Dijewer Presiden, PSSI siap akhiri dualisme

Senin, 05 Maret 2012 - 23:23 WIB
Dijewer Presiden, PSSI siap akhiri dualisme
Dijewer Presiden, PSSI siap akhiri dualisme
A A A
Sindonews.com - Ketua Umum (Ketum) PSSI Djohar Arifin Husin menyambut baik kritikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal kisruh sepak bola nasional. Keinginan Presiden agar konflik berkepanjangan tersebut dihentikan disambut baik federasi tertinggi sepak bola Indonesia tersebut.

Konflik berkepanjangan sepak bola Tanah Air, memancing orang nomor satu Indonesia tersebut angkat bicara. Presiden SBY meminta agar konflik berkepanjangan yang menjurus pada konflik dualisme kompetisi segera diselesaikan. Hal itu dilakukan, agar persepakbolaan Indonesia bisa kembali berprestasi.

"Imbauan Presiden sangat bagus dan perlu ditegaskan agar dualisme kompetisi cepat diselesaikan. Federasi yang resmi adalah kita, maka mari kita semua duduk bersama menyelesaikan masalah ini," ungkap Djohar di Kantor PSSI, Jakarta, Senin (5/3).

Dualisme kompetisi antara Indonesian Premier League (IPL) dan Indonesia Super League (ISL), akhirnya memberikan dampak besar bagi tim nasional (timnas) Indonesia. Tragedi memalukan pun dicatatkan timnas U-23 plus senior, saat dilumat Bahrain, 0-10, dalam laga pemungkas kualifikasi Piala Dunia 2014 Zona Asia Grup E (29/2).

Dalam laga tersebut, PSSI memutuskan untuk tidak memasukkan pemain-pemain nasional yang ambil bagian di ISL. Keadaan tersebut, membuat skuad yang dipimpin Aji Santoso memiliki komposisi tim yang tidak maksimal. Dan akibatnya, Ferdinand Sinaga dkk mencatat rekor kekalahan terburuk sepanjang sejarah timnas.

Namun, PSSI menyangkal jika apa yang dilakukannya atas keinginan sendiri. PSSI menilai, keputusannya tersebut harus diambil untuk mematuhi apa yang diistruksikan FIFA.

Tapi, kondisi ini sendiri menjadi janggal, karena di laga lain antara timnas Malaysia kontra Filipina, Harimau Malaya, julukan Malaysia, memainkan Safee Salli yang berstatus pemain Pelita Jaya Kawarang. Pelita sendiri ikut ISL

"Kami sudah sampaikan jika tidak ada diskriminasi. Kemarin bukan keinginan PSSI, tapi FIFA melalui suratnya yang melarang kami. Mereka menyatakan, pemain ISL tertutup untuk membela timnas. Tapi kami sadar ini merugikan, oleh karena itu marilah kita bersatu," papar Djohar.

Tidak hanya mengomentari apa yang disampaikan Presiden SBY, Djohar pun berbicara soal rencana Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang ingin menyetop dana untuk PSSI jika diskriminasi masih berlanjut.

Mengenai rencana penghentian dana dari pemerintah, pria yang juga mantan staf ahli Menpora ini menegaskan jika hal itu jadi kerugian besar bagi sepak bola Indonesia.

"Terkait penghentian dana ini jadi kerugian bangsa kita. Bukan semata-semata kerugian PSSI kalau dana dihentikan. Marilah kita selesaikan keributan ini, jangan sampai ada sanksi," tutur Djohar.

"Jika diminta FIFA tidak ada kompetisi di luar kompetisi, silakan saja kompetisi dibuat dua grup. Tapi yang penting kontrolnya jelas. Misalnya, ISL silakan saja jalan. Tapi harus ada kontrol, sehingga FIFA tidak memberikan larangan apa pun kepada kita. Sehingga seluruh pemain timnas bisa berkumpul lagi seperti semua," tambah Djohar.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8797 seconds (0.1#10.140)