Dana kejurda dipangkas = KONI matikan pembinaan
A
A
A
Sindonews.com – Kebijakan KONI Jatim semakin tidak berpihak ke atlet. Buktinya, dengan dalih menyukseskan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII di Riau, KONI Jatim malah memangkas sejumlah dana bantuan kepada induk cabang olahraga (cabor).
Kebijakan pemangkasan dana bantuan itu tertuang dalam surat edaran KONI Jawa Timur, dengan nomor 900/118./601.4/2012. Di dalam surat edaran itu disebutkan bahwa semua bantuan anggaran tahun ini dipangkas dengan dalih semua anggaran difokuskan untuk pelaksanaan pemenangan PON XVIII. Tak pelak, akibat keputusan ini sejumlah induk cabang olahraga kecewa berat.
Pengprov Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Jawa Timur mengaku kecewa berat dengan keputusan itu. Ketua Harian FPTI Jatim Sulistiyono Dwinugroho mengungkapkan, pemangkasan itu menghambat prestasi panjat tebing di Jatim. Pasalnya, KONI Jatim sudah tidak memberikan dana bantuan untuk pembinaan atlet, seperti Kejurda.
’’Kalau anggaran kejurda dipangkas, sama saja dengan menghentikan pengembangan prestasi di daerah,” keluhnya.
Celakanya, lanjut Sulis, selama ini FPTI Jatim mengaku untuk mengelar Kejurda hanya mengandalkan sumber anggaran dari KONI Jatim. ’’Kasihan rekan-rekan di daerah kalau kejurda terhenti, gara-gara tidak ada anggaran. Atlet di daerah membutuhkan sarana kompetisi untuk melihat tolok ukur prestasinya.” imbuhnya.
Dalam surat edaran KONI Jatim tertanggal 14 Februari yang ditandatangani Ketua Harian Dhimam Abror itu bukan hanya memangkas dana kejuaraan daerah. Dana yang dipangkas antara lain untuk kejurnas, rapat koordinasi daerah dan nasional, rapat kerja daerah dan nasional, penugasan keluar provinsi, dan pelatnas.
Padahal setiap tahunnya FPTI Jatim menerima anggaran penuh untuk kejurnas. ’’Untuk anggaran kejurda biasanya kami mendapat Rp 7 juta sampai Rp 9 juta dari pengajuan Rp 25 juta. Tetapi tahun ini sama sekali tidak ada bantuan. Ini yang memberatkan kita,” jelasnya.
Tahun ini pelaksanaan kejurnas panjat tebing ditiadakan untuk senior. Sedankan kejurnas junior tetap diselenggarakan. Demikian juga dengan kejuaraan daerah merupakan agenda rutin yang wajib dijalankan. "Untuk Kejurnas Junior selama ini kita memang tidak jarang mendapatkan bantuan, apalagi tahun ini, " keluhnya.
Kebijakan pemangkasan dana bantuan itu tertuang dalam surat edaran KONI Jawa Timur, dengan nomor 900/118./601.4/2012. Di dalam surat edaran itu disebutkan bahwa semua bantuan anggaran tahun ini dipangkas dengan dalih semua anggaran difokuskan untuk pelaksanaan pemenangan PON XVIII. Tak pelak, akibat keputusan ini sejumlah induk cabang olahraga kecewa berat.
Pengprov Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Jawa Timur mengaku kecewa berat dengan keputusan itu. Ketua Harian FPTI Jatim Sulistiyono Dwinugroho mengungkapkan, pemangkasan itu menghambat prestasi panjat tebing di Jatim. Pasalnya, KONI Jatim sudah tidak memberikan dana bantuan untuk pembinaan atlet, seperti Kejurda.
’’Kalau anggaran kejurda dipangkas, sama saja dengan menghentikan pengembangan prestasi di daerah,” keluhnya.
Celakanya, lanjut Sulis, selama ini FPTI Jatim mengaku untuk mengelar Kejurda hanya mengandalkan sumber anggaran dari KONI Jatim. ’’Kasihan rekan-rekan di daerah kalau kejurda terhenti, gara-gara tidak ada anggaran. Atlet di daerah membutuhkan sarana kompetisi untuk melihat tolok ukur prestasinya.” imbuhnya.
Dalam surat edaran KONI Jatim tertanggal 14 Februari yang ditandatangani Ketua Harian Dhimam Abror itu bukan hanya memangkas dana kejuaraan daerah. Dana yang dipangkas antara lain untuk kejurnas, rapat koordinasi daerah dan nasional, rapat kerja daerah dan nasional, penugasan keluar provinsi, dan pelatnas.
Padahal setiap tahunnya FPTI Jatim menerima anggaran penuh untuk kejurnas. ’’Untuk anggaran kejurda biasanya kami mendapat Rp 7 juta sampai Rp 9 juta dari pengajuan Rp 25 juta. Tetapi tahun ini sama sekali tidak ada bantuan. Ini yang memberatkan kita,” jelasnya.
Tahun ini pelaksanaan kejurnas panjat tebing ditiadakan untuk senior. Sedankan kejurnas junior tetap diselenggarakan. Demikian juga dengan kejuaraan daerah merupakan agenda rutin yang wajib dijalankan. "Untuk Kejurnas Junior selama ini kita memang tidak jarang mendapatkan bantuan, apalagi tahun ini, " keluhnya.
()