Ironi, KONI tak support dana tim voli
A
A
A
Sindonews.com - Tim bola voli DI Yogyakarta mengemban tugas berat pada PON Riau, September, mendatang. Namun, persiapan tim tidak bisa dilakukan karena terbentur alokasi anggaran yang diberikan KONI DIY.
Saat itu, tim PON DIY tergabung dalam tim Jogja Yuso Gunadarma (JYG). Namun, situasi ini kemudian menimbulkan problem. KONI enggan menggelontorkan dana yang seharusnya untuk tim. Di mana mereka memiliki jatah try out sebanyak tiga kali. Sayang, hanya karena ada nama Yuso, KONI tak mau memberikan dana.
’’Ini memang ironi. Jogja Yuso hampir 100 persen diisi pemain yang disiapkan untuk PON Riau. Hanya tiga yang bukan. Tapi, KONI tidak mau men-support pendanaan karena nama Yuso. Ini sangat kami sayangkan,'' kata Binpres PBVSI DIY Putut Marhaento, Rabu (15/2).
Dia mengatakan, keengganan KONI cukup menyulitkan bagi tim voli DIY. Pasalnya, mencari lawan tanding yang sepadan untuk mengukur kesiapan tim asuhan Wahyono Haryadi bukan perkara yang mudah.
Peluang paling memungkinkan untuk mengasah kemampuan Heru Yuwana Saputra dkk bisa dilakukan melalui JYG. Sebab, JYG bakal turun dalam kompetisi resmi dengan lawan yang memiliki kualitas di atas rata-rata.
Pada gelaran Proliga misalnya, JYG yang hampir semuanya pemain voli PON akan menghadapi lawan-lawan tangguh sekelas Jakarta Electrik, Surabaya Samator dan Palembang Bank Sumsel. Sementara JYG baru memenuhi 50 persen saja dari kebutuhan anggarannya.
''Itulah peluang mereka untuk mengasah kemampuan. Kalau tidak di event sekelas Proliga mau di mana lagi. Sementara sekarang KONI sendiri tidak mau ngasih anggaran karena nama Yuso yang diisi pemain PON,'' tegas dia.
Tim voli DIY sendiri lolos PON Riau setelah menempati peringkat empat kejurnas. Tim yang sejak lama didominasi pemain Yuso ini selalu menjadi pelanggan medali perak PON. Di partai puncak DIY selalu kalah dari tim-tim tangguh seperti Jawa Timur, Jawa Barat, atau DKI Jakarta.
Saat itu, tim PON DIY tergabung dalam tim Jogja Yuso Gunadarma (JYG). Namun, situasi ini kemudian menimbulkan problem. KONI enggan menggelontorkan dana yang seharusnya untuk tim. Di mana mereka memiliki jatah try out sebanyak tiga kali. Sayang, hanya karena ada nama Yuso, KONI tak mau memberikan dana.
’’Ini memang ironi. Jogja Yuso hampir 100 persen diisi pemain yang disiapkan untuk PON Riau. Hanya tiga yang bukan. Tapi, KONI tidak mau men-support pendanaan karena nama Yuso. Ini sangat kami sayangkan,'' kata Binpres PBVSI DIY Putut Marhaento, Rabu (15/2).
Dia mengatakan, keengganan KONI cukup menyulitkan bagi tim voli DIY. Pasalnya, mencari lawan tanding yang sepadan untuk mengukur kesiapan tim asuhan Wahyono Haryadi bukan perkara yang mudah.
Peluang paling memungkinkan untuk mengasah kemampuan Heru Yuwana Saputra dkk bisa dilakukan melalui JYG. Sebab, JYG bakal turun dalam kompetisi resmi dengan lawan yang memiliki kualitas di atas rata-rata.
Pada gelaran Proliga misalnya, JYG yang hampir semuanya pemain voli PON akan menghadapi lawan-lawan tangguh sekelas Jakarta Electrik, Surabaya Samator dan Palembang Bank Sumsel. Sementara JYG baru memenuhi 50 persen saja dari kebutuhan anggarannya.
''Itulah peluang mereka untuk mengasah kemampuan. Kalau tidak di event sekelas Proliga mau di mana lagi. Sementara sekarang KONI sendiri tidak mau ngasih anggaran karena nama Yuso yang diisi pemain PON,'' tegas dia.
Tim voli DIY sendiri lolos PON Riau setelah menempati peringkat empat kejurnas. Tim yang sejak lama didominasi pemain Yuso ini selalu menjadi pelanggan medali perak PON. Di partai puncak DIY selalu kalah dari tim-tim tangguh seperti Jawa Timur, Jawa Barat, atau DKI Jakarta.
()