Peserta liga futsal protes enam tim siluman
A
A
A
Sindonews.com - Klub futsal asal Sumatera Selatan, Sriwijaya United (SU), beserta tim peserta Indonesian Futsal League (UFL) 2012 lainnya akan melayangkan protes kepada PSSI.
Mereka mempertanyakan kebijakan Badan Futsal Nasional yang memaksakan kehendak dengan mengikutsertakan enam tim tanpa mengikuti babak kualifikasi terlebih dahulu dari Liga Futsal Amatir.
Keenam tim tersebut adalah Swap FC, Dupiad Fak Fak, Trunajaya United, Lautan Terang FC, Semarang FC dan Kapuas Kalteng.Anehnya lagi, pada penyelenggaraan (LFA) tahun lalu, keenam tim itu tidak pernah sama sekali melakukan pertandingan.
Artinya, enam tim yang dipromosikan tersebut merupakan tim siluman. Akibat masuknya enam tim ini, peserta IFL membengkak dari delapan menjadi 16 tim.
Presiden PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Dodi Reza Alex menegaskan, sebagai pihak pengelola klub futsal SU, pihaknya menyampaikan secara tegas menolak keberadaan enam tim baru yang tidak melakukan kualifikasi tetapi tiba-tiba bisa menjadi salah satu peserta IFL.
"Seharusnya BFN menyelenggarakan kompetisi Futsal di tingkat amatir terlebih dahulu sebelum memasukkan enam tim tambahan, dari kompetisi itulah nantinya yang lebih berhak untuk menjadi salah satu tim peserta IFL. Selain itu, penambahan kouta tim juga sebelumnya harus di sosialisasikanserta dilakukan secara bertahap, bukan secara mendadak seperti sekarang ini," bebernya.
Selain regulasi mengenai penambahan peserta, manajemen klub SU juga mempertanyakan mengenai adanya biaya pendaftaran kompetisi sebesar Rp 15 Juta bagi klub peserta yang telah mengikuti kompetisi sebelumnya. Pihaknya mengaku sangat keberatan dengan kebijakan tersebut.
"Karena hingga saat ini tidak ada kejelasan sama sekali mengenai kompensasi yang harus disetotkan tersebut dan apa yang didapat oleh klub atas biaya pendaftaran sebedar itu. Kami berharap PSSI sebagai induk olahraga yang menaungi futsal dapat memahami dan menjadikannya sebagai perhatian demi kemajuan futsal di Indonesia," tegasnya.
Sangat wajar jika SU beserta tim futsal peserta IFL menentang dan memprotes kebijakan baru yang dikeluarkan oleh BFN tersebut, karena selain terkesan ingin melakukan komersialisasi terhadap cabang olahraga ini, masuknya enam tim tersebut juga telah mencederai sportifitas.
Apalagi seperti diketahui, untuk menembus IFL, manajemen klub yang juga menaungi klub sepakbola Sriwijaya FC ini rela mengeluarkan kocek yang cukup dalam dengan membeli klub futsal yang telah menjadi peserta IFL musim 2009/2010 lalu.
Mereka mempertanyakan kebijakan Badan Futsal Nasional yang memaksakan kehendak dengan mengikutsertakan enam tim tanpa mengikuti babak kualifikasi terlebih dahulu dari Liga Futsal Amatir.
Keenam tim tersebut adalah Swap FC, Dupiad Fak Fak, Trunajaya United, Lautan Terang FC, Semarang FC dan Kapuas Kalteng.Anehnya lagi, pada penyelenggaraan (LFA) tahun lalu, keenam tim itu tidak pernah sama sekali melakukan pertandingan.
Artinya, enam tim yang dipromosikan tersebut merupakan tim siluman. Akibat masuknya enam tim ini, peserta IFL membengkak dari delapan menjadi 16 tim.
Presiden PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Dodi Reza Alex menegaskan, sebagai pihak pengelola klub futsal SU, pihaknya menyampaikan secara tegas menolak keberadaan enam tim baru yang tidak melakukan kualifikasi tetapi tiba-tiba bisa menjadi salah satu peserta IFL.
"Seharusnya BFN menyelenggarakan kompetisi Futsal di tingkat amatir terlebih dahulu sebelum memasukkan enam tim tambahan, dari kompetisi itulah nantinya yang lebih berhak untuk menjadi salah satu tim peserta IFL. Selain itu, penambahan kouta tim juga sebelumnya harus di sosialisasikanserta dilakukan secara bertahap, bukan secara mendadak seperti sekarang ini," bebernya.
Selain regulasi mengenai penambahan peserta, manajemen klub SU juga mempertanyakan mengenai adanya biaya pendaftaran kompetisi sebesar Rp 15 Juta bagi klub peserta yang telah mengikuti kompetisi sebelumnya. Pihaknya mengaku sangat keberatan dengan kebijakan tersebut.
"Karena hingga saat ini tidak ada kejelasan sama sekali mengenai kompensasi yang harus disetotkan tersebut dan apa yang didapat oleh klub atas biaya pendaftaran sebedar itu. Kami berharap PSSI sebagai induk olahraga yang menaungi futsal dapat memahami dan menjadikannya sebagai perhatian demi kemajuan futsal di Indonesia," tegasnya.
Sangat wajar jika SU beserta tim futsal peserta IFL menentang dan memprotes kebijakan baru yang dikeluarkan oleh BFN tersebut, karena selain terkesan ingin melakukan komersialisasi terhadap cabang olahraga ini, masuknya enam tim tersebut juga telah mencederai sportifitas.
Apalagi seperti diketahui, untuk menembus IFL, manajemen klub yang juga menaungi klub sepakbola Sriwijaya FC ini rela mengeluarkan kocek yang cukup dalam dengan membeli klub futsal yang telah menjadi peserta IFL musim 2009/2010 lalu.
()