PSSI sering abai SSB
A
A
A
Sindonews.com - Salah satu legenda sepak bola Indonesia Ricky Yakobi menilai, sejauh ini keberadaan Sekolah Sepak Bola (SSB) masih sering terabaikan. PSSI maupun pemerintah lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengurusi kompetisi profesional.
”Padahal sebagai ajang pembinaan pemain-pemain usia dini, peran SSB sebenarnya sangat besar bagi masa depan sepak bola Indonesia. Di sinilah, calon-calon pemain sepak bola digembleng. Di SSB pula mereka belajar bagaimana bermain sepak bola yang benar,” kata Ricky Yakobi setelah mengunjungi latihan SSB Djarum di Lapangan Jepang Pakis, Kudus, Jumat (10/2).
Dia menilai, selama ini hanya perusahaan-perusahaan swasta yang peduli terhadap para pemain usia dini. Kalangan swasta mendirikan SSB dan dengan dana sendiri menghidupi lembaga pendidikan sepak bola itu. Akan tetapi, persoalan muncul setelah para pemain ini lulus dari SSB.
’’Para pemain SSB sering kebingungan saat mencari klub. Untuk itulah dibutuhkan peran PSSI di daerah-daerah untuk membina SSB yang masih lemah. PSSI perlu menggelar kompetisi antar SSB sehingga potensi-potensi pemain sepak bola terpantau dan terdata,” ucap mantan pemain Arseto Solo ini.
Dia berharap mutu kompetisi sepak bola usia dini di Tanah Air perlu ditingkatkan lagi. Karena kompetisi ini sangat bermanfaat untuk menjaring bibit baru berkualitas. Karena salah satu persoalan yang dihadapi SSB saat ini adalah minimnya kompetisi.
Seharusnya, lanjutnya, Pengcab PSSI di masing-masing daerah memberikan wadah kompetisi untuk mereka. Apalagi dia melihat potensi-potensi SSB di Indonesia sangat besar. Sehingga sangat disayangkan apabila bibit pemain ini harus hilang karena pembinaan yang putus di tengah jalan.
’’Apabila ada kompetisi sepak bola yang berkesinambungan, tentunya akan tersedia basis data pemain muda berbakat. Dengan demikian tim nasional nantinya juga tidak akan kehabisan stok pemain dari negeri sendiri,” ucap dia.
”Padahal sebagai ajang pembinaan pemain-pemain usia dini, peran SSB sebenarnya sangat besar bagi masa depan sepak bola Indonesia. Di sinilah, calon-calon pemain sepak bola digembleng. Di SSB pula mereka belajar bagaimana bermain sepak bola yang benar,” kata Ricky Yakobi setelah mengunjungi latihan SSB Djarum di Lapangan Jepang Pakis, Kudus, Jumat (10/2).
Dia menilai, selama ini hanya perusahaan-perusahaan swasta yang peduli terhadap para pemain usia dini. Kalangan swasta mendirikan SSB dan dengan dana sendiri menghidupi lembaga pendidikan sepak bola itu. Akan tetapi, persoalan muncul setelah para pemain ini lulus dari SSB.
’’Para pemain SSB sering kebingungan saat mencari klub. Untuk itulah dibutuhkan peran PSSI di daerah-daerah untuk membina SSB yang masih lemah. PSSI perlu menggelar kompetisi antar SSB sehingga potensi-potensi pemain sepak bola terpantau dan terdata,” ucap mantan pemain Arseto Solo ini.
Dia berharap mutu kompetisi sepak bola usia dini di Tanah Air perlu ditingkatkan lagi. Karena kompetisi ini sangat bermanfaat untuk menjaring bibit baru berkualitas. Karena salah satu persoalan yang dihadapi SSB saat ini adalah minimnya kompetisi.
Seharusnya, lanjutnya, Pengcab PSSI di masing-masing daerah memberikan wadah kompetisi untuk mereka. Apalagi dia melihat potensi-potensi SSB di Indonesia sangat besar. Sehingga sangat disayangkan apabila bibit pemain ini harus hilang karena pembinaan yang putus di tengah jalan.
’’Apabila ada kompetisi sepak bola yang berkesinambungan, tentunya akan tersedia basis data pemain muda berbakat. Dengan demikian tim nasional nantinya juga tidak akan kehabisan stok pemain dari negeri sendiri,” ucap dia.
()