Inspirator kebangkitan catur Indonesia
A
A
A
Sindonews.com - Medali yang diraih Hamdani Rudin memang bukan medali emas. Kendati hanya meraih perak di SEA Games XXVI/2011 penampilan atlet asal Medan itu, menjadi inspirasi kebangkitan pecatur Indonesia.
Susanto Megaranto dan pasangannya, Irene Kharisma Sukandar yang menjadi target tim catur Indonesia meraih emas di nomor Mix Standart Chess, justru gagal. Padahal, kubu Indonesia begitu yakin kedua pecatur muda penyandang gelar grand master itu mendulang medali emas.
Apalagi, dari keseluruhan peserta pasangan ini ditempatkan sebagai unggulan pertama. Kegagalan dari nomor Mix Standart Chess, tentu saja cukup mengejutkan.
Terlebih Irene Kharisma, pecatur wanita Indonesia yang menyandang gelar Grand Master Indonesia Wanita (GMIW) ikut gagal memenuhi target emas, serta hanya menyabet perunggu.
Kubu Indonesia betul-betul tak habis pikir dengan kegagalan Susanto dan Irene. Sementara, Hamdani Rudin dan Kasmiran yang turun di nomor Rapid Chess (catur cepat), saat itu benar-benar tidak diperhitungkan.
Apalagi mereka main dalam persaingan yang bisa dibilang sebagai grup neraka. Sebab, dua GM asal Vietnam yang merupakan ranking terbaik catur cepat Asia Tenggara, GM Le Quang Liem dan GM Nguyen Ngoc Truong Son, ikut bermain.
Hamdani Rudin mengakui persaingan di nomor catur cepat memang sangat berat karena banyaknya pecatur hebat yang bertanding, terutama dari Vietnam.
’’Dari awal saya memang tidak gentar dengan mereka dan bertekad menyabet medali. Saya sebenarnya sangat ingin mengalahkan GM Le Quang Liem. Sayang, saya harus langsung berhadapan dengannya dalam pertandingan pertama di mana saya belum benar-benar panas,’’ katanya.
’’Jika saya bertemu dalam pertandingan terakhir hasilnya mungkin bisa beda. Tetapi, saya puas karena selain meraih perak juga ikut membangkitkan semangat kawan-kawan untuk merebut medali,” lanjut Hamdani.
Medali perak ini merupakan kedua bagi Hamdani. Namun, itu merupakan medali pertama dari nomor perorangan dan medali sebelumnya dari nomor beregu.
’’Saya harap pecatur Medan nantinya ada yang bisa tampil di SEA Games yang akan datang,” tambah Hamdani.
Menyinggung kesiapannya menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII, dia mengatakan, kendati SEA Games levelnya lebih tinggi daripada PON, dirinya tetap memperhitungkan atlet catur dari provinsi lain.
’’Tidak menutup kemungkinan tandem saya di SEA Games lalu akan menjadi lawan di PON Riau nanti. Dengan begitu saya tetap memperhitungkan pecatur dari Indonesia sendiri yang akan turun di PON nanti. Atlet dari Jawa Barat dan Jawa Timur memiliki pecatur yang cukup diperhitungkan,” tuturnya.
Susanto Megaranto dan pasangannya, Irene Kharisma Sukandar yang menjadi target tim catur Indonesia meraih emas di nomor Mix Standart Chess, justru gagal. Padahal, kubu Indonesia begitu yakin kedua pecatur muda penyandang gelar grand master itu mendulang medali emas.
Apalagi, dari keseluruhan peserta pasangan ini ditempatkan sebagai unggulan pertama. Kegagalan dari nomor Mix Standart Chess, tentu saja cukup mengejutkan.
Terlebih Irene Kharisma, pecatur wanita Indonesia yang menyandang gelar Grand Master Indonesia Wanita (GMIW) ikut gagal memenuhi target emas, serta hanya menyabet perunggu.
Kubu Indonesia betul-betul tak habis pikir dengan kegagalan Susanto dan Irene. Sementara, Hamdani Rudin dan Kasmiran yang turun di nomor Rapid Chess (catur cepat), saat itu benar-benar tidak diperhitungkan.
Apalagi mereka main dalam persaingan yang bisa dibilang sebagai grup neraka. Sebab, dua GM asal Vietnam yang merupakan ranking terbaik catur cepat Asia Tenggara, GM Le Quang Liem dan GM Nguyen Ngoc Truong Son, ikut bermain.
Hamdani Rudin mengakui persaingan di nomor catur cepat memang sangat berat karena banyaknya pecatur hebat yang bertanding, terutama dari Vietnam.
’’Dari awal saya memang tidak gentar dengan mereka dan bertekad menyabet medali. Saya sebenarnya sangat ingin mengalahkan GM Le Quang Liem. Sayang, saya harus langsung berhadapan dengannya dalam pertandingan pertama di mana saya belum benar-benar panas,’’ katanya.
’’Jika saya bertemu dalam pertandingan terakhir hasilnya mungkin bisa beda. Tetapi, saya puas karena selain meraih perak juga ikut membangkitkan semangat kawan-kawan untuk merebut medali,” lanjut Hamdani.
Medali perak ini merupakan kedua bagi Hamdani. Namun, itu merupakan medali pertama dari nomor perorangan dan medali sebelumnya dari nomor beregu.
’’Saya harap pecatur Medan nantinya ada yang bisa tampil di SEA Games yang akan datang,” tambah Hamdani.
Menyinggung kesiapannya menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII, dia mengatakan, kendati SEA Games levelnya lebih tinggi daripada PON, dirinya tetap memperhitungkan atlet catur dari provinsi lain.
’’Tidak menutup kemungkinan tandem saya di SEA Games lalu akan menjadi lawan di PON Riau nanti. Dengan begitu saya tetap memperhitungkan pecatur dari Indonesia sendiri yang akan turun di PON nanti. Atlet dari Jawa Barat dan Jawa Timur memiliki pecatur yang cukup diperhitungkan,” tuturnya.
()