan kontra Persepar mendatang bisa dikatakan sebagai ajang pertaruhan posisi PSIS. Sejak kompetisi Divisi Utama PSSI bergulir pada 10 Desember 2011, tim kebanggaan masyarakat Semarang itu langsung menguasai klasemen.

Posisi puncak sempat digusur selama satu pekan oleh PSCS Cilacap pada 20 Januari, namun kembali berhasil dikuasai Donny Fernando Siregar dkk pada pekan berikutnya setelah menghajar PSIR dengan dua gol tanpa balas.


Untuk kali pertama, PSIS keluar dari peringkat dua besar. Kini mereka menempati posisi ketiga dengan nilai sepuluh. Raihan itu sama dengan milik Persepar yang kini menghuni peringkat keempat. Namun, apabila PSIS kembali menelan kekalahan, maka Persepar akan menggeser posisi PSIS di klasemen.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8163 seconds (0.1#10.140)