Peni mundur, M Nur kehilangan power
A
A
A
Sindonews.com - Langkah Muhammad Nur untuk berkuasa di Arema FC kembali terganjal. Untuk kali kedua, dia harus terjerembab dan mengakui ketangguhan PT Ancora Tbk sebagai pengelola tim berlogo kepala singa yang berlaga di Indonesian Premier League (IPL).
Runtuhnya kekuatan Muhammad Nur disebabkan mundurnya Wali Kota Malang Peni Suparto dari lingkaran Arema FC. Peni pada Selasa (28/2) petang menyatakan tidak lagi tertarik mengambil-alih pengelolaan Singo Edan sekaligus menanggalkan jabatan penanggung jawab Yayasan Arema.
Padahal Peni adalah kekuatan yang dimiliki Muhammad Nur karena memiliki power sebagai kepala daerah. Keberadaan Peni yang membuat manajemen Muhammad Nur kembali berani mengusik dominasi PT Ancora. Tapi di upayanya yang kedua ini dia kembali membentur tembok.
Muhammad Nur tercatat dua kali mencoba merongrong manajemen PT Ancora Tbk yang berkantor di Jalan Jakarta 48. Percobaan pertama dilakukan akhir Desember silam, ketika tim asuhan Milomir Seslija berhasil dikuasainya. Malah PT Ancora hanya kebagian beberapa pemain plus asisten pelatih Abdulrahman Gurning.
Upaya itu kemudian gagal karena PSSI mengharuskan Arema menjalin rekonsiliasi untuk berlaga di lanjutan IPL. Setelah proses rekonsiliasi, Muhammad Nur bagai hilang ditelan bumi dan terkesan tak lagi bernafsu menguasai Arema. Tapi ternyata tak demikian realitanya.
Munculnya Wali Kota Malang Peni Suparto yang ingin takeover klub, dijadikan kesempatan untuk kembali menggoyang Ancora. Peni pun dirangkul. Untuk kedua kalinya tim terpecah. Tim milik Ancora dilatih Antonic Dejan, sedangkan kubu Muhammad Nur digawangi Milomir Seslija.
Nyatanya, percobaan kedua juga gagal karena tim milik Milo protol karena pemain hengkang ke klub lain. Peni akhirnya ikut mundur dari pertarungan di klub yang berdiri pada 1987. PT Ancora Tbk pun memenangi sengketa dengan skor 2-0 atas Muhammad Nur dan melenggang walau harus menata kembali tim yang sempat berantakan.
’’Kami tidak pernah ragu karena mempunyai keabsahan untuk mengelola tim di IPL. Efek yang ditimbulkan dari peristiwa kemarin sangat berat, terutama menyangkut tim. Namun saya bersyukur akhirnya semuanya jelas dan kami mulai bisa menata tim lagi untuk kompetisi,” ucap Media Officer Arema FC Noor Ramadhan.
Dia tak mau berandai-andai apakah nantinya ada upaya ketiga yang dilakukan Muhammad Nur. Media Officer yang sekaligus jurnalis televisi itu lebih memilih berpikir positif dan berharap tidak ada lagi ganjalan untuk Singo Edan yang tak lama lagi tampil di level Asia, yakni AFC Cup.
’’Sejujurnya tidak ada yang menginginkan Arema dalam kondisi seperti ini. Saya pribadi tak mau berpikiran negatif sekaligus berharap ini akhir dari persoalan di Arema. Semua elemen di Arema FC juga berdoa semoga ini menjadi palajaran untuk menguatkan Arema ke depannya,” harapnya.
Kini setelah Arema terlepas dari dualisme tim, konsentrasi langsung diarahkan pada lanjutan kompetisi. Maklum, akhir pekan ini Singo Edan bakal menghadapi rival bebuyutan, Persebaya Surabaya. Penambahan pemain juga terus dilakukan Antonic Dejan di bursa transfer kali ini.
Runtuhnya kekuatan Muhammad Nur disebabkan mundurnya Wali Kota Malang Peni Suparto dari lingkaran Arema FC. Peni pada Selasa (28/2) petang menyatakan tidak lagi tertarik mengambil-alih pengelolaan Singo Edan sekaligus menanggalkan jabatan penanggung jawab Yayasan Arema.
Padahal Peni adalah kekuatan yang dimiliki Muhammad Nur karena memiliki power sebagai kepala daerah. Keberadaan Peni yang membuat manajemen Muhammad Nur kembali berani mengusik dominasi PT Ancora. Tapi di upayanya yang kedua ini dia kembali membentur tembok.
Muhammad Nur tercatat dua kali mencoba merongrong manajemen PT Ancora Tbk yang berkantor di Jalan Jakarta 48. Percobaan pertama dilakukan akhir Desember silam, ketika tim asuhan Milomir Seslija berhasil dikuasainya. Malah PT Ancora hanya kebagian beberapa pemain plus asisten pelatih Abdulrahman Gurning.
Upaya itu kemudian gagal karena PSSI mengharuskan Arema menjalin rekonsiliasi untuk berlaga di lanjutan IPL. Setelah proses rekonsiliasi, Muhammad Nur bagai hilang ditelan bumi dan terkesan tak lagi bernafsu menguasai Arema. Tapi ternyata tak demikian realitanya.
Munculnya Wali Kota Malang Peni Suparto yang ingin takeover klub, dijadikan kesempatan untuk kembali menggoyang Ancora. Peni pun dirangkul. Untuk kedua kalinya tim terpecah. Tim milik Ancora dilatih Antonic Dejan, sedangkan kubu Muhammad Nur digawangi Milomir Seslija.
Nyatanya, percobaan kedua juga gagal karena tim milik Milo protol karena pemain hengkang ke klub lain. Peni akhirnya ikut mundur dari pertarungan di klub yang berdiri pada 1987. PT Ancora Tbk pun memenangi sengketa dengan skor 2-0 atas Muhammad Nur dan melenggang walau harus menata kembali tim yang sempat berantakan.
’’Kami tidak pernah ragu karena mempunyai keabsahan untuk mengelola tim di IPL. Efek yang ditimbulkan dari peristiwa kemarin sangat berat, terutama menyangkut tim. Namun saya bersyukur akhirnya semuanya jelas dan kami mulai bisa menata tim lagi untuk kompetisi,” ucap Media Officer Arema FC Noor Ramadhan.
Dia tak mau berandai-andai apakah nantinya ada upaya ketiga yang dilakukan Muhammad Nur. Media Officer yang sekaligus jurnalis televisi itu lebih memilih berpikir positif dan berharap tidak ada lagi ganjalan untuk Singo Edan yang tak lama lagi tampil di level Asia, yakni AFC Cup.
’’Sejujurnya tidak ada yang menginginkan Arema dalam kondisi seperti ini. Saya pribadi tak mau berpikiran negatif sekaligus berharap ini akhir dari persoalan di Arema. Semua elemen di Arema FC juga berdoa semoga ini menjadi palajaran untuk menguatkan Arema ke depannya,” harapnya.
Kini setelah Arema terlepas dari dualisme tim, konsentrasi langsung diarahkan pada lanjutan kompetisi. Maklum, akhir pekan ini Singo Edan bakal menghadapi rival bebuyutan, Persebaya Surabaya. Penambahan pemain juga terus dilakukan Antonic Dejan di bursa transfer kali ini.
()