Kas Hartadi: Hilton layak dapat dua penalti
A
A
A
Sindonews.com - Pelatih kepala Sriwijaya FC Kas Hartadi mengaku sangat geram dengan cara kepemimpinan wasit yang menjadi pengadil di lapangan saat pertandingan antara SFC melawan PSMS Medan (20/2).
Menurut pria asal Solo itu, sepanjang pertandingan, wasit Aeng Suarlan dinilai telah bertindak tidak fair play dan terkesan sengaja menggembosi SFC. Buktinya, wasit memberikan empat kartu kuning kepada pemain SFC.
Padahal, sepanjang laga, para pemain PSMS justru yang terlihat sengaja ingin mencederai pemain SFC dengan melakukan pelanggaran keras.
Selain itu, beberapa kali tackling keras yang dilakukan oleh para pemain bertahan PSMS terhadap Hilton Moreira di kotak terlarang dan di depan mata wasit, tidak ditindak sama sekali. Alhasil, SFC gagal membawa pulang poin penuh.
Menurut penilaiannya, pelanggaran yang dilakukan terhadap Hilton Moreira di menit ke-82 murni pelangaran keras dan seharusnya membuahkan tendangan penalti.
’’Saya rasa semua orang yang menonton melalui tayangan televisi bisa melihat dan menilai sendiri bagaimana kepemimpinan wasit sepanjang pertandingan. Hilton jelas–jelas dijatuhkan dari belakang dan di dalam kota penalti. Apalagi dia tinggal berhadapan dengan kiper saja,” sesal Kas.
Dia mengakui, dari jarak pandangnya memang dirinya tidak bisa melihat secara jelas. Tetapi Kas mengatakan banyak teman-teman media dan melihat tayangan ulang di TV menilai itu juga murni pelanggaran dan seharusnya berujung dengan penalti.
Yang lebih membuat dirinya merasa miris dengan pola kemepinpinan wasit, di saat pertandingan yang disiarkan secara live saja mereka (wasit) masih saja berlaku tidak adil, apalagi kalau tidak live.
’’Saya sangat kecewa dengan wasit di Indonesia sekarang ini. Bagaimana persepakbolaan kita bisa maju kalau seperti ini. Apalagi itu adalah pertandingan secara live dan disaksikan seluruh masyarakat Indonesia masih saja tidak adil,’’ tegasnya.
Namun, dia mengatakan enggan untuk melayangkan protes secara tegas kepada PT.Liga Indonesia selaku operator Indonesian Super League (ISL). Karena menurut dia hal itu tidak akan ada kelanjutannya. Selain itu, dia tidak mau disebut-sebut hanya mencari alasan saja untuk menutupi kesalahannya lantaran SFC gagal meraih kemenangan.
’’Percuma saja kalo kita layangkan protes pastinya akhirnya tidak ada kelanjutan juga. Apa lagi nantinya saya dibilang malah mencari kambing hitam saja karena tidak bisa mendapatkan poin penuh disini, ”timpalnya.
Perlakuan tidak adil terhadap Laskar Wong Kito memang bukan kali ini menimpa tim kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan ini tetapi sudah beberapa kali sebelumnya. Terutama dilaga tandang menghadapi beberapa pesaing terberatnya di Indonesia yakni, saat SFC melakukan tur ke Papua menghadapi Persiwa Wamena dan Persipura.
Saat itu SFC harus pulang dengan tangan hampa setelah ditaklukkan tim berjuluk Badai Pegunungan-julukan Persiwa dengan skor 1-0 dan 2-1 atas Mutiara Hitan-julukan Persipura.
”Yang sangat saya sesalkan, Hilton dua kali mendapatkan kejadian serupa di depan gawang tidak satu kali pun mendapatkan penalti. Bukan berarti kita mengharapkan gol dari penalti, memang seharusnya wasit langsung menunjuk titik putih. Selain itu pemberian empat kartu kuning juga akan merugikan kita di laga kandang nanti,’’pungkasnya.
Menurut pria asal Solo itu, sepanjang pertandingan, wasit Aeng Suarlan dinilai telah bertindak tidak fair play dan terkesan sengaja menggembosi SFC. Buktinya, wasit memberikan empat kartu kuning kepada pemain SFC.
Padahal, sepanjang laga, para pemain PSMS justru yang terlihat sengaja ingin mencederai pemain SFC dengan melakukan pelanggaran keras.
Selain itu, beberapa kali tackling keras yang dilakukan oleh para pemain bertahan PSMS terhadap Hilton Moreira di kotak terlarang dan di depan mata wasit, tidak ditindak sama sekali. Alhasil, SFC gagal membawa pulang poin penuh.
Menurut penilaiannya, pelanggaran yang dilakukan terhadap Hilton Moreira di menit ke-82 murni pelangaran keras dan seharusnya membuahkan tendangan penalti.
’’Saya rasa semua orang yang menonton melalui tayangan televisi bisa melihat dan menilai sendiri bagaimana kepemimpinan wasit sepanjang pertandingan. Hilton jelas–jelas dijatuhkan dari belakang dan di dalam kota penalti. Apalagi dia tinggal berhadapan dengan kiper saja,” sesal Kas.
Dia mengakui, dari jarak pandangnya memang dirinya tidak bisa melihat secara jelas. Tetapi Kas mengatakan banyak teman-teman media dan melihat tayangan ulang di TV menilai itu juga murni pelanggaran dan seharusnya berujung dengan penalti.
Yang lebih membuat dirinya merasa miris dengan pola kemepinpinan wasit, di saat pertandingan yang disiarkan secara live saja mereka (wasit) masih saja berlaku tidak adil, apalagi kalau tidak live.
’’Saya sangat kecewa dengan wasit di Indonesia sekarang ini. Bagaimana persepakbolaan kita bisa maju kalau seperti ini. Apalagi itu adalah pertandingan secara live dan disaksikan seluruh masyarakat Indonesia masih saja tidak adil,’’ tegasnya.
Namun, dia mengatakan enggan untuk melayangkan protes secara tegas kepada PT.Liga Indonesia selaku operator Indonesian Super League (ISL). Karena menurut dia hal itu tidak akan ada kelanjutannya. Selain itu, dia tidak mau disebut-sebut hanya mencari alasan saja untuk menutupi kesalahannya lantaran SFC gagal meraih kemenangan.
’’Percuma saja kalo kita layangkan protes pastinya akhirnya tidak ada kelanjutan juga. Apa lagi nantinya saya dibilang malah mencari kambing hitam saja karena tidak bisa mendapatkan poin penuh disini, ”timpalnya.
Perlakuan tidak adil terhadap Laskar Wong Kito memang bukan kali ini menimpa tim kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan ini tetapi sudah beberapa kali sebelumnya. Terutama dilaga tandang menghadapi beberapa pesaing terberatnya di Indonesia yakni, saat SFC melakukan tur ke Papua menghadapi Persiwa Wamena dan Persipura.
Saat itu SFC harus pulang dengan tangan hampa setelah ditaklukkan tim berjuluk Badai Pegunungan-julukan Persiwa dengan skor 1-0 dan 2-1 atas Mutiara Hitan-julukan Persipura.
”Yang sangat saya sesalkan, Hilton dua kali mendapatkan kejadian serupa di depan gawang tidak satu kali pun mendapatkan penalti. Bukan berarti kita mengharapkan gol dari penalti, memang seharusnya wasit langsung menunjuk titik putih. Selain itu pemberian empat kartu kuning juga akan merugikan kita di laga kandang nanti,’’pungkasnya.
()