Kalah beruntun, Spurs kehilangan kendali

Senin, 12 Maret 2012 - 08:36 WIB
Kalah beruntun, Spurs...
Kalah beruntun, Spurs kehilangan kendali
A A A
Spurs kehilangan kendali

Sindonews.com - Juande Ramos kehilangan pekerjaannya ketika Tottenham Hotspur terakhir kali menderita tiga kekalahan beruntun di Liga Primer Inggris. Klub London Utara itu kembali menderita performa buruk serupa dan terancam gagal lolos otomatis ke Liga Champions musim depan.

Ramos bertanggung jawab terhadap start terburuk Tottenham sepanjang sejarah saat dibekuk Portsmouth (0-2), Hull City (0-1), dan Stoke City (1-2) pada periode September-Oktober 2008. Nakhoda berkebangsaan Spanyol itu akhirnya diberhentikan manajemen 25 Oktober karena hanya meraih dua angka di delapan pertandingan awal 2008/2009.

Waktu berjalan tiga musim, Spurs––julukan Tottenham––kini berpeluang mencatat posisi terbaik di Liga Primer dengan menantang duo Manchester pada persaingan juara. Pasukan Harry Redknapp mayoritas menghabiskan musim di peringkat 3 dan seakan tidak bakal terkejar para pesaing.

Namun, kenyamananTottenham sudah rusak. Hasil 0-1 dari Everton di Goodison Park, Sabtu (10/3), meneruskan keterpurukan 2-5 melawan Arsenal dan 1-3 versus Manchester United (MU). Grafik mengecewakan itu membuat perolehan angka mereka terhenti di level 53.

Tottenham hanya akan memimpin satu poin jika Arsenal mampu membekuk Newcastle United di Emirates, hari ini. Tidak seperti Ramos, jabatan Redknapp tidak digugat.Direktur Utama Tottenham Daniel Levy bahkan berencana menawarkan kontrak baru agar Redknapp menolak pinangan tim nasional Inggris.

Maklum saja, dialah sosok yang membawa Tottenham menjadi kekuatan baru di Liga Primer. Namun, tetap saja, performa tiga kekalahan berturut-turut telah menciptakan kekhawatiran dalam diri Redknapp. Dia tahu perjuangan kerasnya pada awal musim terancam sia-sia kalau Spurs tidak segera bangkit. Repotnya, jadwal menantang masih menunggu Tottenham.

Mereka bakal meladeni Stoke City pekan depan,sebelum menyambangi markas Chelsea pada Sabtu (24/3). Kalender berat tersebut tidak pelak mengancam status Ledley King dkk pada rivalitas dengan Arsenal,dan juga Chelsea yang mengoleksi 49 nilai. Tidak mustahil Tottenham justru balik yang mengejar The Gunners––julukan Arsenal––saat kompetisi memasuki periode krusial di bulan April.

”Posisi kami masih lebih baik ketimbang tim lain.Kami hanya harus terus percaya mampu merebut peringkat 3,” ungkap Redknapp,dikutip Sky Sports.

”Dari tiga hasil negatif yang diderita,kami semestinya tidak tumbang melawan MU dan Everton. Sayang,kami membuang peluang di dua laga itu.” Lemahnya penyelesaian akhir Tottenham memang terlihat di Goodison Park. Jermain Defoe berkali-kali menyia-nyiakan kesempatan.Emmanuel Adebayor tidak efektif justru ketika diduetkan dengan striker lain.

Luka Modric dan Rafael van der Vaart juga kesulitan menembus pertahanan tuan rumah.Sementara Gareth Bale,yang dipasang Redknapp di sisi kanan,sama saja. ”Pilihan saya terbatas di pos itu.Saya kira semestinya Bale tetap bersinar meski mengisi posisi berbeda.Dia pemain spesial,” ujar Redknapp.

Kredit berlanjutnya nestapa Spurspun patut ditujukan pada Everton.Klub Merseyside ini menunjukkan karakternya sebagai tim yang pantang menyerah. Hasilnya adalah gol tunggal Nikica Jelavic. Kemenangan ini menjadi awal indah bagi Arsitek David Moyes,yang genap menangani klub selama satu dekade pada Rabu (14/3).Moyes mencatat prestasi terbaik menduduki peringkat 4 2004/2005.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0479 seconds (0.1#10.140)