Persebaya v Persema, panpel raup Rp 521 juta
A
A
A
Sindonews.com - Persebaya patut besyukur memiliki suporter setia seperti Bonekmania. Buktinya, meski Erol Iba dkk selalu mengecewakan tampil di kandang sendiri, jumlah penonton yang memadati Stadion Gelora 10 Nopember Tambaksari tak pernah turun.
Sebaliknya, saat menghadapi Persema Malang pendapatan dari penjualan tiket melonjak, hampir setengah miliar rupiah. Bahkan bisa jadi ini akan tercatat sebagai rekor terbanyak dalam putaran pertama Indonesia Premier League (IPL) yang akan berakhir bulan depan.
Dari data penjualan tiket meski belum terjual habis alias sold out namun dari 29 tribu tiket yang dicetak, jumlah tiket yang terjual sebanyak 24.628 lembar.
Rinciannya, tiket VIP yang dicetak 500 lembar dengan harga Rp 100.000, terjual 85 lembar. Tiket Kelas Utama yang dicetak 1.500 dengan harga Rp 50 ribu, terjual 731 lembar. Untuk tiket Ekonomi yang dicetak 27.000 terjual 23.812 lembar, dengan harga Rp 20 ribu per lembar.
Total pendapatkan Panpel dalam laga tersebut sebanyak Rp 521.290.000. Setelah dipotong pajak 15 persen dan komisi 3 persen, maka Panpel mendapat pendapatan bersih total Rp 427.457.800.
Ini menjadi pendapatan terbesar Panpel dalam laga home. Sebelumnya, ketika menjamu Semen Padang dan PSM Makassar, Panpel hanya mendapatkan pendapatan bersih sekitar Rp 350 juta. Pendapatan terbesar ketiga adalah saat Persebaya menang atas PSM.
Saat itu 21.223 lembar tiket terjual. Saat itu, Panpel meraup keuntungan kotor Rp 462 juta. Setelah dipotong pajak dan keuntungan dikantongi sebesar Rp 378 juta.
Jika melihat sisa pertandingan putaran kedua, rekor pejualan tiket melawan Persema tampaknya sulit dilalui. Namun bisa jadi baru akan pecah ketika putaran kedua nanti karena Persebaya akan menjamu musuh bebuyutan Arema Malang.
"Meski belum terjual habis, namun kami terima kasih kepada penonton karena itu jumlah terbanyak sepanjang IPL ini digelar," ucap Sutrisno, Ketua Panpel Persebaya.
Sementara pendapatan paling banyak didapat saat Persebaya menjuarai Unity Cup, lawan juara Malaysia Super League (MSL), Kelantan FA. Di laga yang berkesudahan 3-2 itu, Panpel meraup pendapatan kotor sebesar Rp 641 juta.
"Kami berusaha membuat penonton nyaman, meski saat ini belum maksimal," ujarnya Sutrisno yang sempat dikritik karena dalam dua pertandingan terakhir diwarnai aksi pelemparan.
Sebaliknya, saat menghadapi Persema Malang pendapatan dari penjualan tiket melonjak, hampir setengah miliar rupiah. Bahkan bisa jadi ini akan tercatat sebagai rekor terbanyak dalam putaran pertama Indonesia Premier League (IPL) yang akan berakhir bulan depan.
Dari data penjualan tiket meski belum terjual habis alias sold out namun dari 29 tribu tiket yang dicetak, jumlah tiket yang terjual sebanyak 24.628 lembar.
Rinciannya, tiket VIP yang dicetak 500 lembar dengan harga Rp 100.000, terjual 85 lembar. Tiket Kelas Utama yang dicetak 1.500 dengan harga Rp 50 ribu, terjual 731 lembar. Untuk tiket Ekonomi yang dicetak 27.000 terjual 23.812 lembar, dengan harga Rp 20 ribu per lembar.
Total pendapatkan Panpel dalam laga tersebut sebanyak Rp 521.290.000. Setelah dipotong pajak 15 persen dan komisi 3 persen, maka Panpel mendapat pendapatan bersih total Rp 427.457.800.
Ini menjadi pendapatan terbesar Panpel dalam laga home. Sebelumnya, ketika menjamu Semen Padang dan PSM Makassar, Panpel hanya mendapatkan pendapatan bersih sekitar Rp 350 juta. Pendapatan terbesar ketiga adalah saat Persebaya menang atas PSM.
Saat itu 21.223 lembar tiket terjual. Saat itu, Panpel meraup keuntungan kotor Rp 462 juta. Setelah dipotong pajak dan keuntungan dikantongi sebesar Rp 378 juta.
Jika melihat sisa pertandingan putaran kedua, rekor pejualan tiket melawan Persema tampaknya sulit dilalui. Namun bisa jadi baru akan pecah ketika putaran kedua nanti karena Persebaya akan menjamu musuh bebuyutan Arema Malang.
"Meski belum terjual habis, namun kami terima kasih kepada penonton karena itu jumlah terbanyak sepanjang IPL ini digelar," ucap Sutrisno, Ketua Panpel Persebaya.
Sementara pendapatan paling banyak didapat saat Persebaya menjuarai Unity Cup, lawan juara Malaysia Super League (MSL), Kelantan FA. Di laga yang berkesudahan 3-2 itu, Panpel meraup pendapatan kotor sebesar Rp 641 juta.
"Kami berusaha membuat penonton nyaman, meski saat ini belum maksimal," ujarnya Sutrisno yang sempat dikritik karena dalam dua pertandingan terakhir diwarnai aksi pelemparan.
()