Atlet sepatu roda Jatim dilarang berlomba

Kamis, 16 Februari 2012 - 20:56 WIB
Atlet sepatu roda Jatim dilarang berlomba
Atlet sepatu roda Jatim dilarang berlomba
A A A
Sindonews.com – Pengprov Persatuan Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Perserosi) JawaTimur membuat keputusan mengejutkan. Di saat banyak cabang olahraga (cabor) memperbanyak jam terbang guna persiapan menjelang Pekan Olahraga Nasional ((PON) XVIII di Riau, September, mendatang,mereka malah melarang atlet mengikuti kejuaraan.

Ketua Harian Pengprov Perserosi Jawa Timur Bambang Eko Purnomo mengatakan, tujuh atlet yang tergabung dalam Puslatda Jatim 100 proyeksi PON XVIII dilarang keras mengikuti kejuaraan tingkat lokal maupun nasional.

"Sekarang hingga PON nanti digelar kami memang membuat kebijakan untuk melarang atlet ikut dalam kejuaraan baik lokal maupun nasional, " ujarnya.

Alasan dicekalnya tujuh atlet Puslatda itu, lanjut Bambang, agar kekuatan Jawa Timur tak terbaca oleh daerah lainnya. ’’Tujuan kami agar lawan tidak bisa membaca kekauatan Jatim. Karena fokus saat ini adalah mengukir prestasi sebaik-baiknya di ajang PON. Percuma dapat medali diberbagai kejuaraan tapi tidak dapat medali di PON,” tegasnya.

Strategi itu pernah dilakukan Pengprov Perserosi Jawa Timur saat berlaga di Pra-PON sepatu roda pada Desember 2011 di Bandung. Ketika itu, kontingen Jawa Timur menerjunkan tiga atlet muda yang sama sekali belum terkenal di tingkat nasional.

Hasilnya cukup mengejutkan, Jawa Timur mampu menyabet dua medali emas. Keduanya diraih Reza Oktavianto di nomor sprint 200 meter dan Tasya Fabiola di nomor maraton 10 ribu km.

Kemenangan dua atlet tersebut tentu sangat mengejutkan atlet dari daerah lain. Maklum mereka merasa kalah dengan atlet yang tergolong pendatang baru. ''Ada yang nangis karena kalah dengan Jawa Timur. Karena kita menerjunkan atlet baru yang belum banyak dikenal, mungkin juga mereka anggap enteng karena selama ini memang jarang kita turunkan,” kenangnya.

Saat ini, lanjut Bambang, latihan fisik menjadi prioritas agar pada PON XVIII bisa tampil maksimal. Apalagi even bergengsi empat tahunan itu tinggal delapan bulan lagi. "Fokus kita sekarang lebih kepada fisik. Bagaimanpun juga kondisi fisik sangat berpengaruh pada pencapaian prestasi di PON nanti," katanya.

Disinggung apakah tidak ada kekhawatiran mental atlet Jatim bakal ambruk di PON karena kurang jam terbang, Bambang tidak terlalu mengkhawatirkan. Sebab, meski dilakukan pembatasan mengikuti kejuaraan tingkat lokal maupun nasional, namaun Perserosi Jatim tetap tetap mengizinkan para atlet untuk mengikuti kejuaraan tingkat internasional.

Bahkan, saat ini sejumlah agenda try out ke luar negeri sudah disusun. ’’Kami sedang mencari agenda kejuaraan sepatu roda di tingkat internasiol. Beberapa sudah kita dapatkan, sekarang masih dalam pertimbangan. Mana yang kira-kira sesuai dengan atlet maupun waktu. Sehingga di PON nanti, para atlet bisa mencapai peak performance, " tandasnya.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5876 seconds (0.1#10.140)