Akibat Persema tidak konsisten
A
A
A
Sindonews.com - Konsistensi Persema Malang di empat pertandingan patut dipertanyakan. Bagaimana tidak, menghadapi PSM Makassar yang banyak kehilangan pemain karena dipanggil tim nasional, Persema justru kalah telak 4-2, Senin (27/2).
Hasil itu sekaligus memberi bukti bahwa Laskar Ken Arok belum sepenuhnya konsisten saat menghadapi tim besar. Sebelumnya mereka sempat menahan Persebaya Surabaya 0-0 di Gelora 10 Nopember. Ternyata kegemilangan di Surabaya berbanding terbalik dengan permainan di Makassar.
Malah Persema sebenarnya beruntung 'hanya' keceplosan empat gol karena peluang yang dimiliki tuan rumah lebih dari itu. Pelatih Slave Radovski mengakui timnya tidak cukup tangguh untuk menghadapi determinasi PSM. Konsentrasi pemain, terutama lini pertahanan menjadi perhatian paling besar.
Slave sangat kecewa melihat benteng yang digalang Denis Kacanovs dengan mudah diterjang penyerang-penyerang tuan rumah.
’’Kami tidak konsisten secara permainan maupun konsentrasi. Pemain belakang bermain bagus saat melawan Persebaya, tapi di Makassar justru sebaliknya. Mereka tampak ragu-ragu,” ungkap Slave yang asal Makedonia.
Situasi itu sama persis kala Persema dihajar 6-2 di kandang Semen Padang di awal kompetisi Indonesian Premier League (IPL) lalu. Slave menampik perubahan formasi yang menyebabkan timnya hancur. Memang ada perubahan posisi yang dilakukan, termasuk menempatkan Firman Basuki sebagai full back.
Padahal full back kiri biasa ditempati Kim Kurniawan yang digeser ke tengah menemani Ngon Mamoun. Perubahan posisi itu tampak berpengaruh besar pada soliditas pertahanan karekan Firman sering terlambat turun sekaligus menutup pergerakan Andi Oddang dkk.
’’Saya rasa tidak ada perubahan besar di tim. Standar permainan juga tidak terlalu menurun. Hanya saja kami terlalu berani menyerang dan akhirnya merasakan risikonya,” tambah Slave. Ia mengaku kecewa karena kesempatan untuk memperbaiki posisi gagal terpenuhi.
Kini tugasnya lebih berat, yakni memulihkan mental pemain untuk bekal pertandingan berikutnya menjamu Persibo Bojonegoro di Stadion Gajayana. Slave sendiri mengaku tidak bisa menyalahkan pemain terkait hasil di Makassar karena tim telah berupaya keras dan terbukti bisa mencetak dua gol.
Walau kecewa, CEO Persema Didied Poernawan mengaku tidak bisa menyalahkan tim sepenuhnya. Menurutnya PSM sedang dalam performa bagus dan sulit untuk bisa dimbangi anak-anak Laskar Ken Arok. Didied menilai permainan sudah sesuai standar walau harus kecolongan dengan mudah.
’’Tim sudah bermain sesuai standar dan mencetak dua gol. Itu sudah cukup bagus untuk pertandingan luar kandang. Tapi tampaknya PSM memang lebih bagus dan lebih fokus di pertandingan itu. Kami mungkin terlalu percaya diri. Tak perlu disesali, karena masih banyak pertandingan penting di depan,” ungkap Didied.
Dia memandang Persema tak mempunyai waktu untuk merenungi kekalahan. Sebab, akhir pekan ini lawan yang dihadapi tak kalah berat, yakni Persibo Bojonegoro yang sementara menjadi pemimpin klasemen IPL. Walau berstatus kandang, bukan berarti Persema bakal mudah memetik kemenangan. Apalagi setelah hasil buruk di Makassar.
Hasil itu sekaligus memberi bukti bahwa Laskar Ken Arok belum sepenuhnya konsisten saat menghadapi tim besar. Sebelumnya mereka sempat menahan Persebaya Surabaya 0-0 di Gelora 10 Nopember. Ternyata kegemilangan di Surabaya berbanding terbalik dengan permainan di Makassar.
Malah Persema sebenarnya beruntung 'hanya' keceplosan empat gol karena peluang yang dimiliki tuan rumah lebih dari itu. Pelatih Slave Radovski mengakui timnya tidak cukup tangguh untuk menghadapi determinasi PSM. Konsentrasi pemain, terutama lini pertahanan menjadi perhatian paling besar.
Slave sangat kecewa melihat benteng yang digalang Denis Kacanovs dengan mudah diterjang penyerang-penyerang tuan rumah.
’’Kami tidak konsisten secara permainan maupun konsentrasi. Pemain belakang bermain bagus saat melawan Persebaya, tapi di Makassar justru sebaliknya. Mereka tampak ragu-ragu,” ungkap Slave yang asal Makedonia.
Situasi itu sama persis kala Persema dihajar 6-2 di kandang Semen Padang di awal kompetisi Indonesian Premier League (IPL) lalu. Slave menampik perubahan formasi yang menyebabkan timnya hancur. Memang ada perubahan posisi yang dilakukan, termasuk menempatkan Firman Basuki sebagai full back.
Padahal full back kiri biasa ditempati Kim Kurniawan yang digeser ke tengah menemani Ngon Mamoun. Perubahan posisi itu tampak berpengaruh besar pada soliditas pertahanan karekan Firman sering terlambat turun sekaligus menutup pergerakan Andi Oddang dkk.
’’Saya rasa tidak ada perubahan besar di tim. Standar permainan juga tidak terlalu menurun. Hanya saja kami terlalu berani menyerang dan akhirnya merasakan risikonya,” tambah Slave. Ia mengaku kecewa karena kesempatan untuk memperbaiki posisi gagal terpenuhi.
Kini tugasnya lebih berat, yakni memulihkan mental pemain untuk bekal pertandingan berikutnya menjamu Persibo Bojonegoro di Stadion Gajayana. Slave sendiri mengaku tidak bisa menyalahkan pemain terkait hasil di Makassar karena tim telah berupaya keras dan terbukti bisa mencetak dua gol.
Walau kecewa, CEO Persema Didied Poernawan mengaku tidak bisa menyalahkan tim sepenuhnya. Menurutnya PSM sedang dalam performa bagus dan sulit untuk bisa dimbangi anak-anak Laskar Ken Arok. Didied menilai permainan sudah sesuai standar walau harus kecolongan dengan mudah.
’’Tim sudah bermain sesuai standar dan mencetak dua gol. Itu sudah cukup bagus untuk pertandingan luar kandang. Tapi tampaknya PSM memang lebih bagus dan lebih fokus di pertandingan itu. Kami mungkin terlalu percaya diri. Tak perlu disesali, karena masih banyak pertandingan penting di depan,” ungkap Didied.
Dia memandang Persema tak mempunyai waktu untuk merenungi kekalahan. Sebab, akhir pekan ini lawan yang dihadapi tak kalah berat, yakni Persibo Bojonegoro yang sementara menjadi pemimpin klasemen IPL. Walau berstatus kandang, bukan berarti Persema bakal mudah memetik kemenangan. Apalagi setelah hasil buruk di Makassar.
()